30.4 C
Semarang
Saturday, 11 October 2025

Selalu Teringat Pesan Ayah, Jangan Tinggalkan Salat

Desi Gebrina Rezeki, Anak Tukang Cukur Lulus Akmil Magelang

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Desi Gebrina Rezeki, anak seorang tukang cukur. Namun ia mampu membuktikan diri menjadi taruni yang berprestasi. Desi lulus dari Akademi Militer (Akmil) Magelang dengan IPK 3,49.

AGUS HADIANTO, Magelang, Radar Semarang

WAJAH Desi Gebrina Rezeki tampak sumringah. Ia dipeluk ibu dan kakaknya di Lapangan Sapta Marga Kompleks Akademi Militer (Akmil) Magelang, Selasa (14/7). Desi adalah satu dari 20 taruni yang mengikuti Upacara Prasetya Perwira secara virtual oleh Presiden Joko Widodo. Meski dalam kondisi pandemi Covid-19, keluarga Desi, yakni ibu dan kakaknya, bisa menghadiri upacara pelantikan. Sedangkan ayah Desi, M Yahya, 80, yang sehari-hari menjadi tukang cukur rambut, tidak bisa hadir lantaran sakit.

Desi Gebrina Rezeki merupakan taruni asal Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Ia perempuan pertama sejak 2017 yang mengambil Korps Zeni. Kecabangan Zeni tersebut, baginya merupakan kali pertama dari letting (angkatan) pertama tahun 2017 yang belum pernah ada.

“IPK saya, 3,49, kecabangan Zeni. Jadi, saya wanita pertama kecabangan Zeni dari Akademi Militer, sebelumnya dari letting pertama yaitu 2017 belum ada kecabangan Zeni, jadi 2020 baru saya dan rekan saya berdua, wanita. Belum ada. Untuk kecabangan Zeni sebelumnya, belum ada. Jadi, saya angkatan Taruna ketiga yang dapat kecabangan zeni,” jelasnya.

Putri keempat pasangan M Yahya, 80 dan Adian, 57, tersebut mengaku akan membuktikan jika bisa berkarya di satuan dengan pangkat Letnan Dua Korps Zeni. Dirinya ingin membanggakan kedua orang tua dan keluarga besarnya di Aceh Besar.

“Perasaan pastinya bangga bisa menyelesaikan selama empat tahun pendidikan dengan background orang tua yang sederhana, tapi bisa selesai. Nggak terasa empat tahun akhirnya selesai. Dengan berbagai prestasi yang diukir dan sampai sekarang sudah menyandang pangkat Letnan Dua Korps Zeni yang nantinya akan berkarya di dunia nyata,” ucapnya sambil tertunduk.

Desi ingin mengabdikan untuk membangun negeri ini. Desi juga mengaku, akan siap ditempatkan di manapun, asal masih di wilayah NKRI. “Siap membangun negeri, semoga ke depannya bisa. Siap ditempatkan di mana saja. Pokoknya NKRI,” ujarnya.

Saat pelantikan kemarin, ia sempat sedih karena ayahnya tidak bisa hadir karena sakit. Sedangkan yang datang langsung ke Magelang, kata Desi, hanya ibunya dan salah satu kakaknya, Amalya, 27. “Iya bapak sakit. Bapak saya dulunya bekerja sebagai tukang pangkas rambut,” katanya.

Desi selalu mengingat pesan yang disampaikan bapaknya jika berkomunikasi melalui telepon. Termasuk ketika dirinya bertemu langsung saat libur cuti lebaran atau Tahun Baru, bapaknya selalu berpesan untuk menjaga kesehatan dan selalu mengerjakan salat.

“Kalau pesan dari bapak, selalu jaga kesehatan, jangan lupa salat, semangat, di sini orang tua selalu mendukung dan mendoakan. Jadi kemarin baru hubungi bapak kalau nggak bisa datang lewat telepon. Telepon aja. Pasti setelah salam, beliau tanya ‘di sana sehat, Alhamdulillah sehat, jangan lupa salat, pasti ditanya sudah salat, sudah makan, bapak di sini sehat kok,” ceritanya sambil berkaca-kaca.

Desi menuturkan, setelah selesai mengikuti Upacara Praspa, akan langsung menuju Jakarta naik bus. Dan setelah di Jakarta, pukul 08.00 terbang menuju Banda Aceh. Setelah sampai rumahnya, dirinya akan memeriksakan bapaknya ke rumah sakit.

“Mau, gimana lagi udah kehidupan seperti itu (bapak), semoga bapak cepat sembuh, sehat-sehat di sana. Nanti pulang, Insya’ Allah dibawa berobat,” ucapnya.

Ibunda Desi, Adian mengaku sangat bangga karena anaknya bisa menyelesaikan pendidikan di Akmil Magelang. Sejak kelas XI SMA, kata Adian, anaknya tersebut ingin masuk di Akademi Militer. Untuk itulah, Desi berlatih fisik dengan pamannya.

“Saya bangga. Perjuangannya cukup berat. Dia (Desi) dari kelas XI SMA, memang sudah jiwanya ke situ. Udah bilang nggak mau kuliah, mau ikut tes (Akmil). Berlatih sama omnya,” imbuhnya.

Adian menuturkan, dirinya hanya ibu rumah tangga. Sedang suaminya, memang menjadi tukang pangkas rambut di rumah. Saat pelantikan Desi, kata Adian, tidak bisa datang ke Magelang karena sakit “Memang orang tua tukang pangkas. Bapak sakit, darah tinggi,” ucapnya.

Kakak kandung Desi, Amalya menambahkan, adiknya tersebut sejak SD memang sudah menjadi atlet bola voli. Bahkan adiknya tersebut, kata Amalya, fisiknya sangat kuat. Desi, tambahnya, tidak mau kuliah. Inginnya masuk anggota militer.

“Fisiknya memang kuat, dari SD jadi atlet, sampai SMA. Dari kelas XI SMA memang sudah ngomong nggak mau kuliahlah, karena lihat kakaknya yang kuliah susah mungkin, mau jadi anggota militer aja. Ya udah, akhirnya dia ikut latihan sama omnya yang kebetulan pelatih tinju. Jadi, dia dilatih, ya memang sampai di bulan puasa harus lari, harus latihan fisik yang orang biasa kadang nggak sanggup, begitu bakal pingsan, tapi dia kuat, sanggup, meskipun dimanapun dia hadapi. Dia lewati, dia kerjakan justru semuanya yang diperintahin sama omnya,” ceritanya. (*/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya