RADARSEMARANG.COM, Semarang – Surabaya Pahlawan Jazz (SPJ) menggelar Safari Ramadan di empat kota. Grup ini berkeliling dari Malang, Kediri, Yogyakarta, dan terakhir Kota Semarang.
Para pemain jazz ini tour menggunakan mobil jenis karavan. Mobil tampak dipenuhi alat musik seperti bass, gitar, drum, saksofon, dan trambon, terparkir di depan Gedung Keuangan Negara (GKN) Semarang, Selasa (19/4). Tepatnya berada di titik nol kilometer Kota Semarang.
“Kedatangan kami di Semarang ini untuk mengenalkan musik jazz sembari menemani orang-orang ngabuburit menunggu berbuka puasa,” ujar FX Boy, pegiat SPJ di sela pertunjukan.
Ia menambahkan, bermain menggunakan panggung dengan mobil karavan ini menjadi terobosan baru agar musisi dan komunitas jazz terhindar dari kevakuman akibat pandemi Covid-19. Sebelumnya kelompok ini tampil di titik nol kilometer Yogyakarta. Safari Ramadan ini dilakukan ke berbagai kota untuk mengajak kembali para musisi untuk berkolaborasi.
Sementara itu Indah Kurnia, ketua Surabaya Entertainment Club (CEC) selaku penggagas panggung jazz mobil karavan ini sudah digagas saat awal Covid-19 lalu. “Saat itu, masyarakat benar-benar kehilangan panggung karena banyaknya kebijakan dari pemerintah,” pungkasnya.
Wanita yang juga menjabat sebagai Komisi XI DPR RI ini mengajak masyarakat untuk tetap tersenyum, walaupun banyak masalah yang sedang dihadapi. Ia menambahkan ketika panggung dilarang digelar, di satu sisi para musisi juga kehilangan pekerjaan.
“Kita harus tetap tersenyum dengan masalah yang ada. Seperti ini kami merancang panggung berjalan di atas van ini dengan sistem outdoor. Jadi panggung berjalan ini diisi alat musik, soundsystem, lighting, lengkap dan bisa dibawa kemana saja serta siap manggung kapan saja,” ujarnya.
Pantauan RADARSEMARANG.COM terlihat beberapa orang yang melintas berhenti untuk melihat para pemain SPJ bermain. Terutama driver ojek online yang sedang menunggu orderan duduk berjejer di depan mobil jenis Karavan ini.
Salah satunya Nurdi, pengemudi ojek online ini mengaku senang ada hiburan di tengah ia mencari nafkah. “Sambil ngabuburit juga nunggu orderan. Bisa untuk hiburan mendengarkan musik jazz sembari melepas penat seharian bekerja,” jelasnya. (cr4/ida)
