Nang Gede Rohmatulloh bukan mahasiswa biasa. Di sela kuliah, dia juga aktif dalam kegiatan bisnis. Ya, pemuda asal Demak ini sudah sejak dua tahun menekuni bisnis sablon kaos. Dia adalah owner Demak Original Creative.
RAHMATIKA PUTRI ADKHIYAH, RADARSEMARANG.COM,
NANG Gede Rohmatulloh masih kuliah di jurusan Sastra Inggris Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang semester 7. Namun pemuda berpostur gede sesuai namanya ini telah sukses menekuni bisnis sablon kaos. Ia mengelola usahanya itu di rumah yang sekaligus menjadi workshop. Di rumah warna hijau itu, ia memulai perjalanan usahanya yang hingga kini terus berkembang. Bahkan, kini ia telah memiliki 6 karyawan.
Saat ditemui RADARSEMARANG.COM, Gede mengaku menekuni bisnis sablon berawal dari iseng ingin tampil beda menggunakan kaos hasil desainnya sendiri. Nah, saat itu, ia melihat sebuah peluang usaha yang cukup menarik. Bisnis sablon kaos. Ia pun mulai berpromosi ke berbagai tempat. Misalnya, ke sekolah, toko baju, tongkrongan komunitas hingga partai politik. Ia tidak malu atau minder dalam berpromosi. “Saya tidak pernah malu untuk berpromosi ke toko dan orang per orang,” ujar penyuka otomotif ini.
Menurutnya, rasa percaya diri adalah modal penting dalam merintis bisnis. Sebagai mahasiswa, dia tak malu untuk mempromosikan brand miliknya. Gede sendiri mengenal sablon kaos dari teman kecilnya yang pernah bekeria di salah satu perusahaan tekstil di Provinsi Kalimantan Timur. Awalnya, mahasiswa Fakultas Bahasa ini hanya iseng – iseng ingin tampil beda dengan memakai kaos bergambar hasil desainnya sendiri.
la mencoba membuat suatu desain gambar sederhana dan dicetak di kaos. la pun memamerkan sablon kaos pertamanya itu ke teman – temannya. Gede sadar bahwa produk sablon kaos yang dikenalkan tiga tahun lalu itu belumlah semenarik desain sekarang. Dulu yang ia tahu, sablon kaos hanya menggunakan satu jenis tinta. Sekarang Gede sudah menggunakan lebih dari lima jenis tinta sablon sesuai keinginan konsumen.
Di awal bisnis, tidak mudah Gede dalam memasarkan produknya. Ia pernah diremehkan, bahkan ditolak produknya. Ada juga yang sudah pesan, namun tidak dibayar. “Tapi, saya tidak putus asa. Saya tetap semangat menekuni bisnis ini,” ujar pemuda kelahiran 3 April 1998 ini.
Gede mengaku, saat merintis usaha, ia pinjam modal Rp 2 juta ke bank. Alumni SMKN 2 Demak ini mengusung brand Demak Original Creative dalam bisnisnya. Menurut Gede, usaha sablon kaosnya tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tapi juga membantu perekonomian masyarakat menengah ke bawah melalui pemberdayaan sumber daya manusia di sekitarnya. Saat ini, ia dibantu enam pekerja.
Dalam perkembangan bisnis yang dijalani, ia rela para pegawainya menjadikan bisnisnya sebagai batu loncatan untuk ke jenjang yang lebih tinggi lagi . “Saya merasa cukup bangga bisa memberikan lapangan kerja dan batu loncatan bagi teman – teman. Bahkan, salah satu mantan pegawai saya kini telah menjadi anggota TNI yang bertugas di Aceh, dan saya cukup bangga,” katanya
Meski menekuni bisnis, ia tidak kesulitan membagi waktu antara kuliah dan kerja. Baginya, kuliah tetap nomor satu. Selama menekuni bisnis sablon kaos selama 3 tahun, pemuda 21 tahun ini sangat bersyukur. Karena bisnisnya terus berkembang. Ia telah mampu memperbesar tempat produksi sablon kaosnya, membeli beberapa bidang tanah sebagai tabungan serta satu unit mobil truk boks untuk mengantar pesanan.
Mahasiswa yang juga enterpreneur ini mengatakan, sukses bukan orang lain yang menciptakan, akan tetapi kita sendiri yang menciptakan. “Sukses itu tidak harus berseragam atau jadi pegawai kantoran, tapi bisa dengan berwirausaha,” ucapnya. (*/aro)