RADARSEMARANG.COM – Batik tidak lagi identik dengan busana jadul milik orang tua. Kini justru berbanding terbalik. Model yang kian variatif, membuat anak muda jatuh hati. Bergaya dengan batik di setiap suasana.
Peluang inilah yang coba ditangkap Aldion Soeprijono. Desainer asal Semarang ini tidak ingin ketinggalan merancang busana remaja menggunakan batik. Karyanya mengambil tema “Mega Puspita.”
Dalam desain kali ini, Aldon memadupadankan batik kukilo (bergambar burung) dengan kain satin dutch putih. Tidak hanya memberikan kesan fashionabel khas remaja. Namun juga mengesankan keanggunan wanita dewasa.
“Ini merupakan karya kolaborasi dengan 20 anak didik saya mahasiswa dari Universitas Ngudi Waluyo,” ujarnya. Pemilihan batik kukilo bukan tanpa alasan. Ada pesan yang ingin ia sampaikan. Burung yang menjadi motif batik tersebut seperti mengambarkan kebebasan dan feminisme pada remaja. Begitu pula dengan warna putih. Diibaratkan sebagai awan yang bebas ke manapun pergi. Menunjukkan fleksibilitas dari remaja dalam menerima perubahan zaman.
“Apalagi warna putih juga netral untuk segala suasana. Sangat sesuai untuk mengambarkan perubahan mood remaja yang cepat berubah,” lanjutnya.
Dalam rancangan kali ini, ia membuat empat desain. Seperti busana dengan potongan payung dan circle yang membuat kesan centil pada remaja putri. Pola potongan A line siluet panjang dengan tambahan organdi yang melambai dan ringan. Sehingga memberikan kesan anggun. Semi jumpsuit dengan perpaduan katun yang memberikan kesan nyaman dan kasual.
“Ada pula busana dengan potongan circle lebih pendek. Dengan paduan outer semi blazer asimetris yang memberi kesan lebih formal, anggun dan ramping pada pemakainya,” lanjutnya.
Harapannya variasi desain tersebut dapat menambah pilihan busana batik bagi remaja. Tidak hanya digunakan untuk acara santai seperti jalan-jalan saja. “Namun juga untuk acara formal seperti pesta,” pungkasnya. (akm/lis)