RADARSEMARANG.COM – Mulai kelam belum buntu malam, mata masih terjaga di ruang buram, di bingkai kusam. Waktu berjalan terasa lambat, rasa menembus awan, hitam pekat, tanpa sekat. Itulah penggalan lirik lagu Celah Asa yang baru saja diluncurkan Kulikoffa, band indie pendatang baru asli Kota Semarang.
Lagu milik band bergenre folk itu berdurasi empat menit. “Lagu ini menceritakan pekerja mandiri yang tidak ikut orang. Bergerak lebih banyak. Kalau nggak bergerak, kerja, ya tidak dapat apa-apa. Setelah pandemi ini juga berefek ke penghasilan. Pada intinya menceritakan laki-laki yang menafkahi keluarganya,” ungkap salah satu personel Kulikoffa, Ari Kuncung, kepada RADARSEMARANG.COM.
Lokasi syuting atau pengambilan gambar untuk video klip lagu Celah Asa berada di ruangan basecamp yang berada di kawasan Jalan Abdul Rachman, Manyaran, Semarang Barat. Tempat tersebut sekaligus sebagai tempat kerja setiap harinya.
“Sudah di-record. Video liriknya sudah ada, kalau video klip masih proses edit. Lokasi syuting kita di ruangan kerja. Kita sulap jadi tempat syuting. Kalau lagu yang di-record sudah dua. Sebenarnya kita masih menggarap empat sampai lima lagu lagi. Semoga akhir tahun ini sudah semua. Kita buat mini album,” terangnya.
Band Kulikoffa digawangi Didik Suryadi, panggilan akrabnya Marcodik, sebagai vokal. Gitaris Fajar Asmuni, pencabik bas Ari Kuncung, drummer Wisnu Beno, cello Joshua, cakcuk Adit Salju.
“Awal Kulikoffa dibentuk akhir tahun 2019. Kita teman kerja di sini, ada tempat sablon, ada tempat desainnya. Awalnya hanya iseng genjrang genjreng lalu diseriusi, akhirnya buat lagu. Kemudian berbagi, ada yang buat lirik, cord-nya, akhirnya jadilah lagu,” terangnya.
“Kebetulan itu pas lagi pandemi, pas gabut gak ada kerjaan. Kemudian recording. Kita juga bersyukur dengan adanya covid kita bisa berkarya,” lanjutnya.
Ari membeberkan bandnya dinamakan Kulikoffa karena semua personel penggemar kopi. Menurutnya, setiap pagi sebelum mengawali kerja selalu menyempatkan ngopi bareng di teras basecamp atau tempat kerja.
“Kita kumpul, ngopi bareng, sambil nyemil gorengan, ngobrol sharing. Nama Kulikoffa setelah kita cari di Google merupakan nama salah satu daerah di Afrika,” jelasnya.
Meski menjadi band pendatang baru, skill yang dimiliki para personelnya tak diragukan lagi. Sebelumnya mereka banyak mendapat job di kampus-kampus. Hanya saja, sekarang ini acara manggung terhalang situasi Covid 19.
“Rencana tampil di kampus-kampus cuma tanggalnya juga belum pasti. Pada bulan September, Oktober 2020. Itupun kalau izinnya keluar. Kita menyadari karena situasinya juga masih seperti ini,” pungkasnya. (mha/lis/bas)