27 C
Semarang
Saturday, 12 April 2025

Manfaatkan Ban Bekas, Dijual Keliling Naik Sepeda

Mbah Waryono, Usia 98 Tahun Masih Semangat Membuat Pegangan Knalpot

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Usia senja tidak menyurutkan semangat Mbah Waryono untuk terus bekerja. Sehari –hari kakek 98 tahun ini membuat komponen knalpot dengan alat sederhana. Ia juga masih kuat mengayuh sepeda sampai ratusan kilometer.

Di bengkel kecilnya, di Jalan Palir Lestari RT 04 RW 09, Podorejo, Ngaliyan, Semarang, sehari-hari Mbah Waryono bekerja membuat pegangan knalpot dari ban bekas. Ia bekerja dengan alat sederhana. Ada sabit dan palu. Tangan tuanya masih terlihat kokoh memipihkan ban bekas. Ia melubangi ban tersebut dengan alat seperti paku. Dalam sehari, ia bisa membuat 200 buah pegangan knalpot yang dijual seharga Rp 2.000 per buah.

“Jualnya kelilingan, saya pasarkan sendiri. Kalau laku semua bisa dapat uang Rp 400 ribu,” katanya saat ditemui RADARSEMARANG.COM.

Selepas subuh, kaki tuanya mengayuh sepeda dari Palir ke Banjir Kanal Timur, Kaligawe, Pasar Genuk, Sayung, Alastua hingga Penggaron. Di hari lain, ia juga menawarkan dagangannya ke Srondol Banyumanik, bahkan sampai Babadan, Ungaran.

“Kalau pas mboten kuat nanjak, ya sepeda saya tuntun. Kalau capek ya leren, Mas. Biasanya sampai rumah hampir magrib,” ceritanya.

Pekerjaan itu dijalani setiap hari sejak lebih dari sembilan tahun lalu. Sebelum produksi komponen knalpot, dia sempat bekerja di pabrik timbangan di daerah Poncol, Semarang Utara. Kemudian keluar, dan menjadi tukang becak.

“Sampai rumah leren, mandi pakai air hangat dikasih garam biar badan enteng. Malamnya nggak tidur, kadang membengkokkan besi atau mukuli ban,” tambahnya.

Namun semangat kerja yang tinggi ini harus Mbah Waryono hentikan sementara. Seminggu terakhir, ia gantung palu. Sebab, kakek yang hidup sendiri ini baru saja tertabrak motor di kawasan Krapyak, Semarang Barat. Kecelakaan ini membuat bahu kanannya retak.

“Sudah seminggu tidak kerja. Alat-alat sudah saya kasihkan ke teman saya untuk meneruskan produksi. Sekarang penghasilan tinggal dari pelanggan-pelanggan yang belum setor, saya tagihi,” ucapnya.

Ketua RW 9 Kelurahan Podorejo Slamianto menjelaskan, jika awalnya warga ingin mengantar Waryono pulang ke rumah anaknya di Pemalang. “Sepedanya sudah dibawa anaknya ke Pemalang, karena anaknya nggak tega. Penginnya Mbah Waryono tinggal di sana, tapi si mbah ndak mau,” tuturnya.

Karena merasa iba, dan kebetulan Wali Kota Samarang Hendrar Prihadi belum lama ini berkunjung ke Podorejo, akhirnya warga memberanikan diri melapor agar warganya mendapat perhatian dari pemerintah. “Ada warga yang cerita ke Pak Hendi, Alhamdulillah Pak Hendi pas selo berkunjung ke sini,” katanya.

Wali Kota Semarang Hendrar Pihadi yang datang ditemani Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman mengaku, jika ada warga Podorejo yang menceritakan kisah Mbah Waryono, ia pun merasa iba dan bersimpati. Ternyata Mbah Waryono pantang menyerah dalam bekerja. Hal ini patut dicontoh oleh generasi muda sekarang.

“Sekelas beliau yang sudah sepuh tapi semangatnya luar biasa. Harus jadi pelajaran untuk tidak kenal menyerah seperti Mbah Waryono,” ucapnya.

Hendi –sapaan akrab wlai kota—pun memberikan bantuan berupa paket sembako dan sejumlah uang kepada kakek ini. Kepada Mbah Waryono, Hendi berpesan agar tetap semangat. “Istrinya mana mbah? Di sini tinggal sendiri? Ini ada bantuan dari saya, biar bisa ngenteng-ngentengke beban njenengan,” kata Hendi kepada Mbah Waryono.

Waryono mengaku kalau istrinya sudah meninggal lebih dulu. Sementara anak-anaknya tinggal di Pemalang. “Saya ngga mau pulang ke Pemalang, karena nggak pengin nyusahke anak,” tuturnya.

Setelah melihat kondisi Mbah Waryono, Hendi justru merasa simpati, karena beliau merupakan sosok yang tidak pantang menyerah meskipun usianya telah renta. “Ini bisa jadi pelajaran buat kita agar tidak menyerah meski usia renta seperti Mbah Waryono ini,” katanya.

Hal senada disampaikan Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman. Menurut Pilus –sapaan akrabnya– kisah hidup Mbah Waryono bisa menjadi panutan, contoh, dan penyemangat untuk bisa bekerja dan berkarya. “Melihat beliau, kita harus tetap semangat dan lebih bisa semangat dari mbah yang sudah sepuh,” ujarnya. (den/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya