28 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Awalnya hanya Iseng, ternyata Laku Dijual

Jatmiko, Pembuat Miniatur Kapal hingga Rumah Adat dari Barang Bekas

Artikel Lain

Kreativitas memang tidak mengenal keterbatasan. Terbukti, dengan alat dan bahan seadanya, Jatmiko, 37, mampu berkreasi menghasilkan karya seni yang cukup menarik. Miniatur kapal hingga rumah adat dari limbah kayu.

 SIGIT ANDRIANTO, RADARSEMARANG.COM,

SIANG itu, dengan telaten Jatmiko merekatkan kayu yang digunakan sebagai tiang kapal menggunakan lem. Ia memasang dengan sangat memperhatikan setiap sudut kapal. ”Biar terlihat seperti asli,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM.

Dalam kesehariannya, Jatmiko bermatapencaharian sebagai pekerja proyek. Kemampuannya membuat miniatur ini diperoleh secara otodidak. Sebagian juga dari warisan kakek yang berkecimpung di bidang seni.  Pembuatan miniatur dari bahan bekas ini bermula dari iseng-iseng. Saat itu, di waktu senggang, ia berpikir untuk membuat sesuatu yang bisa menghasilkan uang. ”Karena bagaimanapun dapur harus tetap ngebul,” ujar pria asli Jimbaran, Kabupaten Semarang ini sembari tertawa.

Untuk membuat miniatur, pria yang tinggal di Jalan Cimandiri Semarang Timur ini hanya memanfaatkan bambu dan triplek bekas. Kalaupun ada bahan yang harus dibeli, itu adalah benang dan lem untuk merekatkan kayu. Atau cat untuk membuat miniatur hasil karyanya lebih berwarna. Tapi biasanya orang lebih senang dengan warna natural.

”Untuk membuat layar kapal, biasanya saya juga menggunakan bungkus teh celup bekas,” ujarnya menunjukkan niatnya untuk turut membantu mengurangi persoalan sampah.

 

”Isinya (serbuk teh, Red), biasanya juga bisa dimanfaatkan. Bisa untuk membentuk laut. Atau untuk membuat bentuk pekarangan. Tinggal warnanya menyesuaikan,” timpalnya.

Sementara itu, gunting, cutter, gergaji dan meteran, ia sudah memiliki. Meski nampaknya sudah berusia. Alat, baginya, hanya sebagai sarana untuk menciptakan karya. Dengan alat dan bahan sederhana tersebut, toh ia mampu menciptakan kapal pinisi, kapal layar dan berbagai macam miniatur lainnya.

Tidak hanya kapal,  Jatmiko juga pernah membuat miniatur rumah adat. Saat itu, satu rumah adat joglo, lengkap dengan taman hiasnya, dilirik pembeli dan dibawa pulang dengan mengganti uang sebesar Rp 250 ribu.

”Membuat rumah adat hanya ketika ada pesanan saja. Yang sering dibuat adalah kapal-kapal seperti ini. Karena kalau kapal jualnya tidak mahal,” ujar pria yang biasa menawarkan hasil karyanya ketika ada pameran. Kapal miniatur buatannya dijual mulai harga Rp 40 ribu.

Sambil menyelesaikan kapal miniatur buatannya, ia bercerita. Sebenarnya, ia sangat senang membuat miniatur. Jika dilakukan dengan serius, dalam sehari ia bisa menghasilkan hingga tiga miniatur kapal. Sayangnya, ia terkendala dalam hal pemasaran. Hingga saat ini belum ada pihak yang mau menggandeng untuk membantu dalam hal mengenalkan produk ke pembeli. ”Rencana mau coba di online. Mau ditawarkan di sana,” ujarnya mengikatkan tali dari tiang ke ujung kapal miniaturnya.

Ia mengaku tidak keberatan untuk menularkan kemampuan berkreaasi ini kepada orang-orang di sekitar. Menurutnya, jika itu untuk membuat lebih baik, kenapa tidak.(*/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya