RADARSEMARANG.COM, Semarang – Bank Indonesia (BI) Jateng kini fokus pada peningkatan investasi dan ekspor dalam upaya melakukan percepatan pemulihan perekonomian di Jateng pada akhir 2021 ini. Selain itu, menggali sumber baru atau new resources of growth, termasuk melalui sektor pariwisata dan digitalisasi.
“Pada Oktober 2021, realisasi inflasi Jateng berada pada angka 1,35 persen year on year (yoy). Meski berada di bawah target 3 persen ± 1 persen, hal itu telah menunjukan ekonomi Jateng tumbuh ke arah positif selama dua tri wulan terakhir,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah Pribadi Santosa dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2021 secara hybrid dan melalui live Youtube Rabu (24/11).
Terkait peningkatan digitalisasi, BI tak hanya meningkatkan e-comerc, tapi di seluruh bidang. Termasuk pada sistem pembayaran dengan QRIS. “Ini bidang untuk mendorong ekonomi Jateng terus meningkat lebih tinggi,” kata Pribadi yang didampingi Kepala Perwakilan BI Purwokerto, Tegal, dan Solo.
Pihaknya yakin perekonomian Jateng pada 2022 mendatang bisa tumbuh antara 5 persenan. Dengan inflasi yang terjaga 3 persen plus minus 1 persen. Ini tak hanya mendorong UMKM, tapi juga mendorong investasi di bidang infrastruktur dan digitalisasi.
Struktur perekonomian Jateng sejauh ini ditopang sektor konsumsi lebih dari 60 persen. Namun konsumsi terganggu akibat pandemi Covid-19. Pada triwulan pertama 2021 pertumbuhan ekonomi sudah mulai membaik menjadi 4,66 persen.
Namun kembali tertekan sejak munculnya varian delta dengan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pertumbuhan ekonomi melorot lagi menjadi 2 persen.
“Alhamdulillah, meski pandemi ekspor Jateng tetap tumbuh dua digit. Ini juga yang menopang investasi menjadi lebih tinggi 8 persen. Akhir 2021 ini, konsumsi mulai tumbuh lagi,” tuturnya.
Kendati begitu, sejak kasus Covid-19 berkurang dan PPKM turun hingga level 1, ini melonggarkan aktivitas masyarakat kembali. Selain itu, BI mendorong belanja pemerintah baik APBD maupun APBN ditingkatkan lagi. “Tentu pertumbuhan ekonomi akan meningkat lagi pada lintasan 3-4 persen. Jauh lebih baik ketimbang tahun 2020 lalu yang hanya 2 persen,” katanya optimistis.
Adapun upaya untuk mendorong pertumbuhan dan stabilitas makro ekonomi di tengah tantangan situasi pandemi ini, memerlukan upaya yang komperhensif dan koheren dari seluruh pemangku kepentingan dan stakeholder terkait. Untuk itu, BI Jateng bersinergi dengan jajaran pemerintah daerah se-Jateng. Yakni dengan menjalankan berbagai program untuk memacu pemulihan ekonomi jateng agar bisa tumbuh lebih tinggi lagi.
“Pada sektor UMKM, terdapat program untuk menopang kinerja UMKM di Jateng yang terdampak permintaan domestik. Dan itu telah dilaksanakan di seluruh kantor perwakilan di Jateng. Seperti di Semarang, Tegal, Solo, maupun di Purwokerto,” jelasnya.
Adapun event UMKM tersebut, dimulai dengan penyelenggaraan UMKM Pantura di Tegal. Kegiatan itu mengangkat produk perkebunan teh dan kopi. Kemudian event selanjunya Festival Ekonomi Syariah di Purwokerto. Lalu event kenduren UMKM di Solo, hingga event UMKM Gayeng di Semarang.
“Selain untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik yang sempat surut, berbagai event itu juga dimaksudkan untuk mendorong produk UMKM di Jateng untuk memperluas akses pasar, utamanya di pasar internasional,” tandansya. (dev/ida)