RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pemerintah Kota Semarang (Pemkot) Semarang bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) melakukan launching Pasar Digital di Pasar Bulu, Semarang, Kamis (7/10). Launching ini sekaligus memperkenalkan aplikasi yang memudahkan transaksi jual beli di pasar.
“Meski pasar tradisional, sebisa mungkin menjadi pasar tradisional berbasis digital. Jadi, nanti saya masih pakai piama sudah dapat sayur mayur dari pasar tradisional,” kata Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dalam sambutannya Kamis (7/10).
Direktur Pengawasan OJK Kantor Regional 3 Jateng-DIY Indra Yuheri sangat apresiatif dengan langkah BRI yang menginisiasi strategi digitalisasi untuk membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui implementasi platform digital BRI. Yaitu Pasar.id, Stroberi Tagihan, Stroberi Kkasir, dan QRIS. “Kami berharap, launching pasar digital ini dapat meningkatkan literasi keuangan dan literasi digital di Jateng,” katanya.
Kepala Bank Indonesia Jateng Pribadi Santoso bersyukur, saat ini sudah ada 153 pedagang Pasar Bulu yang sudah terdaftar di aplikasi . Sedangkan yang sudah memakai QRIS sebanyak 339 pedagang. “Kami berharap melalui launching Pasar Digital ini dapat meningkatkan kesadaran para pedagang di Pasar Bulu untuk berdagang secara digital melalui pasar.id, stroberi, dan QRIS,” katanya.
Kepala Pasar Bulu Pujiono bersyukur, launching ini memberikan berkah bagi pedagang Pasar Bulu setelah dipilih sebagai tempat Bucket. Ini akan menambah geliat ekonomi. “Tempatnya di lantai tiga. Ini sedang proses penggempuran. Kalau tidak salah, penggempuran ditargetkan selesai bulan ini,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Peradangan (Disdag) Kota Semarang Mujoko Rahardjo mengatakan, sesuai rencana lantai tiga Pasar Bulu bagian barat akan dibuat untuk pelaku ekonomi kreatif. Sementara khusus lantai 2 dan 1 masih tetap digunakan pedagang lama. “Lantai 3 ini sudah dilakukan pembongkaran lapak yang akan digunakan pelaku ekonomi kreatif. Letaknya di sebelah barat pedagang gerabah,” katanya Kamis (7/10).
Untuk lapak optik dan jam yang ada di lantai 3, kata dia, juga tidak berubah. Menurut Mujoko, justru dengan adanya tempat untuk pelaku ekonomi kreatif membuat pemilik lapak jam dan optik ini kembali ramai. “Ya dulu banyak yang kosong, namun saat ini mulai ditempati lagi,” tambahnya. (cr9/ida)