29 C
Semarang
Thursday, 17 April 2025

Story Telling Cara Menarik Belajar Sejarah

Oleh : Siti Haniah, S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik yang khas. Demikian juga dengan mata pelajaran (mapel) sejarah. Adapun karakteristik mapel sejarah adalah terkait dengan masa lampau. Masa lampau berisi peristiwa, dan setiap peristiwa sejarah hanya terjadi sekali. Jadi pembelajaran sejarah adalah pembelajaran peristiwa sejarah dan perkembangan masyarakat yang telah terjadi.

Sementara materi pokok pembelajaran sejarah adalah produk masa kini berdasarkan sumber-sumber sejarah yang ada. Karena itu dalam pembelajaran sejarah harus lebih cermat, kritis, berdasarkan sumber-sumber dan tidak memihak menurut kehendak sendiri dan kehendak pihak-pihak tertentu.

Selain itu dalam mengorganisasikan materi pokok pembelajaran sejarah haruslah didasarkan pada urutan kronologis peristiwa sejarah. Sejarah ada tiga unsur penting, yakni manusia, ruang dan waktu.

Mengajar sejarah kepada siswa memiliki tantangan tersendiri. Pasalnya belajar materi ini cenderung mudah bosan. Namun hal tersebut tidak boleh membuat semangat kita jadi kendor, karena sejarah adalah pelajaran yang penting untuk terus dibagikan kepada peserta didik.

Peran kita sebagai tenaga pendidik sangat penting untuk menjadi jembatan agar siswa memahami sejarah dengan baik. Menjadi rutinitas yang menyenangkan ketika berhasil membuat siswa antusias dalam pembelajaran sejarah. Maka buatlah pelajaran sejarah lebih menarik dipelajari.

Sebagai pendidik di SMA Negeri 1 Kota Mungkid, penulis menerapkan cara belajar sejarah siswa kelas XI KD 3.7 Menganalisis peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik dan pendidikan bangsa Indonesia dengan metode yang menarik dan mudah dipahami.

Menurut Idris dan Barizi (2009:109) metode pembelajaran merupakan cara guru mengorganisasikan pembelajaran dan cara murid belajar. Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru untuk menyampaikan suatu pembelajaran agar dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.

Sedangkan menurut Nurcahyani (2010:46), story telling adalah sebuah seni atau seni dari sebuah keterampilan bernarasi dari cerita-cerita dalam bentuk syair atau prosa, yang dipertunjukkan atau dipimpin oleh satu orang di hadapan audiens secara langsung dimana cerita tersebut dapat dinarasikan dengan cara diceritakan atau dinyanyikan, dengan atau tanpa musik, gambar. Ataupun dengan iringan lain yang mungkin dapat dipelajari secara lisan, baik melalui sumber tercetak, ataupun melalui sumber rekaman mekanik.

Salah satu hakikat sejarah sebagai kisah atau cerita mengacu pada penulisan fakta sejarah oleh orang-orang yang telah memperoleh atau mengumpulkan ide penulisan melalui bahan-bahan sejarah yang telah ada.

Dalam hal ini, cerita dimaknai sebagai rangkaian cerita dan cerita yang muncul dalam bentuk narasi ingatan yang merupakan sebuah interpretasi murni dari manusia. Oleh karena itu materi sejarah ini sangat pas penyampaiannya dengan metode story telling.

Langkah kegiatan yang dilakukan, pertama, guru menyampaikan garis besar materi pembelajaran. Kedua, guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok dan membagi materi.

Ketiga, masing-masing kelompok membuat narasi sesuai materi. Keempat, masing-masing siswa menyampaiakan hasil narasinya secara lisan dengan cara diundi. Kelima, siswa lain mendengarkan dan menuliskan hal-hal penting. Keenam, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi.

Ternyata dengan model story telling bisa dipakai untuk membantu siswa memahami materi. Melahirkan suasana menyenangkan di kelas, mendorong partisipasi aktif siswa, meningkatkan kreativitas dan daya imajinasi.

Juga meningkatkan tingkat kemampuan komunikasi siswa, melatih konsentrasi, menambah wawasan baru. Terpenting adalah memetik dan menanamkan pesan moral yang disampaikan dalam cerita tersebut dalam diri siswa.

Dengan metode storytelling tidak hanya berhasil menarik minat siswa belajar sejarah tetapi juga dapat meningkatkan nilai kognitif serta keterampilan akademis siswa. Siswa menjadi tertarik belajar sejarah karena menyenangkan dan tidak bosan. (uj/lis)

Guru Sejarah SMAN 1 Kota Mungkid, Magelang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya