RADARSEMARANG.COM, Menjadi seorang pemimpin jangan bersikap otoriter. Karena kesuksesan terkadang datang dari adanya dukungan sekitar termasuk bawahan. Direktur Reserse Narkotika Polda Jawa Tengah Kombes Pol Wachyono selalu menerapkan cara bekerja dengan hati untuk meraih kesuksesan.
“Bekerja dengan hati itu, kita bekerja melakukan pendekatan. Sehingga kita akan tahu apa kemauan anggota, bawahan kita bagaimana, ada kesulitan apa. Kita sharing, untuk mencari jalan keluarnya bersama-sama,” ucapnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Wachyono mengatakan, kala memiliki waktu senggang juga menyempatkan diri untuk menemui anggotanya meski hanya sekadar ngobrol. Hal ini sangat perlu dilakukan sebagai bentuk perhatian atasan terhadap bawahan.
Jabatan yang diemban Wachyono juga tidak mudah karena berkaitan dengan barang terlarang, narkotika. Menurutnya, peredaran narkotika, psikotropika dan obat berbahaya (narkoba) sudah tergolong mengkhawatirkan. Sebab, barang haram ini telah merasuki semua kalangan, mulai dari anak di bawah umur, hingga dewasa.”Peredaran narkoba di Jawa Tengah, kalau dibiarkan saja akan terus menjadi rawan. Karena kenyataanya hampir setiap hari kita menangkap pengguna, sama pengedar,” jelasnya.
Makalah tidak harus diberantas secara serius, tentu saja hal ini sangat membahayakan generasi penerus bangsa maupun negara Indonesia. Oleh karena Wachyono mengajak semua anggotanya termasuk semua elemen masyarakat untuk terus bersatu melawan peredaran narkoba.
“Tahanan di Polda Jateng hampir 70 persen tahanan narkoba. Artinya kita bekerja menangkap para pengguna maupun pengedar. Sekarang sudah sampai 900 tersangka pengungkapan termasuk dari semua jajaran. Rata-rata dikendalikan dari Lapas,” bebernya.
Menjabat sebagai Diresnarkoba Polda Jateng sejak 2018, Wachyono telah berhasil mengungkap ribuan kasus. Meski demikian ia masih terus berkomitmen menabuh genderang perang melawan narkotika. Pihaknya akan terus memburu dan menangkap pengedar, bandar hingga jaringan narkotika sampai ke akar-akarnya.
“Peredaran ini merata, yang paling besar adalah daerah Solo Raya, sama Semarang, hampir setiap hari nangkap terus. Sekarang ini daerah yang perlu diwaspadai Jepara, Pekalongan,” ujarnya.
Diakuinya, anggota yang bertugas di lapangan juga sudah terbagi-bagi dalam sebuah tim. Namun demikian, para pengedar maupun bandar ini terus mencari kelengahan petugas dalam melancarkan aksinya. “Modus bandar narkoba ini selalu berubah-ubah. Modus ini ketahuan, ganti modus lainnya. Tapi saya harus terus memberikan arahan dan starategi-strategi kepada anggota saya,” ujarnya.
Wachyono juga menyampaikan, narkoba sangat rawan dan menggiurkan. Mereka yang tidak hati-hati dan dekat dengan narkoba akan berakibat fatal. Sehingga ia juga mengimbau kepada anggotanya untuk tidak bermain atau dekat dengan narkoba.
Selain kepada anggota, Wachyono juga tidak henti-henti menyampaikan bahayanya narkotika terhadap keluarganya. Menurutnya, imbauan paling utama untuk menjauhi narkotika inipun diawali terhadap diri sendiri, keluarga, sampai ke lingkungan sekitar.
“Jangan sampai saya ngomong ke orang lain jauhi narkoba, tapi keluarga saya ada yang terpengaruh narkoba. Makanya kita harus bisa memberikan contoh yang baik,” jelasnya. (m.hariyanto/ton)