RADARSEMARANG.COM, Bagi kaum hawa, tas tidak hanya menjadi tempat menyimpan barang. Namun saat ini tas telah bertranformasi sebagai fashion yang mendukung busana, penampilan, gaya hidup, bahkan gengsi.
Adennyar Wycaksono, Radar Semarang
DUNIA fashion terus berkembang, termasuk di Kota Semarang. Mulai dari busana, sepatu, sampai tas. Bahkan untuk kalangan tertentu, mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah untuk sebuah tas menjadi hal yang lumrah karena dianggap memiliki nilai prestisius yang tinggi.
Hal inilah yang membuat sekumpulan wanita di Ibu Kota Jateng ini membentuk komunitas yang mewadahi pecinta tas berharga mahal merek Donini. Namanya Donini Lover Semarang (DLS) yang menjadi wadah pecinta produk tas atas Bologna, Italia ini.
Komunitas ini terbentuk sejak 15 Desember 2019 lalu. Meski relatif masih baru berbagai kegiatan seperti meet up bulanan, fashion show, hingga baksos menjadi agenda rutin komunitas yang kerap menerima endorse produk dari Donini.
“Total anggota ada 12 member yang aktif, dulu awal terbentuknya dari kumpulan customer yang suka atau koleksi merek Donini, sampai akhirnya terbentuk DLS ini pada 2019 lalu,” kata Humas DLS, Desita Istiyani, kepada RADARSEMARANG.COM.
Desita menjelaskan, sebelumnya, para pecinta tas tersebut hanya bertemu di dunia maya. Pihak pabrikan lalu memfasilitasi pengguna tas Donini lewat Instagram yakni donini.societa. Singkat cerita, para pemilik tas selalu meng-upload penampilan sehari-sehari ketika menggunakan tas Donini, hingga akhirnya sesama pengguna di Semarang saling bertemu dan membuat komunitas.
“Sebulan sekali kita kopdar, di dalamnya ada arisan, baksos, bahkan event fashion show yang memperkenalkan produk dari Donini juga,” tuturnya.
Yang namanya cinta, uang pun tak jadi masalah. Ya, sebuah tas impor ini berharga mulai Rp 3 jutaan sampai Rp 7 jutaan. Belum lagi untuk edisi terbatas atau limited edition, harganya bisa dua kali lipat dari harga tas Donini pada umumnya. Nah dari situlah akhirnya muncul sebuah arisan, di mana arisan ini berhadiah tas.
“Misalnya kalau menang arisan nanti dibelikan tas tipe tertentu. Kalau ingin tas yang limited, pemenang arisan bisa nambahi pakai uang pribadi,” katanya.
Desita menerangkan, Donini punya kelebihan dengan tas merek lainnya, yakni terbuat dari kulit asli, dan memiliki garansi seumur hidup. Selain itu, belum ada produk bajakan dari tas ini, karena desainnya yang rumit dan kwalitas bagus, tentu saja eksklusif.
“Misalnya kalau resleting rusak, penggantiannya free. Atau kerusakan lainnya, warna pudar pun bisa kembali dicat oleh outlet Donini yang ada di Semarang, yakni di Paragon dan Mal Ciputra,” ujarnya.
Disamping arisan, dalam kegiatan kumpul-kumpul tersebut biasanya digunakan untuk ajang share informasi seputar tas Donini terbaru. Jadi, setiap anggota bisa update model apa saja yang baru keluar dari tas Donini dan bila berminat bisa langsung berburu tas tipe tertentu. Termasuk keluaran limited edition, biasanya produk ini hanya ada satu store Donini yang ada di setiap Kota.
“Biasanya yang langka ini jadi buruan, kemarin ada edisi 17 Agustus yang terbatas. Nah kita lomba untuk punya produk itu, bahkan harus hunting keluar kota pun dilakukan. Asyiknya lagi, misalnya salah satu anggota komunitas sudah ada yang bosan, bisa kita beli atau tuker-tukeran dengan koleksi kita,”papar wanita yang mengaku memiliki 40 produk tas dan dompet merek Donini ini.
Di komunitas ini, lanjut dia, setiap anggotanya punya nomor registrasi. Untuk menjadi anggota pun minimal harus memiliki tiga tas merek Donini. Kemudian melakukan registrasi lewat Instagram donini.lover dan donini.societa. “Anggotanya bukan hanya dari Semarang, tapi juga dari luar Semarang,”ucapnya.
Desita menjelaskan, dalam setiap kegiatan yang dilakukan, keluarga selalu dilibatkan. Selain untuk mempererat tali silaturahmi, juga memberikan kesempatan bagi keluarga mengetahui tentang aktivitas di dalam komunitas, apalagi mayoritas anggota DLS adalah para wanita yang sudah bekeluarga dan memiliki anak. “Kayak nambah saudara aja, dari komunitas ini juga bahkan ada yang menjadi rekan bisnis,” katanya. (*/aro)