28 C
Semarang
Tuesday, 15 April 2025

Santri Harus Mandiri dan Bermanfaat

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Sebagai santri pengusaha atau santripreneur, Muslimah menekankan bila santri harus mandiri dan dapat menebar manfaat. Bila dirinya memilih bisnis untuk wadah kebermanfaatan, santri lainnya dapat menentukan jalan dakwahnya masing-masing. “Gak mesti jadi Bu Nyai kok. Santri itu maknanya luas,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM.

Bagi Muslimah, santri bisa menggeluti bidang apapun untuk dijadikan ladang jihad dan menghamba kepada Allah. Tak sebatas pengusaha, guru ngaji, atau pendidik. Karena banyak hal positif di bidang lainnya yang juga membutuhkan peran santri.

Entrepreneurship atau kewirausahaaan dipilihnya karena dirasa sejalan dengan kepribadiannya. Saat masih nyantri di Al Muayyad Surakarta pada 1996-1999, ia dididik menjadi sosok mandiri, disiplin, dan jujur.

Karena menolak bergantung pada orang lain, ia memulai bisnis pada 2008 silam. Ia menitipkan produk berasnya di pasar modern dan supermarket. “Selain itu kita juga terdidik buat nggak malu melakukan hal baik, nggak malu jualan,” imbuhnya.

Diakui penjualannya sempat menurun saat pandemi Covid-19 datang. Namun Muslimah tak kehabisan akal. Santri yang juga alumni ekonomi Udinus itu membuka catering. Beberapa instansi termasuk Pemprov Jateng sempat berlangganan di tempatnya. Bahkan pabrik juga mengontraknya sejak lima bulan lalu.

Di saat kondisi ekonomi memburuk, ia justru memberdayakan sekitar 12 orang untuk bekerja di catering miliknya. Dalam sehari ia bisa memasak untuk seribu paket makanan. Ia sangat bersyukur dengan kelancaran usahanya saat ini. “Dulu saya dipeseni oleh Bu Nyai agar tidak putus bersalawat. Berkat itu saya merasa perjalanan hidup saya diberi kelancaran luar biasa,” tandasnya.

Meski merasa kurang lama nyantri hanya tiga tahun, setidaknya ia menyadari dan mempelajari banyak hal. Saat ini anak-anaknya sudah dibekali ilmu agama di pondok sejak dini. Ia ingin menebus penyesalannya di masa lalu.

Di samping itu, Muslimah sangat menekankan agar pondok pesantren memiliki mursyid atau guru yang jelas sanad keilmuannya. Orang tua pun harus berhati-hati memilihkan pondok untuk anaknya.

Sanad atau asal keilmuan seorang guru atau ustad sangat penting dalam mendalami Islam. Termasuk salah satunya mencegah penyelewengan agama atau kemungkinan ajaran sesat. Sedangkan dalam hal praktis, ia berharap pondok dapat meningkatkan kebersihan agar santri dapat lebih nyaman. “Kalau ikutnya ke Habib Lutfi ya ke beliau terus. Nggak usah tengok kanan kiri,” tegasnya.

Menjadi santri bukan hal memalukan baginya. Justru hal itu masih melekat dengan Muslimah hingga sekarang. Ia pun bertemu dengan jodohnya yang sekarang menjadi suaminya dari pondok yang sama.

Tak berhenti sampai situ, ia juga memperluas wirausahanya. Kini Muslimah juga menerima orderan material bangunan seperti, pasir dan batu bata. Ia berharap para santri tetap memiliki semangat menebar kebermanfaatan hingga masa mendatang.

Lalu memperkaya pemahaman teknologi untuk membantu umat. “Yang terpenting, kita boleh punya banyak ilmu, tapi jangan lupa menjaga akhlak agar hidup dan apa yang kita tekuni berkah,” pungkasnya. (taf/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya