RADARSEMARANG.COM, Berkarya dengan apa yang kita bisa adalah suatu hal yang dapat membuat kita bangga. Maka penulis berusaha untuk membangun rasa bangga tersebut pada anak-anak SDN Denasri Kulon 01. Apapun karya mereka saat ini, pasti akan membawa suatu perubahan di kehidupannya kelak.
Oleh karena itu, sebagai pendidik yang berkewajiban menuntun tumbuh kembangnya bakat minat mereka, penulis harus bisa memfasilitasinya. Hal ini sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang filosofi-filosofi pemikiran menjadi inspirasi diberlakukannya Kurikulum Merdeka.
“Kurikulum merupakan niat dan harapan yang dituangkan ke dalam rencana maupun program Pendidikan yang dilaksankan oleh para pendidik di sekolah ( Dr. H. Nana Sudjana (2005).
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran yang beragam.
Fokusnya pada konten-konten yang esensial agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi (FAQ Tanya Jawab Kurikulum Merdeka Kemendikbudristek, Edisi Serba-Serbi Kurikulum Merdeka Kekhasan Sekolah Dasar: 2).
Kekhasan Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran yang berpihak pada murid. Dalam pembelajaran guru hanya menfasilitasi bakat minat murid-murid sesuai dangan karakter dan kebutuhan mereka. Guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar.
Salah satu pembelajaran yang penulis gunakan kali ini, adalah memfasilitasi murid-murid yang cara belajarnya kinetik (dengan gerak). Anak-anak yang cara belajarnya kinetik, cenderung dapat memahami materi pembelajaran yang sedang mereka pelajari dengan bergerak (sambil melakukan aktivitas).
Oleh karena itu, mereka penulis berikan bahan-bahan untuk membuat plastisin yaitu:
tepung terigu ½ kg, minyak goreng 1 sendok makan, garam 1 ons, air hangat secukupnya, pewarna makanan secukupnya. Langkah-langkah pembuatannya yaitu campurkan tepung terigu, garam dan minyak goreng dalam satu wadah.
Tuangkan air hangat sedikit demi sedikit sampai campuran bahan pada poin 1 menjadi sebuah adonan. Bagi adonan menjadi beberapa bagian sesuai warna yang diinginkan. Plastisin buatan sendiri sudah jadi dan siap untuk dibentuk sesuai keinginan.
Langkah selanjutnya adalah membentuk plastisin buatan mereka menjadi model planet-planet dalam sistem tata surya. Setelah semua model planet jadi, tahap berikutnya menyusun model tersebut pada papan garis orbit yang dibuat dari styrofoam yang telah dilapisi kertas manila/light warna hitam.
Agar model palnet-planet itu tidak terlepas, maka ditancapkan dengan menggunakan tusuk gigi. Setelah semua model planet tertancap pada styrofoam, secara perwakilan kelompok mereka mempresentasikan hasil karya mereka dengan menyebutkan urutan planet-planet dalam tata surya, sambil menunjukkan modelnya.
Untuk penilaian mandiri, penulis memanggil nama mereka satu per satu untuk maju. Lalu minta siswa menunjukkan model planet yang penulis sebut. Dengan rangkaian kegiatan di atas, murid-murid yang cara belajarnya kinetik mudah memahami dalam mengidentifikasi planet-planet dalam sistem tata surya.
Selain itu juga anak-anak tidak cepat bosan, karena kegiatan yang dilakukan seperti bermain. Guru juga lebih efisien waktu dan tenaga dalam menyampaikan materi.
Sementara itu, anak-anak yang cara belajarnya bukan kinetik, bisa diberikan tugas untuk membuat resume kegiatan yang mereka lihat dengan melengkapi pernyataan-pernyataan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan sudah disiapkan.
Dengan demikian, semua kebutuhan anak dalam proses pembelajaran bisa terpenuhi sesuai dengan karakteristik masing-masing. Tentunya mereka akan dapat mengambil manfaat dari ilmu yang sudah mereka dapat. Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Imam Syafi’I, “Ilmu adalah yang memberikan manfaat, bukan sekadar hanya dihafal.” (ipa1/lis)
Guru Kelas VI SDN Denasri Kulon 01, Kec/Kabupaten Batang