Lewat daya kreativitas, sampah pun bisa dijadikan barang berguna. Seperti yang dilakukan Tri Martini bersama para tetangganya, memanfaatkan bungkus kopi untuk dijadikan pelapis/hiasan sofa. Seperti apa?
SIGIT ANDRIANTO, RADARSEMARANG.COM
HIASAN sofa ini dibuat bersama 20 ibu-ibu di sekitar tempat tinggalnya. Dukuh Sejambu, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Memanfaatkan sampah bungkus kopi yang dianyam sedemikian rupa. Kemudian disusun mengikuti bentuk sofa.
Dikatakan, untuk menghasilkan lapisan sofa ini, ia menghabiskan sekitar 2.300 bungkus kopi. Lumayan untuk mengurangi jumlah sampah plastik. Daripada dibiarkan terbuang tanpa bisa terurai dalam tanah.
”Ini kami kerjakan selama kurang lebih dua bulan,” ujar perempuan yang mengkhususkan sofa yang dibuatnya ini untuk Gubernur Ganjar Pranowo pada gelaran Kongres Sampah belum lama ini.
Untuk membuatnya pun, dikatakan, tidak terlalu susah. Hanya dengan menggunting bungkus kopi menjadi beberapa bagian dengan pola tertentu, kemudian dilipat dan dianyam. Hampir sama dengan pembuatan tas dari bungkus kopi seperti yang banyak ditemui sejauh ini.
Bagian sandaran sofa juga dihias dengan bunga-bunga yang juga dibuat dari sampah plastik. Sekilas tampak seperti singgasana raja. Sekalipun dibuat dari sampah.
Membuat sofa hias tentu bukan menjadi tujuan utamanya. Bersama tetangganya, ia ingin berkontribusi mengatasi persoalan sampah.
Bersama yang lain, Tri Martini memang sudah aktif mengelola sampah menjadi beragam bentuk kerajinan. Mulai dari hiasan berupa bunga-bunga, topi, alas lantai, mainan anak-anak, ada pula aneka kostum.
Ia mengaku, pemanfaatan sampah ini sudah dilakukan selama dua tahun ini. Plastik-plastik yang digunakan merupakan hasil sumbangan dari para tetangga. Sudah menjadi kebiasaan masyarakat Desa Kesongo memilah sampah mulai dari rumah tangga.
”Warung-warung juga begitu. Sachet minuman instan, makanan ringan sampai bumbu masak mereka kumpulkan dan disumbangkan ke sini. Sekarang yang membuat seperti bukan hanya saya, ada banyak sekarang,” katanya.
Hasil kerajinan mereka ini, biasanya digunakan ketika acara karnaval. Hasil sewa kerajinan ini akan memberikan pemasukan untuk membeli peralatan dan bahan untuk berkarya. Seperti lem, gunting dan beberapa kebutuhan lainnya. ”Kalau dipinjam dari daerah lain, biasanya memberikan sumbangan seikhlasnya. Tapi kalau dipakai tetangga sendiri ya gratis,” ujarnya. (*/aro)