RADARSEMARANG.COM, Semarang – Ekspor non-migas Jateng pada Januari-April 2022 naik sebesar 29,56 persen dibanding tahun lalu. Neraca perdagangan Jateng menunjukkan surplus sebanyak Rp 19,66 triliun. Hal ini berkat aktivitas ekspor yang terus membaik.
Untuk meningkatkan angka itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng menggelar kembali pelatihan Export Coaching Program (ECP). Sebanyak 30 peserta terpilih akan digembleng selama satu tahun untuk menjadi eksportir handal.
“Pelatihan ini bertujuan untuk mencetak eksportir baru yang mandiri dan untuk penetrasi pasar baru bagi eksportir pemula,” ujar Kepala Disperindag Jateng Arif Sambodo kepada RADARSEMARANG.COM.
ECP yang kini memasuki angkatan ke-4 merupakan program kerjasama dengan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI) Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan sejak tahun 2019. Bulan ini pelatihan digelar sejak tanggaj 7 hingga 9 Juni.
Kepala BBPPEI Heryono Hadi Prasetyo turut hadir membuka agenda besar itu secara langsung. Selain di Jateng, sembilan provinsi lainnya juga bekerja sama dengan BBPPEI dalam hal ini. Biasanya pihaknya menerjunkan tim khusus untuk membekali para peserta calon eksportir. “Biasanya kendala kita itu 3K, kualitas, kuantitas, dan kontinuitas,” ungkapnya.
Diceritakan, kendala yang dihadapi eksportir di daerah tak jauh berbeda. Terkadang kualitas produk berubah, pengusaha tak mampu memenuhi kuantitas permintaan, atau produksi yang tidak berkelanjutan.
Oleh karena itu pihaknya meminta para peserta cerdas memanfaatkan perwakilan dagang Indonesia yang disebar di 43 negara. Kemudian serius dalam mempelajari urusan logistik dan pembayaran pada pelatihan itu. (taf/ida)