RADARSEMARANG.COM, Membaca Alquran dengan kaidah tajwid yang benar, tentu saja akan memperindah bacaannya, sehingga Allah pun akan mencintai orang yang membacanya. Di dalam Alquran, Allah berfirman “Bacalah Alquran dengan tartil” (QS. Al Muzammil : 4 ).
Tartil di sini ialah berdasarkan aturan bacaan-bacaan yang telah ditentukan, misalnya kapan harus berhenti atau diteruskan, cara mengucapkan bunyi huruf-huruf dan bacaan, dan bagaimana memulai bacaan.Metode membaca dan makhorijul huruf, mad, ghunnah, hukum nun mati, dan idghom, hukum bacaan dan penjelasan mad, tanda waqof dan cara bacanya, istilah-istilah dalam bacaan, dan lainnya.
Belajar ilmu tajwid memang sulit untuk dipelajari apalagi untuk siswa – siswi SMP Negeri 9 Batang. Lingkungan tempat tinggal siswa mayoritas berkehidupan nelayan di mana orang tua fokus pada pekerjaan, yang penting anak berangkat sekolah namun untuk melihat hasil pendidikan atau hasil dari pulang sekolah sehari-harinya kurang diperhatikan.
Meskipun di lingkungan rumah ada Taman Pendidikan Alquran, anak kurang diarahkan untuk belajar sorenya, sehingga anak-anak banyak waktu yang terbuang sia-sia. Apalagi zaman sekarang anak hanya sukanya bermain HP, memilih bermain bersama teman, atau memilih mengerjakan pekerjaan rumah bahkan ada yang keluyuran keluar rumah untuk bersenang-senang.
Pada Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas tujuh Kurikulum Merdeka semester dua memahami ilmu tajwid tentang Menerapkan Hukum Bacaan Gunnah.
Hukum bacaan gunnah adalah apabila terdapat huruf nun bertasydid atau mim bertasydid maka dibaca gunnah (dengung) yang sempurna. Cara membacanya adalah dibaca dengung dengan panjang 2 harakat.
Setiap membaca nun atau mim yang bertasydid, cara membacanya dengan mendengungkan nun atau mim bertasydid itu. Sifat gunnah menjadi inti pada hukum bacaan gunnah, hanya pada nun atau mim bertasydid. Selain nun atau mim tidak dibaca gunnah.
Sementara anak- anak disuguhkan macam – macam bacaaan. Anak yang sudah pernah belajar di TPQ mungkin tidak masalah. Tetapi untuk anak – anak yang sama sekali tidak belajar dan baru mengenal atau mendengar tentu akan mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan gurunya.
Maka untuk memudahkan pembelajaran dan pendalaman materi pada materi ini digunakan metode Spinning Wheel (putaran jarum jam) yang mana di dalamnya berisi macam – macam bacaan dan contoh-contoh bacaan. Pada metode ini, anak-anak sebelumnya dilihatkan atau dikenalkan alat yang akan dipakai atau digunakan untuk belajar nanti.
Di dalam Spinning Wheel (putaran jarum jam), caranya tinggal memutar atau menggeser pada jarum yang ada di dalammya, sehingga setiap jarum yang digeser akan menunjukkan pada bacaan dan contohnya yang dikehendaki.
Tentunya harus memahami bacaannnya terlebih dahulu sehingga ketika anak – anak menggeser jarumnya akan sesuai antara bacaan dan contoh bacaannya. Pembelajaran seperti ini akan membuat anak senang dan aktif dalam kelompok karena hampir semua anggota kelompok ingin mencobanya.
Langkah – langkah pembelajaran dalam metode spinning wheel (putaran jarum jam) ini : 1) Anak dibagi beberapa kelompok yang mana setiap kelompok terdiri dari 5 atau 6 anggota, 2) Setiap kelompok diberi tugas mencari satu bacaan atau dua bacaan dengan disertai contohnya, 3) Hasil dari masing – masing kelompok ditulis di kertas dan ditempel di papan tulis, 4) Masing-masing setiap kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan dan mempresentasikan dari hasil kerja kelompoknya.
Dari pemaparan masing – masing kelompok dapat ditarik kesimpulan. Dengan model Spinning wheel (putaran jarum jam) yang menyenangkan ini akan meningkatkan aktifitas belajar peserta didik di dalam mendalami belajar ilmu tajwid, sehingga ketika praktik membaca Alquran harapannya tidak mengalami kesalahan mulai dari cara bacanya, juga panjang pendeknya sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. (ipa1/ton)
Guru PAI dan BP SMP Negeri 9 Batang
