RADARSEMARANG.COM, Pendidikan merupakan sarana yang dapat kita lakukan guna mengurangi angka kebodohan dan kemiskinan yang terjadi di negara Indonesia. Dengan mengenyam pendidikan yang dimulai sejak usia dini, kita dapat mengetahui, mengerti, dan memahami berbagai hal di dunia ini.
Menurut Carter V. Good (2005), pendidikan merupakan proses dimana kecakapan individu dalam bersikap dan berperilaku mengalami perkembangan dalam lingkup masyarakat.
Perkembangan diri dan kecakapan sosial ini dapat tercapai melalui proses sosial yang dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang terorganisasi, seperti halnya rumah atau sekolah.
Berdasarkan pengertian tersebut, hendaknya guru dapat memahami dan menerapkan model pemebelajaran yang sesuai dengan peserta didik yang dibimbing sehingga perkembangan diri dan kecakapan sosial dapat tercapai.
Tidak sedikit peserta didik yang kesulitan memahami materi pelajaran.
Hal ini juga dirasakan siswa-siswi kelas XI IPS di SMAN 1 Dukun Kabupaten Magelang. Mereka kesulitan memahami materi ekonomi khususnya tentang indeks harga. Hal tersebut terlihat dari hasil penilaian harian, banyak peserta didik yang nilainya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Ini karena peserta didik merasa kesulitan dalam memahami materi mengenai indeks harga. Maka, diperlukan solusi yang tepat agar peserta didik mampu memahami materi tersebut dengan mudah.
Supaya materi indeks harga dapat dipahami dengan baik, guru perlu menerapkan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat dipilih yaitu model jigsaw.
Jigsaw adalah model pembelajaran yang diawali oleh guru dengan mengemukakan sebuah topik. Setelah guru mengemukakan topik, peserta didik akan dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil (Mingseli, 2022).
Jigsaw secara etimologi berarti gergaji ukir yang berasal dari bahasa Inggris. Karena pola jigsaw menyerupai kinerja gergaji yang mengutamakan kerja sama unruk mencapai tujuan.
Model pembelajaran jigsaw dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: langkah pertama, guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-6 orang.
Kedua, memberikan submateri yang berbeda kepada setiap kelompok. Ketiga, diskusi di dalam kelompok mengenai submateri yang telah diberikan dan memilih salah seorang anggotanya untuk menjadi tim ahli.
Adapun tim ahli terdiri dari peserta didik-peserta didik terbaik dari setiap kelompok berdasarkan hasil pertimbangan anggota kelompoknya. Langkah keempat, tim ahli akan melaksanakan diskusi.
Diskusi tersebut membahas mengenai konsep dari submateri yang telah diberikan oleh setiap kelompok dan kemudian menghubungkannya satu dengan yang lain. Langkah kelima tim ahli membimbing setiap kelompok dalam mendiskusikan materi yang telah didiskusikan sebelumnya serta saling membantu dalam memahami materi yang telah diberikan.
Langkah keenam, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dengan menjelaskan materi di depan kelas. Langkah ketujuh, guru memberikan kuis di akhir pembelajaran. Kuis tersebut dilaksanakan setelah diskusi dan presentasi selesai.
Langkah terakhir dari metode ini adalah siswa menyelesaikan kuis yang diberikan oleh guru. Kemudian guru akan membahas kuis tersebut setelah hasil kuis diberikan kembali kepada para peserta didik.
Adapun manfaat dari pembelajaran dengan model jigsaw ini yakni peserta didik dapat mengembangkan sikap kooperatif, mempererat hubungan baik antarpeserta didik. Meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi belajar, serta yang utama mempermudah peserta didik dalam memahami materi pembelajaran.
Disimpulkan, dengan model jigsaw pemahaman peserta didik kelas XI IPS di SMAN 1 Dukun dalam mempelajari materi indeks harga mengalami peningkatan. Hal ini dapat diamati dari hasil peserta didik saat menyelesaikan kuis yang diberikan, persentase peserta didik yang mencapai ketuntasan mengalami peningkatan. (uj2/lis)
Guru Ekonomi SMAN 1 Dukun, Kabupaten Magelang