RADARSEMARANG.COM – Berkarya tapi tetap mematuhi protokol kesehatan. Itu yang dilakukan lima anggota Redo Band. Ini dilakukan untuk menjaga kualitas bermusik. Di saat pandemi, mereka pun melahirkan sejumlah lagu.
Redo Band, kelompok musik asal Magelang digawangi Ajic Domara (vokal), Dhika (keyboard), Agung (gitar), Fahmi (bass), dan Bayu (drum). Di saat pandemi ini mereka memproduksi karya lagu di studio rekaman pribadi, RD Home Production. Namun, intensitas rekaman berkurang. Bisa dibilang, satu minggu sekali saat awal pandemi. Masuk studio pun dilakukan secara bergantian.
“Kami juga melakukan perawatan sound system, karena saat pandemi alat-alat kami jarang terpakai,” ujar vokalis Redo Band, Ajic.
Meski tidak seleluasa sebelum pandemi, Redo Band berhasil merilis dua lagu religi berjudul “Selamat Datang Ramadan” dan “Ramadan Berkah”. Karya ini lahir di saat umat muslim melewati bulan penuh rahmat itu dengan banyak keterbatasan. “Pada waktu itu, kami harap lagu tersebut bisa menjadi dorongan energi positif, supaya kita lebih kuat menghadapi pandemi,” tuturnya.
Untuk lagu “Ramadan Berkah”, Redo mengajak masyarakat Kampung Tejosari, Magersari, Magelang Selatan dalam proses rekaman dan syuting video clip dengan protokol kesehatan. “Kami juga melibatkan petugas kesehatan, dan mendapat izin aparat setempat,” bebernya.
Bisa dibilang, penggarapan lagu religi itu kejar tayang. Dalam tujuh hari. Rekaman dilakukan setelah para personel Redo pulang kerja. “Emang kejar tayang. Karena kita pengen di kondisi waktu itu, masyarakat tetap merasakan kebahagiaan menyambut bulan Ramadan,” akunya.
Keunikan terjadi saat proses pembuatan video klip memakan waktu dua jam. “Masih ingat, kita mulai take pukul 06.00, selesai pukul 08.00 tepat,” imbuhnya.
Selain dua karya itu, dia sendiri membuat karya berjudul “Untukmu”. Aji bercerita, lagu ini dipersembahkan untuk para tenaga medis. Di sisi lain, ia ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat. Menghargai perjuangan nakes sebagai garda terdepan melewan Covid-19 sudah menjadi sebuah keharusan.
Caranya dengan mengaplikasikan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga penyebaran virus ini terkendali. Tidak ada lagi nakes yang gugur, maupun masyarakat yang terjangkit Covid-19. “Lagu ini memang saya dedikasikan untuk nakes, semoga semakin semangat dalam menjalankan tugas,” ucapnya.
Grub band yang terbentuk 8 April 2014 itu punya target di tahun 2021. Merilis mini album. Mereka akan mempersembahkan enam lagu. “Ini yang kita siapin selama pandemi, mudah-mudahan segera rilis,” ucapnya.
Punya mini album diakui mimpi besar para personel. Banyak hal yang mendorongnya. Rentetan sejarah awal terbentuknya Redo Band menjadi semangat besar ingin terus tumbuh dalam bermusik.
“Dulu kita punya grup band masing-masing. Tapi ada problem masing-masing. Nah problem ketemu problem, terwujud lah impian yang belum tersampaikan di grup kita dulu,” ungkapnya.
Perjalanan bermusik akan banyak tantangan ke depannya. Namun personel Redo, sepakat menjaga komitmen. Paling utama adalah membangun komunikasi yang sehat. “Dari awal kita sepakat, apapun itu, kita harus saling terbuka. Intinya di situ,” tandasnya.
Diakui Aji, kiat inilah yang membuat Redo Band langgeng. Ia juga ingat, perjuangan para personel untuk membangun kepercayaan masyarakat tidak mudah. Kala itu, Redo Band memulai karir bermusik dengan mengisi hiburan di sebuah acara gathering. Kemudian manggung di acara pernikahan. “Kalau nggak salah, waktu ini, band untuk wedding baru ada dua di Kota Magelang. Salah satunya kita. Setelah itu baru bermunculan band-band baru,” bebernya. Sampai pada akhirnya, Redo Band pentas di acara musik besar. Sampai menjadi band-band pembuka artis nasional. (put/lis)