RADARSEMARANG.COM, Salah satu band asal Semarang, Unless, mencoba mempertahankan idealismenya dalam bermusik. Mengambil genre yang bisa dibilang kurang komersial di industri musik tanah air. Yakni mengkolaborasikan emo/post-hardcore.
Aliran tersebut terinspirasi band-band seperti Saosin, Alesana, Pierce the Veil, Asking Alexandria, Circa Survive, Killing Me Inside. Mereka mengkolaborasikan era post-hardcore awal 2000-an dengan menggabungkan sound-sound ambience. Memang, genre ini jarang dibawakan band-band di major label. Kalau pun ada jumlahnya sedikit. Sebut saja Killing Me Inside. Namun, pihaknya yakin, setiap genre musik memiliki pasarnya. Selain itu, mereka juga ingin menghidupkan kembali potensi band emo di Semarang yang sudah redup.
“Karena kita melewati fase-fase saat mendengarkan emo, akhirnya kita memutuskan untuk mengambil genre emo, sekaligus melihat potensi band emo di Semarang ini sudah cukup redup,” ungkap Zidan salah satu personel band Unless.
Terbilang masih baru, band Unless berdiri pada 4 April 2021. Dipunggawai lima personel. Mereka adalah Zidan sebagai vokal, Faisal sebagai bassis sekaligus vokal scream, kevin sebagai gitaris, Faris Ulum sebagai drumer, dan Rio sebagai gitaris.
Band Unless juga telah merilis single Faith. Mereka membuatnya sedikit unik dengan memainkan mood lagu yang naik turun, agar emosinya sampai kepada para pendengar.
“Karena kita baru lahir, jadi buat perkenalan kita ngeluarin satu single. Baru satu single aja, tapi untuk selanjutnya kita bakal ngeluarin EP atau mini album,” tambahnya.
Pandemi Covid-19 sejauh ini tidak terlalu menghambat band Unless, karena mereka juga terbentuk saat pandemi. Sejauh ini mereka juga sudah perform dari panggung ke panggung underground. (mg7/mg9/zal)