26 C
Semarang
Saturday, 19 April 2025

Rombak Manajemen, Posisikan Karyawan sebagai Aset

Walid, Ketua Dekopinwil Jateng Ingin Ubah Imej Koperasi Jadi Ladang Seksi

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Kecintaannya kepada dunia koperasi membawanya sampai posisi saat ini. Walid, yang dipercaya memimpin Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Jateng ingin membuat imej koperasi menjadi ladang seksi.

Walid, nama yang cukup singkat dan mudah diingat. Nama tersebut kini juga terpampang di bagan organisasi Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Jateng. Walid baru saja terpilih memimpin organisasi tertinggi koperasi di Jateng melalui Musyawarah Wilayah (Muswil) Dekopin Jateng.

Di dunia perkoperasian Kota Semarang dan Jateng, nama Walid memang sudah tidak asing lagi. Semua kiprahnya di dunia perkoperasian berawal dari sebuah revolusi kecil saat dirinya dipilih menjadi pengawas Koperasi Handayani milik Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Ketika ditemui di kantornya, Walid menceritakan awal mula ia terjun di dunia koperasi. Dimulai pada 2009, Walid dipilih oleh anggota Koperasi Handayani Unnes untuk menjadi pengawas. Selama satu periode, yakni empat tahun. Karena mendapatkan amanah, ia pun berusaha semaksimal mungkin menjalankannya. Apalagi notabene dunia koperasi saat itu merupakan hal yang baru dalam hidupnya. “Saya banyak belajar soal koperasi, dan itu baru bagi saya. Karena baru, saya banyak belajar dengan senior,” kata Walid kepada RADARSEMARANG.COM, kemarin.

Ia banyak menimba ilmu tentang bagaimana menjalankan tugasnya menjadi pengawas dengan seniornya di Koperasi Handayani. Bagaimana menjadi pengawas yang baik, melakukan kontrol, supaya bisa sejalan sesuai dengan regulasi. Karena dinilai memiliki kinerja baik, empat tahun setelahnya ia diangkat menjadi Ketua Pengurus Koperasi Handayani periode 2012 sampai 2015. Tepatnya saat Rapat Akhir Tahun (RAT). Enggan jumawa, ia pun tetap konsisten belajar banyak dari para senior-seniornya.

Ia juga memutuskan untuk memerdalam ilmunya dengan mengambil studi S3 di UGM Jurusan Matematika. Praktis, Walid harus bisa membagi waktu menjadi Ketua Pengurus Koperasi Handayani, menjadi dosen, sekaligus menjadi mahasiswa program doktor UGM. Hampir setiap hari ia bolak-balik kampus dan kantor koperasi. Ia mengakui jika pada saat awal menjadi ketua, memang terasa berat. Sebab, waktu itu imej koperasi belum berubah. Kala itu, koperasi baginya, belum menjadi ladang yang seksi untuk ekonomi. Misalnya, banyak karyawan Koperasi Handayani Unnes yang datang seenaknya, dan gaji yang terbilang kecil. “Nah ternyata dari awal manajemennya memang sudah salah. Itu yang membuat Koperasi Handayani Unnes dulu tidak bisa maju,” kata pria kelahiran Brebes, 19 Agustus 1974 ini.

Karena itu, ia berusaha untuk membenahi internal badan usaha milik Unnes tersebut. Langkah awal yakni dengan merombak manajemen Koperasi Handayani. Antara lain dengan cara memposisikan karyawan sebagai aset koperasi. Ia berpikiran jika memperlakukan karyawan sebagai aset, akan ada nilai tambah di internal koperasi itu sendiri.

Pertama, karyawan harus masuk tepat waktu. Pukul 08.00 adalah waktu paling lambat karyawan datang. “Kemudian juga wajib doa bersama. Saya sebagai ketua datang lebih awal. Mimpin doa harus bergantian. Kita benar-benar benahi, dari toko retailnya biar tidak gelap seperti kuburan. Harus wajib fingerprint ketika datang dan pulang,” jelasnya.

Kemudian, indikator progres kerja setiap hari wajib dilaporkan. Bahkan ia tak segan memberikan penghargaan kepada karyawan yang teladan. Dari hal kecil, misalnya ada uang makan karyawan yang sebelumnya memang tidak ada. “Termasuk menanamkan kerja harus jujur, semboyan kerja cerdas, kerja ikhlas, kerja keras, kerja mawas, dan kerja waras,” katanya.

Strategi manajemen yang ia terapkan tersebut ternyata berhasil. Aset Koperasi Handayani yang kala itu ia pimpin pun bertambah. “Alhamdulillah karyawan juga tambah sejahtera. Yang tadinya gaji hanya Rp 600 ribu menjadi Rp 2 juta. Minimal jadi UMR dengan catatan kinerjanya harus bagus dan fokus,” imbuhnya.

Sampai puncaknya, Koperasi Handayani memiliki aset yakni bengkel AHASS. Berlokasi di Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati. Bahkan kala ia memimpin, Koperasi Handayani masuk dalam 10 besar mitra AHASS terbaik se-Indonesia. Juga satu-satunya koperasi di Indonesia yang memiliki unit bisnis bengkel AHASS. Karena banyak prestasi, pada 2015 tepat pada peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi penghargaan kepada Koperasi Handayani sebagai koperasi teladan nasional.

“Saya berangkat ke sana mewakili Koperasi Handayani. Ini bagi saya prestasi yang luar biasa dan tidak main-main,” tuturnya.

Karena sederet prestasi itulah, kemudian ia didaulat menjadi Ketua Dekopinda Kota Semarang persis setelah pemberian penghargaan oleh Joko Widodo. Ia menjabat sebagai Ketua Dekopinda Kota Semarang selama lima tahun, mulai 2015 sampai 2020. “Berbagai jabatan itu, tentu sebuah pengabdian. Digeluti, menikmati penuh tanggung jawab. Menjalin silaturahmi dengan dinas-dinas. Yang dulu belum dikenal, mereka mulai melirik koperasi,” tuturnya.

Saat menjadi Ketua Dekopinda Kota Semarang, Walid juga sering menorehkan prestasi. Salah satunya pada 2017 berhasil memberangkatkan rombongan Dekopinda Kota Semarang studi banding di Singapura. Ia juga mengubah wajah kantornya menjadi lebih tertata. Walaupun dahulu, ia dianggap tidak mampu. Sebab, tidak ada dana yang besar untuk merombak gedung koperasi.

“Akhirnya prestasi ini terdengar hingga tingkat nasional. Banyak dari Dekopinda luar kota, seperti Kuningan, Jawa Barat, Sulawesi, Pulau Binton, Sumatera, dan Kalimantan studi banding ke kami. Hampir setiap minggu ada kunjungan ke kantor kami,” ungkapnya.

Sampai di Musyawarah Nasional (Munas) 2019, gaung namanya terus naik. Dari 580 peserta, ia terpilih ke dalam 5 pimpinan sidang di munas. Terpilih menjadi Ketua Komisi Pengembangan Sumber Daya Manusia Dekopin RI.

“Para senior saya, Alhamdulillah banyak yang memberikan apresiasi secara tulus. Dekopinwil dipeganglah, biar makin maju. Katanya saya memiliki prestasi kinerja yang baik. Mereka akhirnya sampai pada puncaknya memilih saya menjadi Ketua Dekopinwil Jawa Tengah,” bebernya.

Dari awal karir hingga sekarang, Walid menyebutnya bagian dari sebuah perjuangan untuk membuat dunia koperasi selalu lebih baik. Bahkan Walid yang juga masih aktif sebagai ASN Dosen Unnes ini pun, sekarang 70 persen aktivitasnya berada di dunia koperasi. Meski begitu, tetap tidak melupakan tanggungjawabnya sebagai dosen Jurusan Matematika Unnes. “Kadang bimbingan mahasiswa saya ajak ke kantor koperasi. Mengajar saya tetap jalan. Tugas kuliah tetap bisa saya kerjakan,” katanya.

Bukan peranan yang mudah tentunya. Memimpin dewan koperasi dan mencerdaskan generasi penerus yang dilakukan secara bersamaan. Ia mengaku tetap menikmatinya. Kecintaan besar terhadap dunia koperasi ini juga mendorong dirinya untuk menularkan semangat berkoperasi. Ia tularkan ilmu koperasi kepada mahasiswa dan anak-anaknya. Seperti mata kuliah kewirausahaan, ia dekatkan dengan koperasi. Dengan harapan mahasiswa juga bisa mencintai koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia. “Saya berkeinginan, ilmu saya bisa berguna untuk kemaslahatan umat lewat koperasi. Yakni, ekonomi koperasi,” katanya. (ewb/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya