RADARSEMARANG.COM – Seorang laki-laki berseragam polisi tampak begitu riang menghibur para anak-anak pengungsi Gunung Merapi di Banyurojo, Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Dengan atribut badut mulai dari rambut warna warni, hidung merah badut, dan kacamata, ia memberikan hiburan edukatif mulai bernyanyi, menggambar, sampai berhitung sembari menghadirkan tawa.
Laki-laki tersebut adalah Aipda Donny Sugiarto, anggota Bhabinkamtibmas Polsek Mertoyudan. Ia rela menjadi badut karena merasa iba ketika melihat ekspresi anak-anak lereng Gunung Merapi yang sedih setelah tiba di lokasi pengungsian. Melihat hal itu, Donny pun langsung berinisiatif membeli peralatan badut dari kantong pribadinya karena sejak lama sudah memiliki kepedulian pada dunia anak.
“Saya langsung berpikir untuk bisa menghibur mereka, karena pada dasarnya anak-anak tidak boleh kehilangan kegembiraan walaupun di lokasi pengungsian,” ujarnya, Kamis (12/11). Setelah meminta izin dari pimpinan, Donny segera berinteraksi dengan anak-anak di pengungsian, khususnya di lokasi pengungsian Deyangan dan Banyurojo yang berada di Kecamatan Mertoyudan.
Donny sengaja memilih menjadi karakter badut karena oleh anak-anak dianggap lucu dan lebih mudah untuk menghadirkan tawa. Hal yang dilakukan Donny itu pun berhasil membuat anak-anak pengungsian menjadi ceria serta cepat akrab dengannya. Bahkan mereka justru sering memintanya untuk datang ke lokasi pengungsian sambil memberikan permainan edukatif.
“Biasanya saya selalu berkeliling ke beberapa lokasi pengungsian di Kecamatan Mertoyudan. Anak-anak malah jadi ketagihan dan sering menanyakan kapan pak Donny ke sini lagi.”
Ia menuturkan, dalam mengajak anak bermain dibutuhkan kesabaran dan keuletan. Karena karakter anak-anak yang berbeda-beda dan masih pada masa pertumbuhan.
Untuk menghibur anak-anak pengungsian, Donny pun harus bekerja ekstra. Apalagi ia masih mempunyai tanggung jawab sebagai Bhabinkamtibmas Polsek Mertoyudan, sehingga harus jeli dalam membagi waktu. Biasanya ia menghibur anak-anak pengungsian di pagi hari sebelum bekerja ataupun sore hari selepas dinas. “Saya biasanya ajak anak-anak main di pagi hari ataupun sore hari pas pikiran mereka masih fresh,” jelas Donny.
Donny pun sering pulang malam karena selepas bekerja harus ke lokasi pengungsian untuk menghibur anak-anak. Kendati begitu, ia justru merasa senang karena hadirnya bisa bermanfaat. Keluarganya pun juga mendukung dan memahami apa yang ia lakukan tersebut. “Saya bilang ke istri apa yang saya lakukan di lokasi pengungsian diniati ibadah supaya juga merasakan apa yang para pengungsi rasakan,” kata bapak tiga anak ini.
Sementara itu, orang tua anak di pengungsian Banyurojo melihat sosok badut Donny sangat menghibur dan mengurangi kesedihan dari anaknya. “Adanya polisi badut tersebut menghibur anak-anak, apalagi pas awal di pengungsian anak saya rewel. Tapi berkat hiburan tersebut jadi tidak terlalu rewel lagi,” ungkap Rubiyati.
Rubiyati juga mengatakan, tidak hanya anak-anak saja yang terhibur, orang dewasa dan lansia pun juga ikut terhibur karena aksi dari Donny dengan peralatan badutnya yang kerap menghadirkan tawa. Menurutnya apa yang dilakukan oleh Donny tersebut sedikit menghilangkan kesedihan mereka selama di lokasi pengungsian. (cr2/ton)