RADARSEMARANG.COM, Semarang – Usai minyak goreng dan kedelai naik harga, kini giliran harga gas elpiji melambung. Kenaikan harga gas elpiji berlaku untuk non subsidi yakni ukuran 5,5 dan 12 kilogram (kg). Akibatnya, perputaran gas elpiji non subsidi sepi pembeli.
Diketahui, kenaikan harga gas saat ini telah menyentuh angka Rp 15.500 per kg. Hal itu telah dinyatakan pihak Pertamina pada 27 Februari lalu. Sebelumnya juga sudah mengalami kenaikan pada Desember 2021, dari Rp 11.500 menjadi Rp 13.000 per kg. Sementara itu, untuk elpiji subsidi 3 kg, tidak ada perubahan harga.
Sunarsih, 64, salah satu agen gas elpiji di Bandarharjo, Semarang Utara mengungkapkan, sebenarnya kelangkaan gas sudah terasa pada Desember lalu. Pihak distributor sudah mengurangi pasokan gas elpiji ke setiap agen. Hingga saat ini hanya diberikan 100 tabung gas per minggu. “Jadi setiap bulan hanya tersedia 400 tabung gas. Sebelumnya bisa sampai 500 tabung gas,” katanya kepada Radar Semarang Senin (28/02).
Pihaknya lebih banyak menjual tabung gas ukuran 3 kg dengan harga Rp 16.000. Perputarannya lebih cepat, bahkan jarang ada warga yang membeli gas elpiji non subsidi ukuran 5,5 kg yang ia jual dengan harga Rp 80.000. “Sebelum naik saja sulitnya minta ampun. Apalagi kalau sedang naik seperti sekarang,” kata Sunarsih.
Sudah dua minggu sejak pengiriman elpiji non subsidi, satupun belum ada yang membeli. Dalam satu bulan saja dapat diitung, paling tidak hanya berkurang dua elpiji yang terjual. “Kalau harga naik itu repot, susah, gak ada yang beli. Hanya dipakai keluarga sendiri,” pungkasnya. (cr3/ida)