32 C
Semarang
Saturday, 21 December 2024

Kombinasikan Budaya Jawa-Jepang Bikin Batik Makin Kenian

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Siapa bilang menggunakan batik memberikan kesan kuno. Di tengah globalisasi dengan semakin mudahnya akulturasi budaya antar negara, bukan suatu hal yang sulit untuk menyulap batik. Menjadi lebih kekinian dengan model variatif. Sesuai dengan pangsa pasar kaum milenial.

Inilah yang coba dimanfaatkan oleh Batik Identix. Mereka tertarik mengkolaborasikan kain batik. Tidak hanya untuk busana kebaya khas Jawa. Namun justru menjadi Kimono khas Jepang.

Pemilik Batik Identix, Irma Susanti menuturkan kimono batik sendiri relatif cukup diminati. Tidak hanya pasar lokal. Namun juga mancanegara. Terutama pasar Jepang. Masyarakat Negeri Matahari Terbit ini menganggap corak batik Indonensia hampir sama dengan milik mereka. Dimana menonjolkan motif alam. Yang berfokus pada dedaunan, bunga, pohon dan masih banyak lainnya.

“Apalagi ikatan kerjasama antara Jepang dan Indonesia sudah terjalin lama dan baik. Jadi produk kimono batik ini tidak kesulitan untuk menembus pasar mereka,” ujarnya.

Pihaknya menjelaskan untuk masalah bahan, pasar ekspor khususnya masyarakat Jepang lebih tertarik dengan kain sutra. Dimana mereka biasa menggunakan kimono sutra untuk acara penting dan besar. Seperti pernikahan dan lainnya. Sedangkan untuk pasar lokal lebih menyukai katun dengan satu lapis (kyoto). Dimana lebih sejuk dipakai. Apalagi di iklim tropis.

“Karena kyoto sendiri memang tipis, maka enak untuk digunakan saat dirumah atau untuk pijat. Dan seringnya memang dipesan dari panti pijat dan pribadi,” lanjutnya

Terkait pemilihan warna kain batik untuk kimono pun tidak sembarangan. Irma mengaku semuanya harus berdasarkan pada perubahan musim di Jepang. Dimana pada musim semi, maka pihaknya akan menggunakan kain batik dengan warna cerah. Seperti oranye, kuning dan lainnya. Sedangkan untuk musim dingin maka menggunakan kain batik yang gelap. Seperti warna hitam, biru tua dan sejenisnya.

“Jadi menyesuaikan sana. Kalau dingin ya pakai batik gelap karena menyerap panas. Jadi kalau dipakai lebih hangat,” kata perempuan asli Pati tersebut

Irma menambahkan terkait motif, ia mengerti ada beberapa konsumen yang tetap menginginkan adanya motif khas Jepang disamping motif batik itu sendiri. Maka dari itu pihaknya pun mengikuti eksibisi dan belajar langsung di Negeri Sakura. Bagaimana menggambar corak motif Jepang. Sehingga ia dapat mengkolaborasikan kedua motif tersebut. Dan tetap memenuhi permintaan konsumen.

” Jadi memang sulit ya karena harus belajar dulu. Makanya disini yang gambar desain batiknya tetap saya. Sedangkan pembatik  cukup mengikuti saja pola yang saya gambar saja,” pungkasnya. (akm/zal/bas)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya