RADARSEMARANG.COM – Calon Wali Kota Semarang petahana Hendrar Prihadi sempat dinyatakan positif Covid-19. Kabar tersebut tentu mengagetkan. Pasalnya, pria yang akrab disapa Hendi itu terpapar Covid-19 di tengah menjalani kampanye Pilwalkot Semarang. Kini, Hendi telah dinyatakan sembuh.
Kesibukannya yang padat, akhirnya pria kelahiran Semarang, 30 Maret 1971 ini harus menyerah karena terpapar Covid-19. Di sela masa kampanye itu pula, Hendi sempat merasakan tidak enak badan. Namun karena etos kerjanya yang tinggi dan semangat menyapa masyarakat, hal tersebut ia kesampingkan.
“Saat itu saya demam sampai 38 derajat, juga sempat batuk juga. Sempat tes swab tiga kali, dinyatakan negatif di RSWN (RSUD KRMT Wongsonegoro, Red)” kata dia kepada RADARSEMARANG.COM saat ditemui di kediamannya Jalan Lempongsari, Senin (16/9).
Hendi menceritakan, sebelum dinyatakan positif sempat dirawat di RSUD KRMT Wongsonegoro. Ia dirawat sejak 22 Oktober lalu. Hendi dinyatakan positif Covid-19 setelah dilakukan swab keempat yang dilakukan tim dokter pada 1 November lalu.
“Kalau orang yang pernah positif bilang, buat makan nggak enak, indra penciuman juga hilang. Tapi saya cenderung ke demam tinggi dan panas,” tuturnya.
Untuk penyembuhan, Hendi dirujuk ke RSUP dr Kariadi. Proses penyembuhan tersebut menjadi pengalaman dan pelajaran berharga dalam hidupnya, terutama dari sisi spiritual. Proses penyembuhannya pun belangsung cepat, dengan metode penyuntikan terapi plasma ditambah semangat untuk sembuh dan kembali melayani masyarakat.
Menurut informasi yang dihimpun, terapi plasma darah atau Convalescent plasma, begitu nama terapi tersebut, dilakukan dengan cara memasukkan plasma darah penuh antibodi milik pasien yang telah sembuh ke tubuh penderita Covid-19. Situs resmi FDA menyebutkan terapi ini bisa dilakukan sebagai opsi penyembuhan Covid-19, mengingat tingkat keberhasilan yang cukup tinggi di Tiongkok, dan mulai dilakukan di Indonesia,
“Terapinya beberapa kali suntikan, Alhamdulillah bisa sehat dan njenggelek, tadinya padahal lemes. Tentu kejadian yang menimpa saya karena terkena Covid-19 ini pengalaman yang luar biasa terutama spiritual,”ujarnya.
Setelah lima hari menjalani perawatan, Hendi dinyatakan negatif Covid-19 pada Jumat (6/11) lalu. Namun ia tidak diperbolehkan pulang karena ia menjalani masa terapi pemulihan di rumah sakit. Saat itu pula, ia mengenang harus dipasangi beberapa alat di dada, sehingga susah untuk memakai baju. “Ya, di sana hanya tiduran, pakai baju susah, di dada dipasangi alat. Paling ya kalau ada WhatsApp saya bales, total sepuluh hari saya di Kariadi,” bebernya.
Menurut Hendi, tenaga medis di RSUP dr Kariadi sangat jeli dalam memberikan obat-obatan kepadanya. Ia pun sangat berterimakasih kepada tim medis RSUP dr Kariadi yang telah membantu pengobatan hingga dinyatakan sembuh. Beberapa kali, ia harus menjalani rontgen untuk memastikan paru-parunya sudah bersih virus Covid-19.
“Ya, manut dan pasrah aja dikasih obat, teknologi, dan pengalaman dokter di Kariadi ini sangat mumpuni, mungkin karena mereka down to earth ya, tidak mau diekspos,”ucapnya.
Dari pengalaman ini, Hendi berpesan kepada masyarakat untuk tetap menerapkan 3M, yakni mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak. Karena Covid-19 memang ada, dan bisa menyerang siapa saja. Selain itu, jika mengalami gejala demam, batuk ataupun diare, dia meminta masyarakat untuk beristirahat sementara waktu setidaknya tujuh hari dan harus kontrol ke puskesmas maupun dokter.
“Atau melakukan swab agar tahu terindikasi Covid-19 atau tidak? Covid-19 ini bisa disembukan, syaratnya penangannya tidak telat. Kasus pasien yang meninggal, biasanya sudah parah, dan bergejala sesak nafas,” tuturnya.
Mulai Senin (16/11) kemarin, Hendi mengaku sudah melakukan kampanye, namun secara virtual. Rencananya, kampanye virtual akan dilakukan sepekan ke depan melalui zoom menggunakan layar besar. Dalam satu kali pertemuan, akan ada empat titik RW yang dapat berinteraksi dengan calon wali kota Semarang.
“Selasa (17/11) besok (hari ini, Red), akan ada dua kampanye virtual untuk Pedurungan, Gayamsari, Genuk, dan Semarang Timur. Rencana tiap hari seperti itu sampai badan ini cukup kuat,” katanya.
Ia menargetkan pekan depan ia akan kembali turun ke masyarakat alias come back dengan melakukan pertemuan terbatas untuk bertemu warga mulai pekan depan. Tentu, protokol kesehatan akan diterapkan secara ketat. “Untuk penajaman visi misi saya juga siap, Insya’ Allah saya akan datang,” ujarnya. (den/aro)