Memiliki kekurangan tak menghalangi Tiara Hanum Kembang Joyo untuk meraih prestasi. Penyandang disabilitas ini sudah memenangi lima nomor perlombaan renang tingkat nasional. Bahkan, cita-citanya bisa lolos ke olimpiade.
RIYAN FADLI, Kendal, RADARSEMARANG.COM
MEMILIKI kekurangan bukan menjadi kehendak Tiara Hanum Kembang Joyo. Saat usia dua tahun, ia kehilangan salah satu kakinya. Di usianya yang belia itu, tentu tak bisa mengingat kejadian apapun waktu itu. Melalui cerita orangtuanya, ia hanya tahu bahwa kakinya menjadi cacat karena kecelakaan. Tak patah arang, kekurangan itu memotivasinya untuk bisa mengembangkan diri. Meraih cita-cita setinggi mungkin, menjadi perenang profesional. Mewakili Indonesia hingga ajang olimpiade.
Cita-cita itu ia mulai dengan menjuarai ajang Para Swimming Championship. Kejuaraan bagi para difabel tingkat nasional di Jakarta pada November 2019 lalu. Tak tanggung-tanggung, Tiara -sapaan akrabnya- memborong seluruh kategori yang diikuti. Ia menyabet lima gelar juara. Kategori 50 meter gaya kupu-kupu, gaya dada, gaya punggung, gaya bebas, dan gaya bebas 100 meter.
“Aku bangga, juga senang sekali. Cita-citaku bisa tercapai. Aku pengin jadi atlet nasional. Kemenangan itu aku berikan untuk keluarga,” kata Tiara saat ditemui RADARSEMARANG.COM di sekolahnya.
Siswi kelas 7 SMP Negeri 1 Cepiring, Kendal ini tak pernah mengeluh akan keadaannya. Saat ini ia menggunakan satu kaki palsu. Ia selalu ceria dan memberikan senyuman saat berpapasan dengan orang lain. Usianya masih 13 tahun, untuk mengapai cita-citanya menjadi atlet nasional, Tiara selalu giat berlatih. Dalam seminggu, ia berlatih lima kali. Jauhnya tempat latihan, tak menjadi masalah. Jarak 27 kilometer selalu ditempuh setiap hari dari rumahnya. Rumah Tiara di Desa Kalirejo, Kecamatan Kangkung, Kendal. Sedangkan tempat latihannya di Curugsewu, Kecamatan Patean, Kendal. Ia selalu senang, karena dalam perjalanan latihan melewati hutan-hutan yang masih rimbun. Walaupun jalannya tidak mulus.
“Latihan renangnya di Curugsewu, dibimbing sama Mbak Wulan dan Mbak Wiwik. Perjalanannya seru, bisa nerabas-nerabas hutan jati,” ujar Tiara sambil tersenyum.
Kunci kesuksesan putri pasangan Agus Kembang Joyo dan Diah Andayani ini juga dari asupan makanan. Tiara selalu menjaga pola makannya. Tak pernah terlupakan untuk minum susu setiap istirahat sekolah.
“Enak juga latihan di Curugsewu, walaupun jauh. Karena ada teman disabilitasnya juga. Di sana aku ikut klub renang Tirta Karya Para Swimming,” katanya.
Selama bersekolah, Tiara selalu diantar oleh orangtuanya. Berkat prestasinya itu, ia juga banyak mendapatkan ucapan selamat dari teman-temannya. “Dulu aku diajarin sama papah, terus lama-lama jadi suka berenang,” ujarnya.
Ia juga memotivasi teman-temannya untuk selalu semangat menggapai cita-cita. Prestasi tidak bisa diraih, tanpa adanya usaha yang keras. “Buat teman-teman supaya lebih giat lagi untuk belajar agar bisa meraih cita-cita,” ucapnya.
Pihak sekolah Tiara pun turut bangga atas prestasi siswinya tersebut. Sekolah hanya bisa mendukung dan mendorong siswanya untuk terus berkembang. Meraih berbagai prestasi. Hal itu disampaikan guru olahraga SMP Negeri 1 Cepiring M Aji Sampurna.
“Saya bangga dengan Tiara, prestasinya luar biasa, karena renang itu memang skill yang tidak mudah. Tidak semua orang bisa menguasainya. Bisa mencapai tingkat nasional itu kan suatu kebanggaan,” katanya.
Guna memotivasi siswa lain untuk meraih prestasi, pihak sekolah selalu memfasilitasi siswa berprestasi sekolah ini untuk menularkannya kepada siswa lainnya. “Anak-anak yang berprestasi selalu kita tunjukkan pada teman-temannya,” ujarnya. (*/aro)