RADARSEMARANG.COM, KH Nur Hamid Wijaya, seorang tokoh Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Demak, Selasa (14/4) pagi sekitar pukul 04.20 telah berpulang. Kiai Hamid dimakamkan di tanah kelahirannya, Dukuh Goipang, Desa Tlogorejo, Kecamatan Wonosalam, Demak.
WAHIB PRIBADI, Demak
Wafatnya mantan Wakil Bupati Demak (2001-2006) tersebut sempat mengejutkan masyarakat Kota Wali. Warga kehilangan tokoh teladan yang dikenal teguh pendirian tersebut. Sebagai bentuk penghormatan atas jasa jasa Kiai Nur Hamid, para pejabat dan tokoh masyarakat tampak bertakziyah di rumah duka, di Jalan Raya Katonsari, Kota Demak.
Nurul Furqon, menantu KH Nur Hamid Wijaya mengatakan, mertuanya tersebut sempat dirawat di Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang selama 21 hari karena sakit. “Sudah lama menderita sakit,”ujar Furqon, anggota DPRD Provinsi Jateng dari PPP ini.
Sebelum pria 74 tahun itu meninggal, yang diingat hanya satu. “Beliau berkomitmen menjaga PPP untuk tetap utuh dan tidak terpecah belah. Itu seperti menjadi wasiat beliau,”katanya.
Dalam riwayat hidupnya, Kiai Nur Hamid Wijaya pernah nyantri di berbagai pondok pesantren. Sejak muda ia sudah aktif menjadi aktivis NU. Mulai aktif di IPNU, Ansor hingga kepengurusan PCNU Demak. Bahkan, ia sempat ikut bergabung di Partai NU serta berkiprah di PPP hingga akhir hayatnya.
Terakhir, Kiai Nur Hamid menjabat sebagai Majlis Pertimbangan Cabang (MPC) DPC PPP Demak serta duduk dikepengurusan PCNU sebagai mustasyar masa khidmat 2017-2022.
Sejak 1971, Kiai Nur Hamid sudah menjadi anggota DPRD Demak selama beberapa periode (1971-2001). Dan, puncak karirnya, Kiai Nur Hamid diberi amanah menjabat sebagai wakil bupati berpasangan dengan Bupati Endang Setyaningdyah dari PDIP. Karena karirnya yang gemilang di jagat perpolitikan Demak inipula, Kiai Nur Hamid juga popular disebut sebagai guru para politisi atau gurunya guru politisi.
Ini karena sikapnya yang tegas dan apa yang disampaikan selalu terpatri dalam hati.
Pengurus PCNU Demak H Afhan Noor menyampaikan, ketokohan Kiai Nur Hamid Wijaya tidak diragukan lagi. Selama berjuang di NU maupun di PPP, Kiai Nur Hamid dikenal mempunyai integritas tinggi.
“Beliau teguh pendirian. Tidak mudah goyah dengan apapun, ulet, akhlaknya juga bagus. Konsisten dan istiqamah,”ujar Afhan yang juga Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Demak ini.
Menurutnya, selama berkiprah di NU maupun di politik (PPP), perjuangan yang dilakukan demi membesarkan organisasi NU. Kalau sudah menyampaikan pendapat tentang sesuatu, nada bicaranya tegas dan memiliki landasan berpikir yang kuat.
“Beliau betul-betul abdi para kiai. Termasuk pengawal Ketua PCNU saat itu KH Jalal Suyuti. Penjaga NU tulen. Termasuk ikut mendorong berdirinya RSI NU. Dilihat dari kiprahnya selama ini, beliau tokoh teladan bagi kita semua. Tentu, dengan berpulangnya beliau, kita sangat kehilangan,”ungkap Afhan Noor.
Ketua MUI Demak KH Muhamad Asyiq menambahkan, saat masih muda, kader muda NU termasuk Kiai Nur Hamid digembleng para romo kiai NU. “Kita dibimbing bagaimana membentengi kepentingan NU dan bangsa dari berbagai hambatan yang menghadang,”katanya.
Selain itu, yang diingat para aktivis muda NU Demak lainnya adalah dalam berbagai kesempatan, Kiai Nur Hamid Wijaya selalu mengingatkan agar tidak lupa salat malam (salat tahajud dan lainnya). Pesan tersebut, selain disampaikan lewat jaringan pribadi (japri) via WhatsApp (WA) juga lewat media sosial (medsos) lainnya. Yang bersangkutan termasuk aktif berteman di Facebook.
Medsos tersebut sebagai salah satu sarana berjuang menyampaikan pandangan-pandangannya tentang kondisi Demak maupun kemasyarakatan secara umum. (*/aro)