29.2 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Ditawar Klub Lain dengan Gaji dan Bonus Besar, Tetap Pilih PSIS

Mengenal Hari Nur Yulianto, Wakil Kapten PSIS Semarang

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Siapa yang tidak mengenal Hari Nur Yulianto. Sosok wakil kapten PSIS Semarang ini merupakan salah satu aktor yang mendorong Mahesa Jenar dapat mengarungi kompetisi liga 1 Indonesia. Lantas bagaimana perjalanan anak Kendal ini hingga menjadi salah satu pemain besar di PSIS Semarang.

Dewi Akmalah, Radar Semarang

RAMAH dan murah senyum. Siapapun yang memanggilnya, akan disambut dengan senyum khasnya. Terlebih para fans. Ya dialah Hari Nur Yulianto. Pemain sekaligus Wakil Kapten PSIS Semarang. Meskipun telah menjadi bintang besar, tak mengubahnya menjadi tinggi hati. Bahkan ia masih bersahaja dengan logat medok Jawa dalam setiap gaya bicaranya.

BELA JAWA TENGAH : Hari Nur saat membela tim sepakbola Jawa Tengah pada PON 2012 di Riau (hijau). (Baskoro Septiadi/RADARSEMARANG.COM)
BELA JAWA TENGAH : Hari Nur saat membela tim sepakbola Jawa Tengah pada PON 2012 di Riau (hijau). (Baskoro Septiadi/RADARSEMARANG.COM)

Hari Nur -sapaan akrabnya- lahir di Kendal, 31 Juli 1989. Meskipun tidak berasal dari Kota Semarang, namun saat kecil ia telah mencintai PSIS yang notabene merupakan klub kebanggaan dari kota tetangga. Ia pun mulai merajut asa untuk suatu saat nanti dapat membela Mahesa Jenar. Dan butuh waktu panjang untuk dapat mewujudkan mimpinya tersebut.

“Pertama kali main bola itu ikut Sekolah Sepak Bola (SSB) di Kendal. Kira-kira tahun 2007 dan 2008. Di Kendal dua tahun saya mulai pindah dan merantau ke beberapa klub,” ujar sang striker.

Pasca keluar dari Kendal banyak klub yang ia singgahi. Klub selanjutnya adalah PSCS Cilacap. Di sini ia sempat merasakan atmosfer Liga Devisi 1 pada tahun 2010. Bertahan hanya satu musim, ia pun pindah ke Persibas Banyumas. Sama halnya dengan klub sebelumnya, ia pun hanya bertahan semusim. Selama bermain di kedua klub tersebut, bakat Hari Nur mulai terpancar. Hal tersebut tercium oleh Pelatih Sepakbola PON Jateng Firmandoyo. Sang pelatih tertarik untuk merekrutnya. Dari sinilah awal mula perjalanan Hari Nur, hingga berlabuh ke PSIS Semarang.

“Setelah Pra PON, saya sempat join dulu ke Persibangga Purbalingga tahun 2012 selama semusim. Kemudian saya membela Jateng di PON Riau 2012 dan Alhamdulillah-nya dapat perunggu,” lanjut ayah dua anak tersebut.

Melihat permainannya di PON yang menawan, Hari Nur mendapat kesempatan bergabung dengan klub impiannya. Bersama dengan beberapa anggota tim PON Jateng, ia mulai menjadi skuad resmi PSIS sejak tahun 2013. Dirinya mengaku sangat berterimakasih kepada sang pelatih PON Firmandoyo. Baginya ia merupakan sosok yang paling berpengaruh bagi karirnya. Sebab dapat membuka jalan dan mengantarkannya menjadi pemain seperti saat ini.
“Sebenarnya banyak orang yang berpengaruh dalam hidup saya. Orang tua, keluarga, teman-teman dan lainnya. Namun memang pelatih Firmandoyo sangat spesial dalam perjalanan karir saya,” lanjutnya.

Awal bergabung dengan Mahesa Jenar, Hari Nur sempat merasa minder. Terutama saat pertandingan pertama, ia gagal memulai debut dan hanya menghuni bangku cadangan. Namun ia mencoba tidak berkecil hati. Baginya hal wajar ia belum mendapat kesempatan bermain. Sebab saat itu, PSIS pun memiliki pemain kelas bintang semacam Imral Usman, Nurul Huda, M Irfan, Robby Fajar, Khusnul Yaqien, Morris Power dan Emile Linkers. Ia pun terus berusaha dengan keras. Sampai akhirnya mendapat kesempatan debut pada laga kedua. Yang membanggakan, ia langsung mencetak gol pada laga tersebut.

“Waktu itu kami tandang ke Persikad Depok pada laga kedua. Saya bisa debut disana. Dan Alhamdulillah menang 1-0 berkat gol saya. Wah tak terhingga bahagianya,” kenangnya.

Selama berseragam biru, banyak kenangan yang ia torehkan. Pahit manis telah ia rasakan bersama Mahesa Jenar. Dan yang paling berkesan ketika ia sanggup berkontribusi dalam promosi PSIS ke Liga 1 tahun 2017. Pertandingan melawan Martapura FC dalam memperebutkan posisi ketiga Liga 2 tersebut merupakan laga tak terlupakan olehnya. “Wah itu momen bersejarah. PSIS akhirnya bisa kembali lagi ke Liga 1” katanya.

Dalam pertandingan yang di gelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Bandung tersebut, PSIS sempat kehilangan asa. Pasalnya hingga menit ke-84, Mahesa Jenar masih tertinggal 4-3 dari tim lawan. Namun keajaiban muncul ketika menit ke-85 Hari Nur mampu mencetak gol penyama kedudukan. Yang membuat wasit memutuskan adanya perpanjangan waktu. Disitulah PSIS bangkit dan mampu menambah dua gol untuk memastikan kemenangan dan mengunci tiket promosi Liga 1.

“Waktu itu saya mencetak tiga gol. Setelah itu promosi. Dan senang sekali saya bisa bermain di Liga 1. Musim pertama kalau tidak salah saya mencetal 10 gol,” lanjutnya.

Dirinya mengaku setelah momen tersebut, banyak klub yang mulai menawar dirinya untuk keluar dari PSIS. Gaji dan bonus besar dijanjikan jika ia bersedia bergabung. Namun semua itu ia tolak. Baginya alasan terkuat ia bertahan karena rasa cinta terhadap klub yang membesarkan namanya. Baginya PSIS mempunyai arti dan kenangan tersendiri bagi hidupnya. Dan hal tersebut membuatnya enggan berpaling.

“Mungkin ada faktor lain juga seperti keluarga. Namun yang lebih mendominasi adalah rasa cinta dan kedekatan dengan managemen klub, fans, masyarakat dan atmosfer Kota Semarang itu sendiri yang enggan membuat saya pindah,” tuturnya.

Dirinya mengaku tidak menutup kemungkinan akan mengantung sepatu dan mengakhiri kariernya sebagai pemain profesional di PSIS Semarang. Namun hingga saat ini ia belum memikirkan hal tersebut. Dirinya masih berhasrat untuk dapat membela dan memberikan yang terbaik bagi PSIS Semarang. Harapan terbesarnya saat ini adalah membawa PSIS kembali bermain di Stadion Jatidiri. Dan hingga saat itu terealisasi, ia akan berusaha sekuat tenaga mempertahankan posisi Mahesa Jenar di Liga 1 Indonesia.

“Stadion Jatidiri merupakan rumah kita. Dan ada yang berbeda saat kita main disana. Ya semoga saja pengerjaannya bisa cepat selesai dan kita segera dapat kembali bermain kesana,” lanjutnya.

Tak lupa ia berpesan kepada seluruh supporter PSIS baik Snax maupun Panser Biru, apapun yang terjadi dengan klub, mereka harus tetap mendukung Mahesa Jenar. Karena bagaimanapun sumber kekuatan pemain dan klub adalah para supporter. Jadi ia mengharapkan mereka tetap loyal.

“Ya walaupun saat ini pandemi menghentikan Liga 1, saya berharap suporter tetap mendukung kami. Dan berdoa bersama agar musibah ini cepat hilang. Dan kita bisa berjumpa lagi di lapangan,” pungkasnya. (*/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya