32 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Semakin Asam Buah, Hasilkan Listrik Lebih Besar

Empat Mahasiswa Undip Sulap Buah Busuk Jadi Energi Listrik

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM,  Buah yang membusuk biasanya dibuang begitu saja. Namun di tangan empat mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro (Undip), limbah buah itu disulap menjadi energi listrik. Seperti apa?

EKO WAHYU BUDIYANTO, RADARSEMARANG.COM

KEEMPAT mahasiswa kreatif tersebut adalah Ilham Hugo Anantama, Zahirah Ahlami, Evan Hafidzudin, dan Rohmah Cahya. Mereka tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Undip. Keempatnya menyulap sampah buah menjadi energi listrik. Tentunya perubahan energi listrik tersebut tidak langsung serta-merta menggunakan buah. Namun diubah terlebih dahulu menggunakan sebuah alat ciptaan mereka yang diberi nama ‘Eco Battery’.

Ilham Hugo menjelaskan, selama ini sampah kerap menjadi persoalan lingkungan. Selain itu, ia kerap melihat sampah organik buah berceceran di sekitar rumah kosnya. “Dari situ muncul ide membuat sebuah alat untuk memanfaatkan sampah buah itu,” ujar Ilham kepada RADARSEMARANG.COM.

Bersama tiga temannya, Ilham pun melakukan berbagai eksperimen. Saat itulah muncul gagasan menciptakan alat untuk mengubah limbah buah itu menjadi energi listrik. “Sejauh ini permasalahan sampah menjadi masalah penting di perkotaan. Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah, salah satunya bisa dicoba dengan memanfaatkan limbah sampah sebagai sumber energi,” katanya.

Dijelaskan, Eco Battery merupakan jenis baterai yang menggunakan limbah organik untuk menghasilkan energi listrik. Adapun cara kerjanya yaitu dengan memanfaatkan keasaman buah yang telah membusuk untuk menghasilkan arus listrik.
Namun tidak semua buah bisa menghasilkan keasaman yang diinginkan, hanya buah jeruk yang dipilih memiliki tingkat keasaman yang tinggi. “Buah jeruk yang busuk lebih bisa dimanfaatkan,” ujarnya.

Adapun cara kerjanya, pertama daging buah yang telah membusuk dihaluskan. Kemudian dituangkan ke dalam sejumlah wadah yang berisi seng dan tembaga sebagai elektroda untuk menghasilkan arus positif dan negatif. “Arus listrik yang dihasilkan kemudian disalurkan menggunakan kabel ke dalam wadah berisi rangkaian elektronik yang berfungsi untuk mengatur tegangan arus listrik,” jelasnya.

Alhasil, dari wadah berisi rangkaian elektronik ini, bisa digunakan untuk menyalakan lampu.

Evan menambahkan, Eco Battery bisa dimanfaatkan oleh setiap warga di rumah. Apalagi bagi penjual buah. Setiap hari banyak ditemui limbah buah yang busuk. Hal itu bisa dimanfaatkan untuk memperoleh energi listrik.

“Untuk besaran energi sendiri tergantung dari bahan buah itu sendiri, semakin asam dan banyak buah busuknya maka aliran listrik yang ditimbulkan lebih tinggi,” katanya.

Berkat ciptaannya ini, Eco Battery berhasil menyabet medali perunggu dalam gelaran Bangkok International Intellectual Property Invention Innovation and Technology Exposition (Ipitex) 2019 yang digelar di Thailand. Evan berharap, hasil temuan mereka nantinya dapat diaplikasikan oleh semua masyarakat. Setidaknya dengan temuan ini, konsep hemat energi akan didapat. “Dengan alat ini, kita bisa memanfaatkan energi dari bahan baku yang biasanya dipandang sebelah mata, yaitu sampah buah yang membusuk,” tuturnya. (*/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya