27 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Bentuk Panggilan Hati, Sudah Makamkan 25 Jenazah Pasien Covid-19

Lebih Dekat dengan Aipda A Endar Bayu Cahyono, Bhabinkamtibmas Kelurahan Sendangguwo

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Nama Aipda A Endar Bayu Cahyono cukup dikenal di Kelurahan Sendangguwo. Pria yang menjadi Bhabinkamtibmas Kelurahan Sendangguwo ini terkenal karena keberaniannya ikut memakamkan jenazah pasien Covid-19. Padahal tugasnya hanya memantau proses pemakaman.

Pandangan A Endar Bayu Cahyono menerawang ke awan ketika koran ini bertanya alasan bapak satu anak ini ikut memakamkan jenazah pasien Covid-19 sejak awal pandemi lalu. Padahal banyak orang yang enggan berurusan atau mendekati jenazah yang meninggal akibat virus asal Wuhan, Tiongkok ini. “Sebenarnya simpel, Mas, panggilan hati saja. Apa yang saya lakukan juga sebagai bentuk bantuan kepada almarhum yang sudah meninggal,” katanya lirih.

Bayu –sapaan akrabnya–menjelaskan, awal mula pandemi ada jenazah yang hendak dimakamkan di salah satu tempat pemakaman umum (TPU) yang ada di Kelurahan Sendangguwo. Saat ambulans tiba, peti jenazah tidak ada satupun warga yang berani mendekat untuk memasukannya ke dalam liang lahat.

“Saat itu awal pandemi, warga masih takut. Alat pelindung diri (APD) ada, tapi nggak ada yang berani. Di sini saya berinisiatif untuk menguburkannya, sampai akhirnya dibantu warga yang merasa iba,”kenangnya.

Bayu mengaku, sempat menganalogikan jenazah yang tiba dari luar kota ini adalah salah satu keluarga atau orang terkasih yang meninggal. Hal tersebut ternyata membuat warga trenyuh hingga akhirnya mau menurunkan peti jenazah dan memasukkan ke liang lahat.

“Sebagai Bhabinkamtibmas, saya harus memberi contoh yang baik ke warga, memang harus ada tindakan yang datangnya dari hati nurani,” bebernya.
Untuk mengantisipasi adanya penolakan jenazah, Bayu pun berinisatif untuk menemui pengurus makam yang ada di Sendangguwo. Tercatat, ada 11 TPU yang merupakan makam desa, dan satu TPU milik Pemkot Semarang.

Ia tidak melakukannya sendiri. Banyak relawan misalnya dari Bankom Polrestabes Semarang yang juga memberikan bantuan dan berjuang bersama melakukan kegiatan yang bersifat kemanusiaannya selama pandemi ini.

“Di sini saya coba sinkronkan, siapapun yang meninggal atau warga manapun yang ingin dimakamkan di sini harus diterima sebagai bentuk penghargaan kepada almarhum. Saya bersyukur warga bisa menerima,” ucapnya bangga.

Selama masa pandemi, dia telah menguburkan 25 jenazah pasien Covid-19 di wilayah kerjanya. Perasaan waswas dan khawatir tertular tentunya ada, dan hal ini tidak dipungkiri oleh pria kelahiran Kabupaten Semarang, 23 Maret 1980 ini. Intinya, tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) dipastikan terhindar dari virus ini.
“Tentu khawatir pasti ada, Mas. Ada anak dan istri di rumah. Tapi ini panggilan jiwa, jadi saya lakukan. Edukasi penerapan protokol kesehatan pun saya lakukan kepada masyarakat, akhirnya warga sadar, dan mau ikut memakamkan,” bebernya.

Dia mengatakan, selama membantu proses pemakaman protokol kesehatan diterapkan dengan baik. Mulai dari memakai alat perlindungan diri lengkap, lalu membersihkan diri usai bertugas. Tak jarang ia membawa baju ganti usai memakamkan jenazah pasien Covid-19.

“Ya, bawa baju ganti juga, sterilisasi badan. Intinya sampai rumah sudah bersih dulu. Istri pun sempat takut, tapi saya yakinkan dan akhirnya mendukung,” kata pria yang tinggal di Perumahan Griya Karya Adiguna, Jalan Nangka 7 RT 7 RW 10 Tompo Gunung, Kalongan, Ungaran Timur ini.

Pada Desember lalu, Bayu mengaku selama tiga hari memakamkan tiga jenazah pasien Covid-19. Sebagai abdi negara, stand by selama 24 jam menjadi hukum yang wajib dilakukan. Pasalnya, jenazah pasien Covid-19 bisa datang kapan saja.

“Pernah baru selesai mengubur jam 05.00 pagi, saya pulang bersih-bersih lalu tidur. Dua jam kemudian ditelepon lagi ada jenazah datang harus segera dimakamkan,”ujarnya sambil tersenyum.
Berkat dedikasinya yang tinggi untuk masyarakat, Bayu menjadi ikon Bhabinkamtibmas Candi Polrestabes Semarang dengan nominasi polisi dedikasi. Namun itupun tidak membuatnya besar kepala atau berbangga hati. “Ya, karena memang panggilan, Mas, bukan karena ingin mengejar prestasi,”katanya.

Masa pandemi yang belum berakhir, dia berharap masyarakat Sendangguwo dan Kota Semarang pada umumnya untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. “Saya pribadi bersama pihak terkait selalu menyosialisasikan protokol kesehatan kepada masyarakat. Misalnya, dengan patroli dan lainnya, jangan sampai disepelekan,” tegasnya.

Namun pengabdian Bayu sebagai Bhabinkamtibmas Sendangguwo harus berakhir mulai Selasa (5/1/2021) kemarin. Bayu mendapat promosi kenaikan pangkat dari Bripka menjadi Aipda. Ia pun harus pindah tempat berdinas. “Ya, kuncinya dinikmatin dan ikhlas. Senin (4/1/2021) malam saja, saya masih sempat ngubur jenazah. Hari ini (kemarin, Red) saya pindah tugas, Mas. mohon doa restunya,” katanya. (den/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya