RADARSEMARANG.COM, Semarang – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) berhasil membukukan pertumbuhan laba sebesar 14,7 persen, tepatnya Rp 1,77 triliun. Dengan adanya penambahan laba ini, membuktikan Bank Jateng dalam kondisi yang baik, tumbuh positif dan sehat.
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno menjelaskan, dari sisi penyaluran kredit juga mengalami pertumbuhan sebesar 2,78 persen (yoy) menjadi Rp 52,53 triliun. Lalu penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 10,80 persen (yoy) menjadi Rp 65,35 triliun. Sementara total aset Bank Jateng juga meningkat 9,76 persen menjadi Rp 80,17 triliun.
Dari sisi rasio keuangan, lanjut Supriyatno, juga menujukkan kinerja yang semakin solid. Misalnya rasio dana murah (CASA) terhadap DPK meningkat dari 53,59 persen pada Desember 2020 menjadi 56,93 persen. Pengelolaan operasional juga semakin efisien karena penurunan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menjadi 76,42 persen.
“Rasio penyaluran kredit DPK atau LDR (loan to deposit ratio) meningkat dari 71,53 persen pada akhir Desember 2020 menjadi 80,38 persen. Ini menunjukkan adanya peningkatan fungsi intermediasi oleh Bank Jateng untuk meningkatkan perekonomian daerah melalui penyaluran kredit,” kata Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno saat memaparkan kinerja tahun 2021 di Bank Jateng Senin (10/1) kemairn.
Disinggung terkait rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) berhasil diturunkan dari 3,52 persen pada Desember 2020 menjadi 3,17 persen dan masih di bawah batasan sesuai ketentuan otoritas maksimal 5 persen. Bank Jateng juga berperan aktif dalam pemulihan ekonomi yakni dengan mendorong kegiatan usaha produktif bagi pelaku UMKM.
“Kredit Usaha Rakyat (KUR) sepanjang tahun 2021 sebesar Rp 4,51 triliun atau tumbuh 70,45 persen (yoy) dan keberhasilan penyaluran KUR tersebut didukung dengan keberadaan 94 unit layanan mikro (ULM) yang tersebar di seluruh Jateng,” tambahnya.
Supriyatno menambahkan, Bank Jateng juga mendapatkan kepercayaan pemerintah melalui Penempatan Uang Negara (PUN) sebesar Rp 2 triliun yang telah disalurkan 45.104 nasabah dengan total outstanding lebih dari Rp 7,01 triliun. Bahkan telah menghasilkan dampak ekonomi (multiplier effect) sebesar 7,9 kali, sehingga mempercepat kegiatan pemulihan ekonomi nasional.
“Kami melakukan UMKM Expo, pelatihan, dan pendamping melalui co-working space hingga bantuan pemasaran. Dari sisi permodalan, kami memberikan layanan Kredit Lapak yang menyasar perempuan pedagang pasar tradisional serta cicilan kredit yang ringan dan tanpa jaminan. Harapannya, bisa ikut menggerakkan roda perekonomian Jateng,” pungkasnya. (den/ida)