RADARSEMARANG.COM, Semarang – Selain menghasilkan lulusan yang memiliki daya serap di industri cukup tinggi, SMK Negeri 7 Semarang juga berusaha untuk meningkatkan kualitas lulusannya. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan apa yang sering disebut oleh Dirjen Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto dengan istilah “pernikahan” Vokasi Industri.
Kepala SMK Negeri 7 Semarang Drs Samiran MT mengatakan, mitra Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja (IDUKA) yang telah melaksanakan MoU dengan sekolahnya berjumlah ratusan. Salah satunya, D-Tech Engineering Salatiga. Kerja sama yang dilaksanakan meliputi banyak hal. Mulai dari penyelarasan kurikulum, program guru tamu, kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL), dan perekrutan tenaga kerja.
“Penguatan kerja sama dengan D-Tech ini mengingat perusahaan ini didirikan dan dipimpin anak-anak muda dan sudah terbukti bisa bersaing di dunia internasional. Diharapkan dengan reputasinya berkarya dengan kelas dunia, akan menularkan kemampuannya kepada para siswa SMK Negeri 7 Semarang,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM.
Salah satu hal yang cukup membanggakan di SMKN 7 menyambut Hari Ulang Tahun ke-75 Republik Indonesia adalah peluncuran produk mesin Computer Numerically Control (CNC) yang diberi label SEMART atau Semangat Mandiri Teknologi.
“Mesin CNC ini dihasilkan melalui riset, para siswa SMK Negeri 7 Semarang terlibat langsung prosesnya sejak awal. Kelebihan mesin ini adalah teknologi kontrolnya dikembangkan sendiri beserta beberapa teknologi baru yang sedang dalam proses pengurusan paten,” paparnya.
Mesin CNC 3 Axis yang dihasilkan ini cukup memiliki performa tinggi dan telah melalui ujicoba kinerja dalam waktu lama tanpa mengalami kendala. Diharapkan dengan hadirnya mesin karya bersama industri dengan melibatkan siswa SMK secara langsung ini akan meningkatkan produk lokal yang dapat bersaing dan akan mendukung bangkitnya teknologi karya anak-anak muda Indonesia.
Dengan adanya program “pernikahan” Vokasi Industri ini, lanjut dia, manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh siswa, baik yang masih PKL maupun yang langsung melanjutkan sebagai karyawan di D-Tech. “Saya melihat anak-anak yang sudah mengikuti PKL di Dtech Engineering cukup pesat perkembangan soft skill-nya. Mereka jadi lebih percaya diri dan mampu menjelaskan dan mengatasi masalah dengan prosedur yang biasa dilakukan di industri besar,” kata Malik Nugroho, guru SMK Negeri 7 Semarang yang sebelumnya menjadi karyawan perusahaan Jepang ternama selama 7 tahun. (aro/bas)