RADARSEMARANG.COM, Semarang – Sekitar 106 pelaku UMKM yang mengikuti pelatihan berjenjang hingga level 2 pada 2021 mengalami kenaikan omzet, aset, dan jumlah tenaga kerja. Kenaikan omzet sekitar 224 persen dan aset 168 persen.
Kepala Balai Latihan Koperasi (Balatkop) UKM Hatta Hatnansya Yunus menyampaikan, sebelum mengikuti pelatihan itu total omzet pelaku UMKM sebanyak Rp 2,4 miliar dan kini meroket hingga Rp 5,37 miliar. “Asetnya yang dulu 7,36 pasca pelatihan jadi Rp 12,34 miliar,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Di samping itu, seiring berkembangnya bisnis yang digeluti pelaku UMKM, kebutuhan tenaga kerja pun bertambah. Semula total 279 tenaga kerja yang terlibat, kini mencapai 583 tenaga kerja yang dipekerjakan di UMKM. Baik mulai dari usaha craft, sablon, sepatu kulit, bandeng presto, snack ikan, hingga usaha kue ikut menjadi peserta pelatihan berjenjang 2021 lalu.
Kinerjanya diapresiasi oleh pemerintah pusat. Bahkan program pelatihan dengan konsep leveling ini banyak diaplikasikan di tingkat daerah dan masuk Juknis Dana Alokasi Khusus (DAK). Ia justru merasa terbantu dengan kabupaten atau kota yang ikut mengaplikasikan pelatihan dengan konsepnya.
“Jadi kabupaten atau kota itu mengadakan pelatihan berjenjang untuk tingkat yang lebih dasar, nanti yang level menengah ke atas bisa ikut di provinsi yang cakupannya lebih luas dan besar,” imbuhnya.
Pihaknya melakukan seleksi sangat ketat. Pelaku UKM setidaknya telah menjalankan bisnis minimal setahun dengan omzet Rp 5 juta per bulan. Pada pelatihanpun peserta yang lolos seleksi akan menerima banyak tugas untuk meningkatkan bisnisnya. Oleh karena itu, pelatihan dilakukan selama 5 hari berturut-turut dengan serius dalam satu forum khusus.
Dengan pembagian peserta sesuai level kemampuan dan tugas rutin, lebih menunjukkan hasil nyata. Pencapaian jelas dan terukur. Hal itu dibuktikan dengan capaian para alumni pelatihan berjenjang tahun lalu.
Setelah pelatihan usai, mereka tak dilepas begitu saja. Mentoring masih berlanjut dengan pendamping yang tersebar di kabupaten atau kota masing-masing. Bila ada kendala, pelaku UMKM dapat langsung berkonsultasi. “Kalau semua peserta pelatihan ini serius belajar, minimal bisalah jadi local hero di daerahnya,” pungkasnya. (taf/ida)