RADARSEMRANG.ID, Ahmad Jazuli, 28, kuliah di Tianjin University of Tradisional Tiongkok. Sebelum kembali ke Indonesia, warga Desa Plumbon, Kecamatan Limpung, Batang ini bersama mahasiswa lain dikarantina oleh pihak universitas akibat wabah virus korona.
RIYAN FADLI, Batang, Radar Semarang
Tianjin menjadi salah satu kota yang lumpuh akibat wabah korona. Akibat virus yang berasal dari Wuhan, Tiongkok itu, kota ini sudah seperti kota mati. Tidak ada aktivitas apapun dari warganya.
“Suasananya sangat mencekam”, kata Jazuli saat ditemui RADARSEMARANG.COM di rumahnya, Jumat (6/3).
Jazuli lolos dari pemeriksaan di Bandara internasional Soekarno-Hatta (Soetta) saat kepulangannya pada 31 Januari 2020 lalu. Ia bersama ratusan penumpang lain yang terbang dengan maskapai Royal Brunei BI622 langsung dari Beijing, Tiongkok. Keberangkatannya dari Beijing pukul 19.00 WIB, dan tiba di Jakarta pukul 02.00 WIB.
Sebelumnya, Jazuli beserta mahasiswa lain dibawa ke Beijing dengan kereta api dan langsung naik pesawat Royal Brunei. Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Jazuli dan ratusan penumpang lain diarahkan ke stan Kementerian Kesehatan RI. Namun karena sudah larut malam, stan tersebut tutup. Ratusan penumpang tersebut pun lolos dari pemeriksaan dan keluar bandara dengan leluasa.
RADARSEMARANG.COM ditemani Iryanto, salah seorang perangkat Desa Plumbon kemarin mengunjungi rumah Ahmad Jazuli. Pria tersebut terlihat sehat saja. Anak ke lima dari enam bersaudara pasangan almarhum Suyanto dan almarhumah Tuyati ini tinggal di rumah sendirian. Saudaranya yang lain sudah mempunyai rumah sendiri.
Peraih gelar Sarjana Farmasi dan Apoteker dari Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang ini termasuk mahasiswa cerdas. Jazuli pernah mendapatkan beasiswa dari Pemprov Jateng, juga dari Kementerian Pendidikan. Usai meraih gelar S1, Jazuli mendapat beasiswa dari Pemerintah Tiongkok. Ia mengambil jurusan farmasi. Saat ini ia sedang menempuh semester dua.
Dengan adanya wabah virus korona, Jazuli belum tahu kapan bisa melanjutkan studi lagi. Pihak Tianjin University mengatakan akan memberitahu jika kondisi sudah memungkinkan dan bebas korona.
“Saya berharap bisa melanjutkan kuliah untuk meraih gelar master,” harapnya.
Jazuli mengaku sudah memeriksakan diri ke Puskesmas Limpung. Ia ingin memastikan kondisinya terbebas dari korona. Pemeriksaan dilakukan oleh dr Hendrawan.
Jazuli kini sudah mulai berani keluar rumah. Berinteraksi dengan tetangga setelah dua minggu lebih mengurung diri usai kepulangannya. Bahkan pada Jumat dan Minggu, ia memberi les Bahasa Inggris ke siswa sebuah SMK.
Kepala Puskesmas Limpung dr Didik Sugiharto menyatakan prihatin dengan lolosnya penumpang pesawat BI622. Ia heran dengan keteledoran petugas dari Kementerian Kesehatan yang seharusnya sudah tahu ada jadwal pesawat dari Tiongkok.
“Meskipun saudara Ahmad Jazuli sehat dan sudah lewat masa inkubasi 14 hari, tapi kami tetap memantau, termasuk siapa saja yang pernah berinteraksi. Di wilayah Limpung ada satu lagi TKI di Singapura yang masih menjalani karantina. Kami sudah siapkan kader untuk memantau jika pulang nanti,” katanya. (*/aro)