26 C
Semarang
Tuesday, 15 April 2025

Pembangunan Transmisi Gas Semarang-Cirebon Terkendala KIB

Artikel Lain

Bank Indonesia Gelar Public Lecture G20

SEMARANG, Radar Semarang-Upaya Pemprov Jateng merealisasikan pembangunan transmisi gas dari Semarang sampai Cirebon pada 2023 mengalami banyak kendala. Di antaranya pembangunan Kawasan Industri Brebes (KIB) yang masih terkendala lahan. Bahkan, jika tahun 2024 masih belum clear, proyek pembangunan KIB terancam dikeluarkan dari program Proyek Strategis Nasional (PSN). Dan pembangunan transmisi gas hanya bisa Semarang-Batang.

Hal tersebut disampaikan oleh Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah Pemprov Jateng Peni Rahayu dalam acara Public Lecture G20 dengan tema “Exit Strategy & Addressing Scarring Effect : Bangkit, Tumbuh, dan Pulih Pascapandemi” yang digelar Bank Indonesia (BI) Jateng di Hotel Gumaya Senin (21/3).

Peni yang mewakili Gubernur Jateng Ganjar Pranowo tersebut menyampaikan, semula Jateng mendapatkan proyek penyediaan transmisi gas dari Cirebon-Semarang. Namun karena ada pembangunan Kawasan Industri Kendal (KIK), Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), dan Kawasan Industri Brebes (KIB), proyek transmisi tersebut dibalik dari Semarang dulu menuju Cirebon.

“Namun karena KI Brebes masih terkendala lahan, kami memastikan pembanguna transimisi tahun 2022-2023 akan dibangun Semarang sampai Batang. Karena di jalur ini ada Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) Semarang, KIK, dan KITB,” katanya.

Menurutnya, proyek pembangunan yang dicanangkan pemerintah selalu berhadapan dengan masalah lahan. Termasuk rencana pembangunan Bendungan Bener juga masalah lahan. Brebes belum bisa memasukkan ke program PSN juga karena masalah lahan.

“Karena itu pemerintah pusat masih melakukan evaluasi, apakah transmisi gas ini akan dilanjutkan ke Brebes atau Cirebon. Kami belum bisa memastikan. Kalau 2024 masih belum ada kepastian, maka proyek tersebut akan dikeluarkan dari PSN,” tandasnya.

Sedangkan terkait pengadaan barang dan jasa, pihaknya memastikan Pemprov Jateng mulai menggunakan industri kecil, yang diberi nama blankon. Namun sayangnya masih banyak Koperasi dan UKM kabupaten/kota di wilayah Jateng yang belum masuk data based Pemprov Jateng.

“Meski sudah disosialisasikan, namun masih belum banyak yang mau memasukkan ke dalam sistem kami. Masih ada beberapa kesulitan. Kami matursuwun Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Himbara yang turut memberikan bimbingan terhadap UMKM di Jateng,” katanya.

Sementara itu, kegiatan Public Lecture G20 dilaksanakan secara serentak di tiga kota yaitu Semarang, Medan, dan Makasar dan diawali dengan leader’s insight oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.

Gubernur Bank Indonesia menyampaikan, public lecture kali ini yang merupakan seri pertama rangkaian public lecture G20 yang akan fokus pada dua agenda prioritas, yaitu exit strategy to support recovery dan addressing scarring effect to secure future growth. Kedua agenda prioritas ini sangat relevan tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga bagi perekonomian global.

“Dunia saat ini dihadapkan pada laju pemulihan ekonomi yang berbeda-beda. Negara maju dan sebagian negara berkembang saat ini sudah mulai melakukan normalisasi kebijakan. Sementara masih banyak negara berkembang dan berpenghasilan rendah yang berkutat dalam mengatasi pandemi,” katanya.

Karena itu, jelasnya, untuk mencapai tema G20 yaitu recover together and recover stronger, terdapat enam agenda prioritas jalur keuangan dalam Presidensi G20 Indonesia. Agenda prioritas tersebut yaitu perumusan normalisasi kebijakan (exit strategy) agar tetap kondusif bagi pemulihan ekonomi dunia, perumusan respons kebijakan reformasi struktural di sektor riil untuk mengatasi luka memar (scarring effect) dari pandemi Covid-19, mendorong kerja sama antar negara dalam sistem pembayaran digital, mendorong produktivitas, perluasan ekonomi, dan keuangan inklusif, serta koordinasi internasional dalam agenda perpajakan.

Pelaksanaan Public Lecture G20 di Semarang dengan keynote speech Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung. “Upaya prioritas yang dapat dilakukan untuk meminimalkan scarring effect pandemi, yaitu mengatasi masalah realokasi tenaga kerja dan realokasi modal, meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan serta memastikan kesiapsiagaan dan pencegahan pandemi ke depan, serta memanfaatkan teknologi dengan meningkatkan inklusi digital,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut hadir pemberi insight atau masukan, di antaranya Chief Economist PT Bank Permata Josua Pardede, Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Anung Herlianto, dan Ketua Kadin Jateng Harry Nuryanto.

Sedangkan peserta yang hadir secara luring adalah perwakilan pemerintah daerah, anggota ISEI Jateng, perbankan, asosiasi, dan pelaku usaha. Sementara secara daring, kegiatan diikuti oleh seluruh stakeholders Kantor Perwakilan Bank Indonesia.

Sejalan dengan transisi menuju green economy yang merupakan arah pengembangan ekonomi ke depan, Public Lecture G20 di Semarang didukung dengan showcase produk-produk unggulan UMKM binaan KPwBI Provinsi Jateng yang ramah lingkungan, di antaranya Zie Batik Warna Alam, Bengok Craft, Batik Indigo Biru Warna Alam, Beras Organik Al Barokah, dan Kopi Anggrung Wonosobo. “Melalui penguatan UMKM sebagai penyangga ekonomi dan ketahanan sektor rumah tangga, diharapkan pemulihan ekonomi dapat terakselerasi, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dapat tercapai,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng Rahmat Dwisaputra. (ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya