RADARSEMARANG.COM, Semarang – Seiring berkembangnya zaman, semakin maju pula teknologi dan semua peradaban. Begitu pula pada bisnis media. Mulai dari konvensional seperti media cetak hingga yang paling modern media elektronik pun mulai memiliki era dan masa sendiri. Agen penjualan koran menjadi salah satu saksi bisu perkembangan tersebut.
Pasang surutnya perputaran bisnis media terutama cetak dirasakan oleh Sutiah. Ia merupakan generasi ketiga pengurus Agen Hartono yang berlokasi di Jalan Petek, Dadapsari Semarang.
Sutiah telah bekerja pada agen tersebut sejak tahun 1987. Ketika berbicara awal berdirinya pun ia tidak terlalu mengetahui. Sebab sudah sangat lama. Ketika itu ayah dari sang pemilik, Hartono mendirikan agen koran, tabloid dan majalah. Hingga akhirnya diteruskan Hartono sampai ia meninggal beberapa puluh tahun yang lalu. Saat ini ialah yang mengurus aktivitas jual beli media di sana.
“Ya sebenarnya ini milik istrinya Pak Hartono. Cuma beliau lebih fokus ke Agen Aneka Media yang ada di Jalan Cakrawala. Kalau yang sini saya yang mengelola,” ujarnya.
Sutiah mengaku mengikuti perkembangan Jawa Pos di Semarang hingga membentuk Radar Semarang. Ia pun mengikuti mulai dari Radar Semarang berkantor di Jalan MT Haryono (Jalan Mataram) hingga saat ini di Jalan Veteran.
Dirinya menuturkan, koran Jawa Pos selalu memiliki pelanggan setia. Meskipun banyak gempuran dari media lain bahkan media elektronik. Karena menurutnya koran asli Surabaya ini diminati orang karena memang butuh informasi akurat.
“Ya sepengetahuan saya ketika bertanya ke pembaca, mereka membeli RADARSEMARANG.COM ya karena butuh beritanya. Kontennya padat dan saya kira lebih lengkap dari media lainnya,” lanjutnya.
Ia mengakui, memang kebanyakan pelanggan RADARSEMARANG.COM merupakan generasi tua. Sebab mereka lebih mempercayai berita cetak dibanding elektronik maupun online. Selain itu juga lebih nyaman membaca dengan media kertas dibanding alat elektronik yang membuat mata lelah.
“Ya, anak sekarang buka berita bukan untuk mencari informasi. Namun hanya sekadar ingin tahu tanpa mendalami. Nah, jadinya ya lebih sering ke media elektronik,” lanjutnya.
Rubrik Sportainment, kabar politik dan berita daerah yag menjadi favorit pembaca setia Jawa Pos Radar Semarang. Terutama bagi bapak-bapak. Menurutnya, masa kejayaan koran ada saat banyaknya audisi pencarian bakat yang marak di Indonesia beberapa tahun lalu. Di mana banyak orang membeli koran untuk memperoleh formulir yang ada di sana. Selain itu juga saat banyaknya pengumuman penerimaan perguruan tinggi dan kedinasan yang dipasang di koran. Nyaris setiap ada halaman tersebut, koran selalu laku dicari pembaca.
“Dan khusus RADARSEMARANG.COM, saya kira saat kepemimpinan Dahlan Iskan tetap menjadi daya tarik kuat pembaca untuk membeli koran tersebut,” lanjutnya.
Meskipun masih bertahan, ia tidak memungkiri bisnis jualan media cetak tidak seeksis dulu. Saat ini ia lebih banyak mengandalkan pelanggan tetap. Bahkan hampir keseluruhan. Berbeda dengan masa dulu di mana separo merupakan pelanggan dan separo eceran.
Namun begitu, Sutiah tetap meyakini media cetak masih akan tetap eksis sampai kapanpun. Mengingat kualitas berita yang ada jauh lebih baik dari media elektronik dan online. “Ya, sekarang mengandalkan pelanggan saya sendiri maupun dari 25 sub agen yang saya miliki. Ya gimana caranya harus bisa bertahan,” lanjutnya.
Ia berharap pada ulang tahun ke-20, RADARSEMARANG.COM dapat semakin baik dari masa ke masa. Baik dari segi konten maupun pemasarannya. Karena bagaimanapun koran tersebut juga merupakan salah satu tumpuan mencari nafkahnya. Ia dapat membiayai kebutuhan sehari-hari, membeli motor, menyekolahkan anak dan lainnya juga dari bisnis koran. Dan ia percaya RADARSEMARANG.COM dapat tetap bertahan dalam waktu lama meskipun jalan yang dilalui tidaklah mudah.
“Ya intinya selamat ulang tahun ke -20 untuk RADARSEMARANG.COM. Semakin baik, semakin berkualitas, sukses selalu dan semoga bisa tetap bertahan sampai kapanpun untuk bisa menjadi tumpuan saya mengais rezeki di zaman yang susah ini,” ujar ibu satu anak ini. (akm/ton)