26 C
Semarang
Monday, 7 April 2025

Asyik Belajar Khulafaurrasyidin dengan Pohon Berdaun Sejarah

Oleh: Abdul Anas, S.Pd.I.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI BP) di sekolah dasar meliputi beberapa aspek. Yakni aspek Alquran, akidah, aspek akhlak, aspek fiqih, dan tarikh.

Mengajar materi aspek tarikh atau sejarah merupakan suatu tantangan bagi guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jika dibandingkan dengan materi-materi pada aspek yang lain, aspek tarikh ini menjadi materi yang paling sulit bagi peserta didik.

Karena peserta didik dalam memahami materi ini harus membaca seluruh materi mulai dari nama-nama para sahabat Nabi Muhammad SAW (khulafaurrasyidin), biografi, perjuangan-perjuanganya yang dapat dijadikan sebagai suri teladan.

Jika guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti tidak bisa memilih strategi dan model pembelajaran dengan tepat, peserta didik akan merasa jenuh dan bosan.

Karena materi pembelajaran yang harus dibaca cukup banyak dan guru dalam menyampaikan materi ini dengan metode ceramah saja sehingga peserta didik kurang semangat dan bosan.

Kondisi seperti ini terjadi di beberapa sekolah termasuk di SD Negeri Denasri Wetan 01 Batang. Ketika guru memberikan tugas untuk membaca materi pelajaran tarikh atau sejarah pada jam pelajaran peserta didik kurang semangat, cenderung ramai dan bercerita dengan teman sebangkunya.

Kondisi seperti ini penulis menerapkan model pembelajaran pohon berdaun sejarah. Model pembelajaran ini adalah salah satu model pembelajaran aktif yang melibatkan peserta didik kelas VI pada semester II pada materi kisah para sahabat Nabi Muhammad SAW (khulafaurrasyidin) kurikulum 2013.

Adapun persiapan pelaksanaan model pembelajaran ini peserta didik dibagi menjadi empat kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari tujuh atau delapan peserta didik.

Kemudian dilanjutkan masing-masing kelompok mempersiapkan peralatannya, yang diperlukan antara lain : vas bunga, ranting atau akar pohon, bisa juga pakai kawat, kertas warna, gunting, spidol dan lem.

Setelah persiapan dari masing-masing kelompok sudah siap, guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti memberikan penjelasan sub materi/topik pada masing-masing kelompok.

Mulai dari nama sahabat Nabi Muhammad SAW, biografinya, proses diangkat sebagai kholifah, perjuangan dan keteladanannya. Setelah materi itu dibagikan peserta didik secara berkelompok diminta untuk menulis ide/gagasan tentang materi tersebut di daun yang telah disiapkan peserta didik dari kertas warna.

Kemudian daun-daun yang telah dibuat dan ditulis oleh masing-masing kelompok dari kertas tersebut, ditempel pada ranting pohon dengan warna yang berbeda-beda serta dikreasi seindah mungkin.

Masing-masing ranting terdiri dari empat sampai lima daun dengan model yang berbeda-beda. Setelah masing-masing kelompok itu mengerjakan tugasnya, guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil tugasnya secara bergantian.

Selanjutnya masing-masing kelompok untuk melihat hasil karya kelompok lain secara bergantian. Pada akhir kegiatan belajar mengajar ini guru memberikan penguatan materi dan mempersilakan kepada peserta didik untuk tanya jawab secara bergantian.

Model pembelajaran seperti ini sangat menarik, menyenangkan, dan dapat mendorong semangat belajar bagi peserta didik. Karena peserta didik ikut berperan aktif semua dalam model pembelajaran ini sehingga tidak ada anak-anak yang pasif dalam pembelajaran.

Model pembelajaran ini tidak harus dilaksanakan di dalam ruang kelas, namun bisa juga dilaksanakan di luar kelas agar ada variasi pembelajaran. Misalnya dilaksanakan di ruang perpustakaan, teras kelas, atau juga di bawah pohon sudut baca lingkungan sekolah. (ipa1/lis)

Guru PAI SDN Denasri Wetan 01 Batang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya