RADARSEMARANG.COM, Sebelumnya, Fitri Maryunani bergabung di Paguyuban Peduli Penyandang Disabilitas (P3D). Kini ia memiliki ruang difabel khusus Cerebral Palsy atau kelumpuhan otak. Namanya Semar Cakep atau Semarang Penyandang Cacat Kepedulian.
ALVI NUR JANAH, Radar Semarang
Ruang belajar dan berkreasi itu kurang lebih berukuran 6×3 meter. Berlokasi di Jalan Kenconowungu 4 No 3 RT 5 RW 2, Kelurahan Karangayu, Semarang Barat. Di ruang itu, anak-anak berkebutuhan khusus dilatih untuk terus berkembang demi merangsang saraf motoriknya. Meskipun membutuhkan tenaga ekstra, ia tak patah semangat.
“Mereka didampingi orang tuanya. Tidak dibiarkan sendirian, bagaimanapun mereka berbeda dari anak-anak yang lain,” ujar Fitri Maryunani kepada RADARSEMARANG.COM, Selasa (21/4) kemarin.
Dijelaskan, ruang difabel Semar Cakep atau Semarang Penyandang Cacat Kepedulian didirikan Mei 2018 lalu. Saat ini, sudah menampung sekitar 83 anak. Anak-anak berkebutuhan khusus berasal dari berbagai kota, antara lain Semarang, Kendal, Demak, Grobogan, Kudus, dan Salatiga.
“Mereka terlahir dengan kelumpuhan otak yang dikarenakan virus torch. Virus yang menyerang kandungan ibunya hingga bayi itu lahir,”jelas Fita –sapaan akrabnya.
Kegiatan yang dilakukan sangat menyenangkan. Ruang difabel juga diperuntukkan bagi si ibu penderita. Bagi ibu yang mendampingi anaknya. Seperti merajut, pelatihan membuat tas, cara berjualan online, dan membuat sabun ramah lingkungan.
“Nantinya ini berguna untuk menambah penghasilan orang tua mereka. Ingin memberikan rasa kemandirian pada anak-anak dan memberdayakan bunda-bundanya supaya bisa berdaya,”imbuh Fita.
Ruang belajar khusus difabel itu juga sudah pernah disambangi istri Wali Kota Semarang Ny Krisseptiana Hendrar Prihadi atau Ibu Tia. Kemudian diresmikan secara simbolis pada 15 Juli 2019. Waktu itu, hadir pula Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
“Semangat dari Bu Tia dan Pak Hendi menjadikan saya semakin bangkit lagi bersama anak-anak,”beber perempuan berusia 36 tahun ini.
Melatih anak-anak memang membutuhkan kesabaran. Rata-rata, difabel jenis cerebral palsy mengalami kelumpuhan otak. Gerak dan syaraf motoriknya terganggu. Kondisi tangan dan kaki menjadi kaku semua. Ia biasanya menggunakan media edukasi, untuk merangsang saraf motorik.
“Belajar untuk menggerakkan bolpion bergerigi. Ada juga ada sedotan, manik-manik dan benang. Fungsinya untuk meronce atau merangkai,”kata Fita.
Selain itu, ada juga alat edukasi seperti replika buah, panggung dongeng, deretan huruf, ragam angka dan balok susun. Berlatih menempel dengan media angka. Semuanya ada yang dibeli dengan uang pribadinya, ada juga berkat sumbangan dari para dermawan.
“Alat edukasi di atas juga untuk membantu okupasi atau kerja terapi fokus pada anak. Di sini anak-anak dari umur tiga tahun hingga 17 tahun, yang paling besar,”terangnya.
Anak-anak pengidap cerebral palsy mengalami gangguan gerak motorik. Otomatis kerja saraf lumpuh total jika tidak diberi rangsangan. Namun dengan fisioterapi, mereka mampu berprogres. “Kegitaan belajar ini tidak dipungut biaya. Karena anak-anak berhak untuk mendapatkan pendidikan,”tambah Fita.
Materi menempel, mendongeng, bermain alat edukasi, menari, diajarkan dengan cara yang berbeda. Kelas rutin dari Senin sampai Kamis pukul 08.00-14.30 layaknya sekolah biasa.
Setiap harinya, Fita membagi menjadi beberapa kelompok. Ia hanya sendiri. Namun terkadang dibantu oleh suaminya, Agus Wiyono. Dulu pernah ada beberapa mahasiswa Udinus yang membantu. Tapi tidak bertahan lama dikarenakan mereka mempunyai kesibukan kuliah. “Sekarang kelas kita tunda dahulu karena wabah korona,”jelasnya.
Dikatakan, ia juga membuka warung kejujuran. Warung itu berisi berbagai jenis susu yang nantinya dikonsumsi oleh anak-anak. Selain susu, stok pampers juga tersedia. Ia biasa patungan dengan para ibu.
“Membantu sekali supaya mereka tidak kekurangan susu. Karena keterbatasan mereka dalam perekonomian saya akhirnya mencari ide untuk buat warung kejujuran,”terang ibu dua anak ini.
Dalam hidupnya, ia selalu ingin bermanfaat untuk orang lain. Dengan seperti itu, ia percaya akan mendapatkan balasan langsung dari Allah. “Dengan bersama mereka, saya meyakini kehidupan saya menjadi lebih baik. Berlimpah rezeki yang luar biasa,”katanya. (*/aro)