RADARSEMARANG.COM, Meski putri seorang pemulung, tak mengurangi semangat Nurpitasari untuk berprestasi. Terbukti, ia menjadi lulusan terbaik Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran. Mahasiswi D3 Keperawatan ini lulus dengan IPK 3,70.
MARIA NOVENA, Radar Semarang
MAHALNYA biaya pendidikan sekarang seolah memupuskan harapan bagi mereka yang tak mampu. Tak sedikit yang putus pendidikan lantaran tak memiliki biaya. Namun hal itu tak membuat Nurpitasari putus asa.
Putri pasangan Juman, 50, dan Tumiah, 43, ini tetap semangat meski berasal dari keluarga kurang mampu. Ayahnya tukang rosok sampah plastik alias pemulung. Sedangkan ibunya pembantu rumah tangga.
“Alhamdulillah, gak pernah nyangka bapak yang sebulan cuma dapet Rp 500 ribu, dan ibu yang kerjanya momong anak dibayar Rp 200 ribu, bisa membawa aku sampai lulus kuliah,” kata Nurpitasari sambil mengusap linangan air mata.
Pita –sapaan akrabnya– mengaku, kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan membuat ia harus berjuang. Ia tak ingin mendapat warisan serbakekurangan dalam hidupnya. Apalagi ia masih memiliki adik berusia 11 tahun.
Selama kuliah, Pita terbiasa hemat. Gadis 19 tahun ini harus berpikir 1000 kali jika ingin membeli sesuatu. Sebab, dia selalu memikirkan orang tua dan sang adik. Baginya, sudah bisa makan saja, sangat bersyukur. Jika teman-temannya sedang meributkan iPhone terbaru, berbeda dengan Pita. Ia sempat menjadi buruh pabrik untuk membantu orang tuanya. Namun tak bertahan lama. Tiga bulan saja. Pasalnya ia harus meluangkan banyak waktu untuk kuliah.
“Dapet kata ACC dari dosen tentang tugas atau pas skripsi yang saya cari sudah sangat senang. Belum sempat mikir style. Ingat dengan kemampuan ekonomi saya,” katanya sambil tersenyum.
Nurpitasari mengaku, bisa kuliah di UNW berkat beasiswa BBL atau Beasiswa Bina Lingkungan. Memang secara administrasi pembayaran kuliah Pita gratis. Namun tetap saja ia butuh uang jika ada tugas atau kegiatan. Meski demikian, Pita tidak pernah minta kepada orang tuanya.
“Saya bantu-bantu bapak ibu dosen. Nanti dikasih uang. Nah, uang itu buat bayar fotokopi atau buat print,”ujarnya.
Ayah Pita, Juman, tidak banyak berkata-kata. Ucapan Alhamdulillah yang terdengar ketika ditanya soal putrinya. “Rencana Allah memang indah. Akhirnya anak saya bisa selesai kuliah,”katanya penuh syukur.
Wisuda di kampus UNW dilakukan secara drive thru. Ada 486 lulusan yang diwisuda dari enam jurusan. Wisuda drive thru ini dilakukan setelah dilakukan voting mahasiswa. Wisudawan naik sepeda motor dan mobil. (*/aro)