RADARSEMARANG.COM, Semarang – Sebagai wujud apresiasi kepada para tenaga kesehatan (nakes), Sanggar Greget Semarang menggelar pertunjukan daring. Melalui kanal youtube, mereka menampilkan Tari Panca Surya.
Tari itu merupakan susunan dari pengasuh Sanggar Greget, Yoyok Bambang Priyambodo. Tari itu untuk memberikan apresiasi tinggi dari seniman kepada para nakes. Karena telah berjuang melawan Covid-19 sejak awal pandemi Covid-19. Selain itu, tarian ini juga sebagai peringatan Hari Dokter Nasional pada 24 Oktober lalu.
Tari Panca Surya ini melibatkan lima penari. Melalui pertunjukkan dalam kanal Youtube Sanggar Greget, tampak Yoyok, Sangghita Anjali, dan tiga penari lainnya. Mereka membawakan repertoar tari kreasi tradisi pesisiran. Yakni pengembangan dari gerak dan iringan Gaya Surakarta, Yogyakarta, serta hasil dari pencarian gerak.
Tari itu juga terinspirasi dari falsafah Jawa enigmatis. Itu tentang kadang permati atau sedulur papat lima pancer. Yang berarti empat saudara yang menjadi lima sebagai pusatnya. Ini menjadi bentuk kesatuan manusia ketika manusia lahir ke bumi.
“Ini juga yang menjadi tarian untuk menghormati nakes yang merawat pasien Covid-19 semasa pandemi,” kata Sangghita saat dihubungi RADARSEMARANG.COM.
Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, ada sekitar 10 ribuan nakes yang terpapar Covid-19 sejak awal pandemi. Serta 2.216 orang di antaranya merupakan dokter. Adapun nakes yang meninggal karena Covid-19 sebanyak 128 orang. Dan 64 orang di antaranya merupakan dokter umum dan dokter spesialis.
“Sejak awal pandemi hingga sekarang, mereka (nakes, red) tetap berdiri melawan Covid-19. Mereka juga sekaligus melindungi masyarakat. Ini patut diapresiasi,” ujar Sangghita.
Dalam pertunjukan daring itu, turut disajikan Tari Mahendra Krida dan Tari Dwi Putri. Tari Mahendra Krida menggambarkan sosok yang gagah, tangguh, berani, bertanggung jawab, dan penuh dedikasi.
“Dokter atau nakes itu berani dan penuh dedikasi. Mereka tahu jika merawat pasien Covid-19 itu berisiko tinggi. Tapi mereka tetap menolong masyarakat,” terang Yoyok Bambang Priyambodo, pengasuh Sanggar Greget. (dev/ida)