RADARSEMRANG.ID, Para calon jamaah haji (CJH) batal melaksanakan ibadah haji tahun ini. Kementerian Agama Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 494 tahun 2020 mengenai pembatalan keberangkatan ibadah haji pada penyelenggaraan haji 2020.
BUDI SETYAWAN, Kendal, Radar Semarang
PERASAAN sedih bercampur kecewa dialami calon jamaah haji 2020. Akibat pandemi Covid-19, impian berangkat haji ke Tanah Suci harus tertunda tahun depan. Padahal para CJH ini rata-rata menunggu antrean bertahun-tahun. Seperti yang dirasakan pasangan Sarnoto, 50, dan istrinya Sri Murniati, 45. Pasutri dengan tiga anak ini mengaku sudah melakukan persiapan jauh-jauh hari untuk keperluan pemberangkatan haji yang rencananya akan dilaksanakan akhir Juni mendatang.
“Persiapan lahir dan batin semua sudah kami siapkan. Mulai dari latihan manasik, doa-doa dan sebagainya. Pakaian atau kain ihram juga sudah kami siapkan,” kata Sarnoto sembari menunjukkan pakaian ihram yang baru saja dibelinya.
Warga Desa Kebonadem RT 01 RW 01, Kecamatan Brangsong, Kendal ini mengaku jika ia dan istrinya telah mendaftar sebagai CJH melalui Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Raudhatul Jannah pada 2011 silam. Pembayaran haji juga sudah dilunasi pada April lalu. “Malah besok (hari ini, Red) rencananya akan dilakukan suntik vaksin meningitis untuk syarat pemberangkatan haji,” tuturnya.
Sang istri Sri Murniati juga sudah membeli oleh-oleh ibadah haji. Seperti sajadah, mukena, kopiah atau peci, serta poci atau teko arab yang terbuat dari kuningan. “Juga untuk syukuran atau selamatan sebelum keberangkatan haji juga sudah kami siapkan semua. Tinggal pelaksanaan saja,” kata Murniati.
Ia mengaku jika tahun ini adalah pembatalan kali kedua yang dialaminya. Pada 2019 lalu, ia dan suaminya masuk dalam daftar cadangan jamaah haji. Namun gagal berangkat karena kuota sudah penuh. “Tahun ini kami berharap bisa berangkat, tapi kenyataannya malah ditunda,” keluhnya.
Meski sedih dan kecewa dirasakan keduanya, tapi Sarnoto dan Murniati mengaku pasrah. Sebab, karena memang kondisinya tidak memungkinkan untuk dilaksanakan ibadah haji di Makkah tahun ini.
“Kami hanya bisa pasrah, yang terpenting kami sudah ada niat haji dan memenuhi segala persyaratannya. Perihal ada penundaan itu di luar kuasa kami. Husnudzon saja, Allah pasti punya rencana yang lebih baik. Jadi harus ikhlas,” ucapnya.
Perasaan sedih juga dirasakan salah satu CJH asal Ungaran, Kabupaten Semarang, Elmy. Ia yang sudah mendaftar sejak 2012 dan akan berangkat tahun ini, terpaksa memperlama masa tunggu tersebut. Meskipun begitu, dirinya mengaku tetap legawa dan menerima keputusan tersebut. Sebab, jauh-jauh hari Kementerian Agama (Kemenag) sudah memberitahu bahwa kemungkinan penundaan ibadah haji masih terbuka lebar akibat pandemi korona.
“Saya pertama kali dengar dari media elektronik. Kaget dan sedih pasti ya tidak jadi berangkat tahun ini. Tapi mau bagaimana lagi. Memang keadaan yang tidak memungkinkan,” ujar wnaita yang menjadi Kepala Tata Usaha (TU) SMA Negeri 1 Ungaran ini.
Rencananya, ia akan menunaikan ibadah haji bersama suaminya. Bersama dengan CHJ dari KBHI Istiqomah Ungaran, dirinya mengaku telah mengikuti berbagai tahap persiapan, termasuk manasik haji sejak Januari lalu.
Dengan adanya keputusan ini, pihaknya berharap tetap diberi kesehatan hingga tahun depan. Sehingga ia dan suaminya bisa berangkat ke Tanah Suci. Dan menjalankan ibadah yang didambakan seluruh umat muslim tersebut. “Untuk uang pelunasannya saya memilih tidak mengambil saja. Biar buat tahun depan. Takutnya kalau diamblil malah habis untuk keperluan lain kan malah kacau,” katanya.
Kepala Seksi Pembinaan Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama Jateng Zainal Fatah menuturkan, pembatalan tersebut merupakan dampak dari belum membaiknya pandemi Covid-19. Baik di Arab Saudi maupun di Indonesia sendiri. Karena itu, demi keamanan dan kesehatan jamaah, maka keputusan tersebut terpaksa diambil. Sehingga calon jamaah haji yang sudah diagendakan berangkat tahun ini akan dialihkan untuk keberangkatan 2021. “Tahun ini sudah resmi dibatalkan. Menteri Agama sendiri yang menyampaikan pemberitahuan tersebut,” ujarnya.
Ia menambahkan, selain pembatalan, Kemenag juga akan mengurus mengenai permohonan pengembalian setoran pelunasan Biaya Pelaksanaan Ibadah Haji (BPIH) yang sudah dibayarkan para jamaah. Di Jateng sendiri terdapat 30.107 calon jamaah haji yang telah melakukan pelunasan. Nantinya mereka dapat mengajukan permohonan tertulis mengenai hal tersebut kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Syaratnya, dengan membawa bukti asli setoran lunas BPIH dari Bank Penerima Setoran (BPS), fotokopi tabungan yang masih aktif atas nama jamaah dan KTP dan menunjukkan yang asli, serta nomor telepon yang bisa dihubungi.
“Setelah itu dikumpulkan, Kepala Seksi Urusan Penyelenggaraan Haji dan Umrah pada setiap Kantor Kemenag Kota/Kabupaten akan melakukan verifikasi dan validasi data masuk. Hasilnya akan di-input pada aplikasi Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SIKOHAT) dalam waktu dua hari,” katanya.
Kepala Kemenag Kendal Saerozi menambahkan, di Kabupaten Kendal ada 1.016 CJH yang rencananya akan berangkat tahun ini. Mereka terdiri atas 945 orang lunas tahap I, 53 orang Lunas tahap II, 14 orang lunas cadangan dan Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD) sembilan orang.
“Total sebenarnya ada 1.021 orang CJH, tapi ada lima orang ditunda. Jadi, semua ada 1.016 CJH. Semua kesiapan sudah ada, mulai paspor dan siap untuk didaftarkan visanya. Pakaian ihram dan sebagainya. Tapi ada penundaan lantaran adanya Covid-19, sehingga seluruh CJH dari Indonesia tidak bisa melaksanakan haji tahun ini,” ujarnya.
Namun ia mengaku bersyukur ibadah haji di Tanah Suci tahun ini ditunda karena adanya Covid-19. Sebab, kondisinya masih belum memungkinkan dilaksanakan haji karena risiko yang terlalu besar di tengah pandemi. “Tapi kami juga merasa prihatin dengan calon jamaah haji Indonesia terutama yang memasuki usia manula dan kondisinya sudah renta. Mereka tentu sangat berharap bisa berangkat tahun ini, tapi kenyataannya dibatalkan hingga tahun depan,” tandasnya.
Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah (Amphuri) Jateng Endro Dwi Cahyono mengaku sudah memprediksi akan adanya pembatalan ibadah haji tahun ini. Pasalnya, Singapura pun sudah membatalkan hal tersebut terlebih dahulu akibat pandemi yang tak kunjung mereda. Pihaknya menilai keputusan tersebut sudah tepat. Mengingat keamanan dan kesehatan jamaah akan terancam. Apalagi setiap tahunnya ibadah haji selalu diikuti lebih dari tiga juta jamaah dari seluruh dunia. “Saya sendiri tidak membayangkan apakah sistem kesehatan Saudi bisa menangani ini. Meskipun sudah ada upaya dari mereka, tapi saya rasa tetap sulit,” katanya.
Pihaknya menyadari dengan keputusan tersebut, banyak CHJ yang merasa kecewa. Hanya saja, ia meminta mereka untuk bersabar dan legawa. Menurutnya, keputusan yang ada sudah menjadi yang terbaik untuk semua. Pihaknya mengaku siap membantu calon jamaah haji dalam melakukan pengembalian biaya pelunasan haji, jika memang mereka menghendaki.
“Lagi pula waktumya mepet. Kloter pertama haji tahun ini rencananya berangkat tanggal 26 Juni nanti. Bayangkan kalau tidak ada keputusan segera malah nasibnya tidak jelas mau berangkat kapan? Jadi lebih baik seperti ini biar jelas dan jamaah dapat persiapan untuk berangkat tahun depan,” ujarnya. (dilengkapi dewi akmalah/aro)