26 C
Semarang
Saturday, 21 December 2024

Tingkatkan Hasil Belajar Produktif Agribisnis Ternak Ruminansia dengan TRI-M

Oleh : Naroso, S.Pt. M.Si

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Salah satu komponen pendidikan yang penting adalah proses kegiatan belajar mengajar. Sebab guru dan siswa terlibat di dalamnya. Guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Diperlukan metode pembelajaran tepat, untuk memperoleh hasil belajar maksimal.

Pencapaian hasil maksimal akan tercapai jika guru terlibat dan mampu menciptakan suasana belajar kondusif dan menyenangkan. Guru harus mempuyai kemampuan yang mendukung terhadap pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas.

Salah satu kompetensi yang perlu dimiliki guru adalah keterampilan dalam menyajikan pembelajaran dengan menerapkan strategi dan metode pembelajaran yang tepat.

Prinsip dari meningkatkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran adalah, diharapkan memberikan kesempatan siswa untuk menyampaikan ide atau pendapat, tujuannya untuk membiasakan siswa berpikir kritis dan kreatif, berani menyampaikan pendapat, dan dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan kelompok ataupun pertanyaan guru.

Namun seperti yang dialami penulis, di kelas XII ATR 2 SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara, pada pembelajaran agribisnis ternak ruminansia, terlihat hasil belajar siswa rendah.

Selama kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher center), pembelajaran kurang bervariasi sehingga terkesan membosankan. Kurangnya kreativitas guru dalam penerapan metode pembelajaran, berakibat siswa merasa jenuh atau bosan.

Berdasarkan masalah tersebut, perlu dilakukan upaya pemecahan masalah untuk perubahan dan perbaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dalam mata pelajaran produktif agribisnis ternak ruminansia penulis menerapkan metode pembelajaran ”TRI-M”.

Dengan metode pembelajaran ”TRI-M” diharapkan siswa lebih termotivasi, lebih aktif, lebih mandiri dan hasil belajar siswa dapat tercapai. Artinya rata-rata nilai mata pelajaran produktif agribisnis ternak ruminansia dapat meningkat dan jumlah peserta didik yang tuntas juga meningkat. Sehingga Kriteria Ketuntansan Minimal (KKM) yang telah ditentukan dan ketuntasan klasikal dapat tercapai.

Metode ”TRI-M” adalah gabungan dari tiga kata yang awalnya adalah huruf ”M” yaitu Mendengar, Melihat dan Mempraktikkan. Sebelum pembelajaran dimulai, guru menyampaikan sedikit materi dan peserta didik mendengarkan apa yang disampaikan guru.

Menurut Novita Tandry (2012) menjelaskan bahwa porsi ingatan paling besar pada peserta didik terbentuk dari : perbuatan atau mempraktikkan 60 persen, mendengarkan 30 persen, dan melihat hanya membentuk ingatan 40 persen.

Dengan mendengar, peserta didik sudah menyerap 30 persen dari materi yang disampaikan guru. Setelah mendengar kemudian guru mempraktekkan materi yang tadi disampaikan dan peserta didik diminta untuk melihat.

Dengan melihat peserta didik sudah menyerap materi 40 persen. Setelah peserta didik melihat guru mempraktekkan kemudian peserta didik diminta untuk mempraktikkan secara individu materi yang dipraktikkan oleh guru. Guru mendampingi peserta didik mempraktekkan materi pembelajaran.

Ketiga metode pembelajaran ini yaitu: mendengar, melihat, dan mempraktikkan pelaksanaannya harus terintegrasi dalam satu kesatuan yaitu TRI-M. Tidak boleh terpisah satu sama lain. (ipa1/fth)

Guru SMK N 1 Pakis Aji Jepara


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya