28 C
Semarang
Tuesday, 14 October 2025

Buat Film dengan Biaya Patungan, Tiga Karyanya Juara Nasional

Lebih Dekat dengan Komunitas Film Pendek NEXT Project Salatiga

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Enam mahasiawa IAIN Salatiga sukses membuat film pendek. Mereka tergabung dalam komunitas film Next Project. Bahkan, tiga dari delapan film yang dibuat telah meraih penghargaan tingkat nasional.

Enam mahasiswa IAIN Salatiga itu adalah Adityo Hermawan, Ibnu Mubarak, Muhammad Iqbal, Iqbal Sihab, Adbid Azka dan Nur Rohim. Mereka sama-sama mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah. Mahasiswa kreatif ini tergabung dalam grup film Next Project.

Salah satu penggagas terbentuknya komunitas film ini adalah Adityo Hermawan. Awalnya, Adityo sering mengikuti screening dan workshop perfilman di Semarang, Solo dan Jogjakarta. Berbekal pengetahuan soal film itu, pria kelahiran Magelang ini lantas mengajak lima teman kuliahnya untuk membentuk komunitas film pendek bernama NEXT Project.

Ibnu Mubarak, anggota komunitas film ini menjelaskan, NEXT Project dibentuk sebagai komunitas positif untuk pengembangan diri, khususnya dalam pembuatan film.

“NEXT Project ini bisa menjadi bekal kami untuk mengembangkan keterampilan maupun menyalurkan ekspresi seni, khususnya dalam pembuatan film. Jadi, NEXT Project ini sangat berperan dalam pengembangan diri kelak,” kata Ibnu Mubarak kepada RADARSEMARANG.COM.

Adityo Hermawan menambahkan, komunitas film ini terbentuk pada 2015. Motto dari NEXT Project adalah terus berkarya secara konsisten dan persisten. “Maksudnya adalah gigih dan tahan banting,” jelasnya.

Menurut dia, dua tahun pertama berdiri, komunitas ini masih melakukan kegiatan ringan, seperti mengikuti screening dan membuat film seadanya dengan modal nekat. Baru pada 2017, ia dan kelima temannya mulai serius menekuni dunia perfilman.

“Saat itu, kami masih membuat film pendek yang ringan-ringan saja, belum terlalu serius,” kata pria yang akrab disapa Daku Aditya ini.

Dikatakan, film pertama yang dibuat kala itu berjudul Nrimo. Film pendek ini disutradarai sendiri oleh Daku Aditya. Film pertama yang diproduksi NEXT Project ini menghabiskan budget Rp 500 ribu. “Biaya itu berasal dari patungan semua anggota grup,” akunya.

Ia menjelaskan, film berjudul Nrimo itu dikerjakan selama seminggu. Menurut Daku Aditya, pengerjaan film itu termasuk lama. Setelah film pertama itu, pengerjaan film-film selanjutnya paling lama dua sampai tiga hari. “Pengerjaannya lebih lama karena ada perubahan lokasi syuting,” katanya.

Dalam pembuatan film, lanjut dia, peralatan dan perlengkapan syuting yang dipakai menggunakan milik pribadi anggota. Ada juga yang menyewa. “Kami dalam setiap membuat film seefektif mungkin, karena untuk meminimalkan biaya produksi. Sejauh ini, selain dari biaya pribadi, sudah ada sponsor yang masuk,” ujarnya.

Setiap membuat film, mereka hanya mengandalkan teman untuk berakting. Baru pada saat pembuatan film berjudul Kelangan Senter, benar- benar melakukan casting calon pemain film (talent) secara profesional. “Film diproduksi selama tiga hari, dengan menelan biaya Rp 1,5 juta,” katanya.

Saat ini, NEXT Project belum memiliki kantor. Setiap kegiatan produksi dan koordinasi, biasanya dilakukan di rumah Adtya di Mangunsari, Salatiga. Di komunitas ini, setiap anggota memiliki peran masing-masing. Daku Aditya menjadi produser, Ibnu sebagai art director, Iqbal Sihab sebagai kameramen, Abid sebagai marketing, Muhamad Iqbal sebagai sound desainer, serta Rohim sebagai editor co talent.

Meski semua anggota komunitas ini masih berstatus mahasiswa, namun karya film pendek mereka sudah diakui di tingkat nasional. Bahkan, dari delapan film yang diproduksi, tiga di antaranya pernah mendapatkan penghargaan tingkat nasional. Yakni, film berjudul Serasa Semanusia (2019) meraih Juara 2 PIONIR IX UIN Malang 2019, dan film Kelangan Senter (2019) menjadi nominasi film terbaik dan skenario terbaik Panasonic Young Filmmaker 2019, serta Official Selection Festival Sinema Psikologi 2020 dan Official Selection Lift-Off Session 2020. Satunya lagi film berjudul Ngitung Dina (2020) yang mendapat penghargaan di ajang Official Selection Begadang Filmmaking Competition 2020.

Lima film pendek lainnya yang dibuat komunitas ini berjudul Nrimo (2017), Selaksa (2018), Titik Nadir (2019), Woro Woro (2020) dan Psychoronoid (2020). “Selain mendapatkan tiga penghargaan, film Kelangan Senter juga pernah screening di Surabaya, dalam Festival Film Psikologi,” imbuh pria kelahiran 1993 ini.

Pencapaian itu tidak luput dari sejumlah kendala. Salah satu kendala yang kerap terjadi adalah soal biaya produksi. Namun hal itu tidak mematahkan semangat mereka untuk tetap berkarya dengan segala keterbatasannya.

Saat ini, anggota Next Project sudah 18 orang. Salah satunya Azis Asyaqir, 24, yang saat ini menjadi editor di NEXT Project, juga menjadi sutradara film Serasa Semanusia yang meraih juara II dalam acara PIONIR IX UIN Malang 2019.

Ditambahkan, kegiatan yang dilakukan oleh NEXT Project sekarang fokus dalam pembuatan film baru. “ Harapan saya, NEXT Project konsisten berkarya menghadirkan film dengan mengusung nilai lokalitas , yang mampu menembus lapisan masyarakat, “ harapnya. (mg11/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya