RADARSEMARANG.COM, PADA saat ini pandemic Covid-19 telah berakhir. Pembelajaran mulai dilaksanakan secara tatap muka seperti dulu. Kendati demikian, banyak sekolah yang tetap menggunakan teknologi digital dalam proses pembelajaran.
Misalnya untuk mengumpulkan tugas, pelaksanaan ujian, ataupun media penyampaian materi. Beberapa sekolah membolehkan peserta didiknya membawa handphone ke sekolah, termasuk juga sekolah kami SMKN 1 Tengaran.
Peserta didik generasi saat ini adalah generasi digital native. Menurut Marc Prensky (2009), digital native adalah sebutan untuk orang yang lahir di era digital ketika berkembangnya teknologi seperti komputer, smartphone dan internet.
Generasi digital native umumnya sudah terbiasa dengan perkembangan teknologi, sehingga cepat beradaptasi dan merasa nyaman menggunakan alat digital.
Penggunaan smartphone oleh peserta didik di sekolah, tentu saja tidak lepas dari dampak positif dan negatif. Keuntungan yang didapatkan jika peserta didik diperbolehkan membawa handphone salah satunya adalah mereka bisa mencari informasi lebih dalam mengenai materi yang disampaikan oleh guru dengan sumber yang jelas. Namun masih banyak peserta didik yang belum dapat menggunakan handphonenya dengan bijak untuk dapat merasakan dampak positifnya.
Contohnya saat pembelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan pada materi peluang usaha di bidang Teknik Komputer Jaringan ataupun Technopreneur.
Di mana seharusnya mereka menggunakan handphone untuk mencari informasi lebih mengenai bidang usaha dibidang technopreneur, mereka malah membuka game, membuat video tik tok, atau media sosial lainnya.
Pada saat guru mengingatkan peserta didik untuk berhenti melakukan hal tersebut, mereka akan berhenti, namun hal tersebut berlangsung hanya sebentar. Mereka akan akan melanjutkan kesenangan mereka kembali saat guru lengah.
Kebiasan negatif ini, tidak serta merta kesalahan peserta didik saja. Tidak jarang peserta didik merasa jenuh karena materi pelajaran disampaikan guru terasa monoton dan tidak menarik.
Dengan adanya teknologi digital, seharusnya guru mampu membuat alternatif cara mengajar yang interaktif, inovatif dan menyenangkan. Salah satunya adalah dengan menggunakan Quizizz untuk media pembelajaran.
Quizizz ini merupakan aplikasi pembelajaran interaktif yang menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk game yang dapat di download dan dimainkan pada android.
Tidak seperti aplikasi pendidikan lainnya, Quizizz memiliki karakteristik permainan. Quizizz menyediakan berbagai jenis soal yang dapat dikerjakan oleh siapa saja, namun guru juga dapat membuat sendiri soalnya.
Guru dapat menambahkan gambar dan juga video pada soal, bentuk soal bisa berupa pilihan berganda, poling, esai, dan juga dapat membuat soal dimana jawabannya berbentuk gambar.
Terdapat pengaturan waktu sehingga tiap soal dapat dikerjakan dengan batas waktu yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kesulitan soal.
Untuk bisa memanfaatkan quizizz sebagai media pembelajaran, guru harus memahami cara mengoperasikan quizizz. Guru terlebih dahulu harus memiliki akun quizizz.
Setelah berhasil membuat akun, langkah selanjutnya adalah membuat kuis online di quizizz. Klik tanda actualize (buat) untuk mulai membuat kuis atau materi.
Pilih sesuai kebutuhan apakah akan digunakan untuk memberikan materi pelajaran atau membuat quiz ataupun bisa keduanya. Setelah selesai, guru membagikan materi dan quiz yang telah dibuat melalui link kepada siswa.
Pemanfaatan aplikasi Quizizz bisa menjadi upaya untuk menciptakan atmosfer pembelajaran yang lebih interaktif, tanpa menghilangkan esensi dari materi yang telah disampaikan oleh guru.
Mengajar digital native, membutuhkan pendekatan yang berbeda. Mau tidak mau kebiasaan peserta didik yang tidak bisa lepas dari teknologi digital menuntut pendidik untuk turut menggunakan teknologi digital sebagai sarana belajar mengajar. (ips2/zal)
Guru PKK SMK Negeri 1 Tengaran, Kabupaten Semarang