27 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Robot Trading Marak, Waspadai Keamanan Dana

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Animo masyarakat untuk melakukan investasi online melalui perdagangan saham, perdagangan berjangka, dan trading online, semakin tinggi. Ini upaya untuk mencari income tambahan selama pandemi Covid-19 yang mengharuskan work from home (WFH) dan berdiam di rumah. Namun yang perlu diwaspadai saat ini, banyak masyarakat terjebak melakukan investasi melalui robot trading.

“Pandemi Covid-19 mendorong banyak orang melakukan trading online. Ini jadi skema mudah untuk tetap menghasilkan uang, meskipun berdiam diri di rumah,” kata Branch Manager PT Rifan Financindo Berjangka Mia Amalia yang didampingi humasnya, St Andri D kepada wartawan.

Sayangnya sebagian masyarakat justru terjebak dengan tawaran menggiurkan melalui robot trading. Apalagi robot trading ini menawarkan kepastian keuntungan tiap bulan tanpa repot berpikir njlimet. Karena tradingnya, dijalankan oleh joki. Selain itu, kalau mengalami kerugian atau persoalan, tak dinaungi oleh pemerintah.

“Biasanya perusahaan yang menjual robot trading, hanya memperlihatkan perusahaannya yang memiliki perizinan lengkap. Tapi menjalankan robot trading-nya, tidak. Ini berbeda dengan trading resmi, dinaungi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti),” jelasnya.

Robot trading bisanya menumpang kepada para pialang. Kalau rugi kita tak bisa menuntut ke pialang tersebut. Selain itu, servernya ada di luar negeri. Pemerintah tidak bisa mengecek. Jika ada persoalan, pemerintah harus menunggu dulu adanya laporan, masuk dulu ke delik aduan, baru bisa diproses.

Sebenarnya robot trading tak hanya menjual investasi, tapi menjual robot dengan sistem multi level marketing (MLM). Institusi ini tidak ilegal. Bisa jadi modal yang disetorkan untuk investasi hanya bertahan tak sampai lewat 5 tahun. Bisa jadi 3 tahun saja sudah over atau modal hilang. Memungkinkan terjadinya skema pozi, yang diputar sebenarnya uang nasabah.

“Yang paling bahaya memang keamanan dana. Sekarang tak ada margin com, bisa juga memasukkan sinyal palsu, harganya tak terjadi. Dibuat uangnya tak mencukupi melakukan transaksi,” katanya.

Padahal yang namanya trading secara normal, ada dasar hukumnya. Untuk menjalankannya perlu melakukan tiga analisa. Yakni, analisa teknikal, analisa fundamental dan analisa sentimen pasar. “Sedangkan robot trading, menggunakan sistem analisa harga yang dibuat secara statistik. Hanya menghitung pergerakan harga,” katanya.

Sebaiknya trading itu dijalankan sendiri. Hal itu akan membuat masyarakat lebih pintar dalam menjalankan bisnis. Akan terlatih melakukan analisa. “Asalkan bisa memahami manajemen risiko dan tak serakah, bisa mendapatkan profit yang lumayan,” jelasnya. (ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya