31 C
Semarang
Sunday, 13 April 2025

Nikmati Internet, Warga Tak Perlu Naik Pohon Lagi

Riyadi, Kades Kadirejo, Kabupaten Semarang Gagas Internet Desa “Pusaka”

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Letak Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang dikelilingi perbukitan. Sinyal internet di desanya ini sangat sulit. Namun setelah ada Pusaka atau Pulsa Kadirejo, semua teratasi.

MARIA NOVENA, Ungaran, Radar Semarang

INTERNET kini sudah menjadi kebutuhan utama. Termasuk bagi warga Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan. Namun, wilayah ini sulit mengakses internet dari operator selular. Sebab, letak desa terkepung oleh perbukitan. Bahkan untuk mendapatkan sinyal internet, warga harus keluar desa atau bahkan sampai memanjat pohon.

“Saat ini kebutuhan akan internet sangat mutlak. Mulai dari pemerintahan, pedagang, pelajar, hingga petani harus berhubungan dengan internet,” kata Kepala Desa Kadirejo Riyadi saat ditemui RADARSEMARANG.COM, Jumat (26/6).

Kondisi memprihatinkan tersebut terjadi bertahun-tahun. Bahkan ia lupa sudah berapa tahun menglamai susah sinyal. Tahun lalu ia dipercaya warga untuk menjadi kades. Saat itulah, ia mulai ke Semarang mencari rekan kerja atau hanya sebatas mencari informasi bagaimana cara memasang tower BTS atau sejenisnya.

Beruntung Riyadi bisa bertemu dengan salah satu vendor penyedia layanan data internet di Semarang. Saat itulah muncul ide memasang alat mirip wifi di desanya.

Alat yang diberi nama Pusaka atau Pulsa Kadirejo itu secara teknis serupa dengan wifi. Terlihat seperti rak yang dipenuhi kabel. Pada Februari 2020 mulai dikerjakan, dan lebaran lalu seluruh warga Kadirejo sudah bisa menikmati.

“Sekarang kan trennya sudah digital. Saya hanya berpikir satu, bagaimana dengan anak-anak ketika belajar lewat daring. Masa depannya bisa hilang karena orang tua tidak bisa mengejar zaman yang terus maju,” ujarnya.

Hingga kemarin, tercatat sudah 400 warga terkoneksi dengan Pusaka. Total warga Desa Kadirejo sebanyak 1.000 KK. Tidak hanya warga Kadirejo, Pusaka juga dimanfaatkan warga Desa Semowo, Padaan hingga Desa Giling. Bahkan, tidak menutup kemungkinan desa lain akan bergabung.

Untuk tahap awal, fasilitas internet ini diberikan secara gratis. Namun mulai Agustus nanti, sudah mulai berbayar. Sistem berbayarnya sama dengan pengguna warnet. Per jam pemakaian. Tapi pihaknya tidak akan mematok harga lebih dari Rp 10 ribu. Artinya tidak akan membebankan masyarakat.

“Saat ini bisa dikatakan masih uji coba. Harga voucher-nya juga murah Rp 2.000 untuk pemakaian tiga jam, Rp 5.000 untuk sehari, Rp 10.000 seminggu, dan Rp 50.000 untuk pemakaian satu bulan,”jelasnya sambil memperlihatkan alat yang dinamai Pusaka.

Pengadaan Pusaka dibiayai dana BUMDes. Sehingga nantinya ketika pembelian voucher pulsa akan kembali ke untuk BUMDes.
Pusaka sendiri saat ini menjadi sistem jaringan pertama di Indonesia yang dikelola BUMDes dan pembeliannya menggunakan voucher. Kemunculan Pusaka pun dinilai tepat waktu. Iya, di masa pandemi segala sesuatu dilakukan dari rumah, menjadi jalan keluar warga setempat. Belajar anak-anak pun tak perlu pusing naik pohon mencari sinyal lagi. Karena Covid-19, pengguna Pusaka meningkat tajam.

“Semoga dengan ini warga semakin melek teknologi. Kan sudah ada fasilitas, tinggal belajar. Syukur-syukur ada buah yang dipetik, yang bisa bermanfaat untuk warga,”ungkap kades yang baru menjalankan tugasnya dalam hitungan bulan ini.

Saat ini, Riyadi gencar melakukan sosialisasi ke masyarakatan untuk bisa berjualan lewat internet. Potensi ekonomi yang ada di Desa Kadirejo dinilainya cukup menarik. Kerajinan bambu, kerajinan kayu, aneka makanan tradisional, dan pengolahan rempah bisa menjadi nilai jual.

Ia meyakini jika memulai dengan hal yang baru, tepatnya pola berpikir baru, masyarakat akan mengikuti. Targetnya, seluruh warga Kadirejo bisa memanfaatkan fasilitas tersebut. Terutama, kalangan usia tidak muda. “Saatnya warga Kadirejo berkiprah lewat daring,” katanya. (*/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya