RADARSEMARANG.COM, MATEMATIKA sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang dewasa ini berkembang sangat pesat. Baik materi maupun kegunaannya. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan pada pendidikan dasar memiliki tujuan pembelajaran sendiri.
Matematika menjadi sarana berpikir untuk menumbuhkembangkan pola pikir logis, sistematis, objektif, kritis dan rasional. Makanya harus dibina sejak dini supaya memiliki ilmu yang sangat luas.
Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar (KBM) memiliki tujuan menciptakan atau menghasilkan SDM yang berkualitas tinggi. Ini menjadi persyaratan mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan manusia seutuhnya.
Mulianya tujuan pendidikan, maka Guru dituntut membuat pelajaran menjadi menarik, interaktif. Sehingga tidak membosankan selama proses KBM berlangsung.
Secara teknis proses pembelajaran adalah interaksi aktif antara tenaga pengajar dan siswa. Dimana tenaga pengajar mengelola sumber-sumber belajar (termasuk dirinya sendiri) guna memberikan pengalaman belajar kepada siswa—Suryabrata (1989:12).
Di sinilah pentingnya media pembelajaran sebagai sarana untuk memudahkan siswa memahami pelajaran matematika. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses KBM. Sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa untuk belajar.
Selain butuh media, juga butuh strategi pembelajaran. Kemp (1995)—menjelaskan strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa supaya tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Media pembelajaran ini tidak harus mahal. Tapi bisa bisa yang murah atau bahkan bisa memanfaatkan barang bekas. Seperti dilakukan penulis saat mengenalkan materi satuan waktu pada siswa kelas III SDN 2 Korowelanganyar Kecamatan, Cepiring Kabupaten Kendal. Yakni dengan memanfaatkan kertas karton dari kardus bekas.
Kardus bekas ini bisa dimanfaatkan untuk membuat jam analog. langkah teknisnya, bahan dan peralatan yang perlu dipersiapkan yakni kardus bekas, botol bekas minuman, gunting, spidol, lem, kertas origami, jarum pentul, Kertas HVS, dan jangka.
Kemudian anak-anak diperlihatkan jam analog, untuk memahami satuan waktu. Selanjutnya siswa diajak membuat lingkaran dengan alat jangka, setelah itu mengguntingnya, menempel dengan kertas origami, menghiasi dengan menggambar sesuai kreasi mereka.
Setelah selesai, siswa diminta menuliskan angka menyerupai jam analog pada kertas lingkaran yang mereka hias sebelumnya. Kegiatan terakhir yakni membuat jarum pendek dan panjang dengan menempelkannya dengan jarum pentul.
Setelah jam analog selesai dibuat, para siswa diajak untuk memutar jarum jam. Tujuannya untuk mengenalkan satuan waktu. Menjelaskan fungsi masing-masing jarum jam. Seperti Jarum pendek untuk menunjukkan jam dan jarum panjang menit dan jarum kecil yang bergerak cepat menunjukkan detik.
Nah, di sini siswa belajar waktu secara tepat terlebih dahulu. Misalnya waktu tepat pukul enam, pukul tujuh dan seterusnya. Pada saat siswa menunjukkan pukul enam, maka jarum jam pendek menunjuk pada angka 6 dan jarum panjang tepat menunjuk angka 12. Begitu seterusnya. Sehingga siswa belajar mengenal waktu dengan benar.
Kegiatan membuat jam analog dengan kardus bekas, tentunya membuat proses belajar mengajar sangat menyenangkan. Siswa dapat berkreasi membuat hasil karya jam analog mereka dengan kardus bekas sehingga memiliki nilai guna. Strategi ini selain membuat siswa paham mereka juga menumbuhkan daya kreativitas siswa. (*/bud)
Guru SDN 2 Korowelanganyar Kec. Cepiring Kab. Kendal