30 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Tawarkan Buku Tamu Unik yang Bisa Dipajang di Dinding

Erlina Handari, Mantan Pegawai Bank Tekuni Lukisan Kain

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Di setiap pesta perkawinan, selalu terdapat buku tamu. Biasanya setelah selesai pesta, buku tamu ditumpuk begitu saja. Namun di tangan Erlina Handari, buku tamu dapat dijadikan kenangan sendiri. Buku tamu itu bisa dipajang di dinding kamar atau ruang tamu. Seperti apa?

NUR WAHIDI, Radar Semarang

Erlina Handari tinggal di JalanPayung Asri Selatan III No 18 Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. Saat koran ini mendatangi rumahnya, wanita yang akrab disapa Ade ini tengah sibuk melukis di selembar kain. Ia melakukannya di ruang kerjanya yang berukuran sekitar 4×6 meter persegi. Di tempat itu, juga dipajang sejumlah hasil karya lukisan kainnya. Namun bentuknya bukan lembaran kain. Tapi sudah disulap menjadi produk dompet, tas, serta baju dengan motif lukisan. Bahkan, saat ini Ade juga melukis masker kain. Namun di antara produknya yang menarik adalah inovasi buku tamu dari lukisan kain.

Ukuran buku tamu yang dibuat bervariasi. Mulai 60×80, 50×70, dan 120×100 sentimeter. Ukuran buku tamu itu disesuaikan dengan jumlah tamu yang diundang. Semakin banyak tamu yang diundang, maka semakin besar buku tamu yang dipesan.

Ade menjelaskan, buku tamu berupa lukisan lembaran kain itu dipajang di pintu masuk lokasi pesta pernikahan. Biasanya ia melukis pohon lengkap dengan rantingnya. Nah, nantinya setiap tamu membubuhkan nama di sela-sela ranting itu. Di atas nama itu juga dibubuhkan cap jempol warna hijau atau merah dari tamu undangan sebagai bentuk daun atau buah dari lukisan pohon tersebut.

 KREATIF: Erlina Handari menunjukkan lukisan kain karyanya. (kanan) Buku tamu dalam bentuk lukisan kain. (NUR WAHIDI/RADARSEMARANG.COM)

KREATIF: Erlina Handari menunjukkan lukisan kain karyanya. (kanan) Buku tamu dalam bentuk lukisan kain. (NUR WAHIDI/RADARSEMARANG.COM)

“Di lukisan juga ada gambar aliran sungai, rumah, bunga dan aneka pepohonan hijau lainnya. Kalau lukisan ini difigura lalu dipajang di dinding cantik sekali,” katanya.

Selain lukisan pohon, ada juga buku tamu berupa lukisan sepeda yang dinaiki dua mempelai. Sepeda itu tampak terbang dengan sejumlah balon dari cap jempol tamu. “Cap jempolnya warna-warni. Sehingga mirip balon,” ujarnya.

Untuk memesan buku tamu unik ini, Ade mematok harga mulai Rp 400 ribu hingga Rp 700 ribu.

Selain membuat buku tamu, Ade juga melukis baju dengan harga mulai Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu. Tapi kalau berbahan sutra ukuran 80×160 bisa mencapai Rp 850 ribu sampai Rp 1,25 juta. “Semakin sulit dan rumit lukisannya, serta semakin bagus bahannya serta ukurannya, harganya akan semakin mahal,” paparnya.

Untuk bahan melukisnya, Ade mengaku impor dari luar negeri, sehingga kualitasnya terjamin. “Lukisannya dijamin tidak luntur, meskipun sudah dicuci,” tandasnya.

Berbeda jika menggunakan cat akrilik, ketika dicuci tidak tahan lama dan akan kusam. “Bahan untuk melukis itu impor dari Ohio, New York,” ucapnya.

Diakui, selama ini yang beredar itu bukan lukisan kain, tetapi sablon. Sehingga tidak bisa disetrika. Kalau menggunakan cat kain, bisa disetrika tapi tidak boleh disikat. Juga bisa dicuci dengan mesin cuci.

Ade sendiri mengaku memiliki keahlian menggambar setelah belajar dari adiknya di Surabaya. “Saya dulu bekerja di salah satu bank swasta, kemudian pada 1998 keluar, lalu menekuni seni lukis kain ini,” katanya.

Semula ia hanya melukis tudung galon atau tudung saji dari kain. Kemudian merambah ke lukis kain untuk baju dan selendang. Karyanya itu sudah dipesan sejumlah pejabat Semarang, Jakarta, Medan dan Surabaya. Juga para pejabat BUMN.

Untuk melukis kain, Ade biasanya melakukannya di atas pukul 23.00. “Dalam sehari, saya bisa melukis kain dua atau tiga lembar. Tetapi kalau warna pink dan warna emas, lebih lama, sampai dua minggu,” akunya.(*/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya