29.2 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Kebanjiran Order Jamu, Bantu Pemerintah Lawan Korona

Sukartiningsih, Produsen Jamu Tradisional Asli Tugu

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Begitu pula dengan pandemi korona. Meskipun banyak sektor lumpuh akibat virus ini, hal tersebut justru membawa keuntungan bagi produsen jamu. Termasuk Sukartiningsih.

Dewi Akmalah, Radar Semarang

DI era modern saat ini, seringkali jamu menjadi minuman tradisonal yang hampir dilupakan. Kehadirannya sudah jarang ditemui. Namun siapa sangka di tengah pandemi korona saat ini, jamu justru muncul dengan cara yang dramatis. Dipercaya dapat menambah daya tahan tubuh untuk mengusir korona. Banyak orang berlomba-lomba untuk minum jamu sebanyak-banyaknya. Hal inilah yang disyukuri Sukartiningsih. Warga RT 3 RW 1 Kelurahan Randugarut, Tugu Semarang ini justru kebanjiran pesanan jamu dari berbagai kalangan.
Ya, ibu dua anak ini merupakan salah satu produsen jamu tradisional. Berangkat dari hobi mengolah rempah kunyit dan asem menjadi jamu, dirinya mencoba dengan rempah dan temulawak lainnya. Sejak tujuh tahun lalu, ia memutuskan menggeluti produksi jamu tradisional dan bertahan hingga saat ini.

“Ya dulu hanya dikonsumsi sendiri. Kemudian saya pikir mengapa tidak saya kembangkan dan dijual saja. Alhamdulillah, justru saat ini banyak penggemar jamu olahan saya,” ujarnya.
Tidak hanya masyarakat umum yang menggemari jamunya. Bahkan pejabat pemerintah pun sering memesan jamu racikannya. Tak jarang ia sering diundang mengikuti bazar dan pameran di kelurahan atau kecamatan. Dan selalu banyak yang menyerbu jamu hasil produksinya. “Kalau biasanya saya jual ya di rumah. Atau juga di warung jamu dekat perumahan Panorama Banjaran, Ngaliyan,” lanjutnya.
Dirinya menjelaskan hampir setiap hari memproduksi. Berbekal 2 kilogram bahan baku yang ia dapat dari Pasar Johar Semarang, dirinya mampu memproduksi 90 botol jamu ukuran 330 mm dengan berbagai varian. Mulai dari kunyit asem, beras kencur, pahitan, jahe dan masih banyak lainnya. Ia mengaku, jamu racikannya mampu bertahan hingga satu minggu lamanya. “Ya satu botol saya hargai Rp 5.000 saja. Dan Alhamdulillah tiap produksi selalu habis,” katanya.

Di saat pandemi korona ini, ia kebanjiran rezeki. Permintaan jamu racikannya meningkat tajam dari sebelumnya. Ditambah lagi dengan masuknya musim penghujan, jamu dikenal ampuh untuk menghangatkan tubuh. Praktis permintaan jamunya meningkat dua hingga tiga kali lipat dari pada biasanya. Ia pun kerap merasa kewalahan. Namun ia mengaku sebisa mungkin tetap memenuhi permintaan tersebut. Mengingat banyaknya masyarakat yang membutuhkan jamu.

“Wah saat ini tidak bisa saya hitung. Bisa sampai ratusan botol yang saya produksi tiap hari. Baru stok langsung habis. Ya bersyukur, di tengah korona masih ada yang beruntung seperti saya,” lanjutnya.

Dirinya menjelaskan banyak manfaat yang didapat saat minum jamu tradisional. Selain sehat karena menggunakan bahan alami, jamu juga mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Meskipun belum ada penelitian ilmiah mengenai jamu dapat menangkal persebaran korona, setidaknya minuman tersebut dapat menjaga tubuh agar lebih kuat menghadapi virus korona. “Ya kayak kunyit asam kan bisa menambah daya tahan tubuh, beras kencur untuk mengobati batuk dan lainnya,” katanya.

Meskipun dibanjiri pesanan saat musim korona, ia mengaku tidak pernah menjadikan hal tersebut aji mumpung dan mengeruk laba sebanyak-banyaknya. Ia tetap menjual dengan harga yang sama dari sebelumnya. Ia hanya berniat membantu pemerintah berjuang bersama menghadapi pandemi korona. Meskipun tidak mampu membantu secara medis, setidaknya ia sanggup berkontribusi untuk menyehatkan masyarakat melalui jamu racikannya. Harapannya masyarakat bisa lebih sehat dan mempunyai daya tahan tubuh yang kuat untuk menghadapi virus korona.
“Ya selain itu saya juga ingin membangkitkan kembali kegemaran masyarakat meminum jamu. Kelestarian minuman ini dapat tetap terjaga,” pungkasnya. (*/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya