RADARSEMARANG.COM, Semarang – Sejumlah pedagang menolak rencana pembelian minyak goreng curah dengan Peduli Lindungi. Hal itu jelas sangat merepotkan dan pasti berdampak pada penurunan daya beli masyarakat.
“Pakai KTP saja menyusahkan, apalagi harus scan Peduli Lindungi. Ini justru bisa merugikan pedagang,” aku Pedagang Sembako di Pasar Peterongan Sri Utami.
Hal senada disampaikan Iin Setiyani. Pedagang minyak di Pasar Johar ini menilai minyak goreng masuk dalam kebutuhan pokok sehingga banyak dicari orang. “Ini tentu sangat menyulitkan masyarakat. Jadinya malah tidak efektif,” akunya.
Ia menilai belum tentu semua orang merespon baik program tersebut. Apalagi tidak semua orang melek teknologi. Bagi orang yang lanjut usia, penggunaan aplikasi tersebut sangat menyulitkan. “Kalau ambil kebijakan setidaknya dipikirkan dulu. Sosialisasi dan lihat kondisi lapangan. Bukan kebijakan dibuat, langsung diterapkan,” tambahnya.
Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan dan Stabilisasi Harga Disperindag Kota Semarang Sugeng Dilianto mengaku belum menerapkan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi dalam pembelian migor curah. Pihaknya masih menunggu surat edaran dan petunjuk pelaksanaan. Baik dari Pusat dan Dinas Perdagangan Provinsi Jateng. “Jadi belum bisa diterapkan di Kota Semarang,” katanya.
Ia menambahkan harga minyak sudah menurun yakni Rp 14.000 per kilo gram untuk pedagang. Sementara pembeli harganya Rp 15.500 per kilo gram. Pihaknya mengaku distribusi migor di Semarang stabil dan tidak terjadi kelangkaan.
“Kalau sudah ada konfirmasi dari Pusat kami siap untuk menerapkan, memberikan sosialisasi pada masyarakat, dan mengawal keberlangsungan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi,” tambahnya. (kap/fth)